.webp)
Terkait dengan usulan dari Gubernur Bali I Wayan Koster soal penghapusan syarat PCR bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yang akan datang ke Bali mendapat apresiasi dari Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karangasem.
Ketua PHRI Karangasem I Wayan Kariasa, Jumat (20/5/2022) mengatakan jika usulan penghapusan syarat PCR bagi PPLN tersebut disetujui oleh Pemerintah Pusat tentu ini menjadi kabar baik bagi para pelaku pariwisata yang ada di Kabupaten Karangasem.
Mengingat selama ini, pangsa pasar di Karangasem lebih didominasi oleh wisatawan mancanegara seperti Eropa,Australia, Kanada, China dan yang lainnya. Sehingga jika hal tersebut disetujui tentu akan menjadi angin segar bagi pelaku pariwisata yang selama Pandemi Covid-19 ini mati suri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sangat mengapresiasi usulan yang diajukan oleh Gubernur Bali terkait penghapusan syarat PCR bagi PPLN, semoga dapat disetujui oleh Pemerintah Pusat," kata Kariasa.
Kariasa juga mengatakan jika usulan ini disetujui oleh Pemerintah Pusat tentu akan dapat mempercepat pemulihan ekonomi pariwisata karena di Kabupaten Karangasem pangsa pasarnya lebih didominasi oleh wisatawan mancanegara yang hampir mencapai 80 persen.
Apalagi di Karangasem ada banyak tempat wisata alam yang bisa dijajaki para wisatawan yang selama ini sudah jenuh karena tidak bisa liburan seperti rafting, snorkeling, diving dan yang lainnya.
Selain itu juga ada banyak tradisi yang dapat disaksikan saat berkunjung ke Karangasem salah satunya yang terdekat adalah geret pandan di Desa Tenganan Pegringsingan yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan Juni mendatang.
"Jadi, jika usulan tersebut disetujui akan ada banyak pihak yang kecipratan dengan adanya wisatawan mancanegara yang berlibur mulai dari pelaku destinasi tempat wisata, hotel, restoran dan masih banyak lagi," kata Kariasa yang juga sebagai Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Karangasem.
Karena menurut Kariasa jika syarat PCR sudah dihapus para wisatawan mancanegara tentu akan berlibur bersama dengan keluarga dan juga anak-anak mereka ke Bali. Hal itu berdasarkan pengalaman di beberapa tahun sebelumnya saat memasuki liburan di Bulan Juli, Agustus, September mereka kebanyakan datang bersama keluarga.
(nor/nor)
