Keberadaan anjing liar di Karangasem diketahui sangat sulit untuk di vaksinasi oleh petugas, hal tersebut dikarenakan anjing-anjing liar tersebut sangat sulit untuk ditangkap. Padahal keberadaan anjing liar tersebut adalah pemicu utama rabies di Karangasem.
Kepala UPTD Puskeswan Karangasem, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangasem, Pande Gede Arya Saputra, Senin (23/5/2022) mengatakan selama ini pihaknya memang cukup mengalami kesulitan saat melakukan vaksinasi anjing liar.
"Karena sangat sulit untuk divaksin, keberadaan anjing liar inilah yang membuat kasus rabies di Karangasem tidak bisa dihentikan karena setiap tahunnya pasti ada korban gigitan anjing rabies," kata Saputra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saputra mengatakan dari sebanyak 80.000 populasi anjing yang ada di Kabupaten Karangasem, sekitar 5 persen merupakan anjing liar. Tapi liar dalam hal ini adalah sebenarnya anjing tersebut punya pemilik tapi sengaja dilepasliarkan, tidak diikat, dan dikurung yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat sejak dulu.
"Saya harap para pemilik anjing yang ada di Karangasem agar mengikat atau mengurung anjingnya sehingga saat kita melakukan vaksinasi akan lebih mudah sehingga kasus rabies dapat dikurangi," kata Saputra.
Saputra juga mengatakan terkait dengan hal tersebut pihaknya sudah beberapa kali melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, jika punya anjing agar diikat atau dikurung sehingga kasus rabies dapat diminimalisir.
"Sebenarnya ini juga untuk kebaikan masyarakat itu sendiri, karena jika anjingnya sudah divaksin mereka juga akan lebih aman karena resiko untuk terkena gigitan anjing rabies dapat diminimalisir," ujar Saputra.
Untuk saat ini di Kabupaten Karangasem juga sedang dilaksanakan vaksinasi serentak untuk anjing peliharaan dengan menyasar sebanyak 35 ribu dosis. Tapi terkait dengan berapa anjing yang sudah mendapat vaksinasi pihaknya mengaku belum menerima laporan terkait dengan data tersebut.
"Sebenarnya vaksin segitu masih belum cukup, tapi karena keterbatasan anggaran yang ada, kita akan prioritaskan wilayah yang dimana pernah terjadi kasus rabies serta wilayah dengan kasus aktif rabies," kata Saputra.
(nor/nor)