Kisah Warga Pesisir Jembrana Korban Abrasi, Trauma-Tak Bisa Tidur

Kisah Warga Pesisir Jembrana Korban Abrasi, Trauma-Tak Bisa Tidur

I Ketut Suardika - detikBali
Selasa, 17 Mei 2022 04:30 WIB
Kondisi abrasi di Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana yang kian parah
Kondisi abrasi di Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana yang kian parah. (Foto: I Ketut Suardika)
Jembrana - Warga Dusun Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana Bali, sering mengalami trauma hingga ketakutan ketika gelombang tinggi dan air laut naik.

Apalagi saat bulan purnama, beberapa warga bahkan sengaja tidak tidur semalaman supaya terjaga ketika ada gelombang air naik.

Seperti yang diungkapkan salah satu warga Dusun Pebuahan, ia mengaku resah saat terjadi gelombang besar.

"Sudah tiga hari ombaknya besar. Kalau Bulan Purnama begini air laut mulai naik," kata Muhtadin ditemui detikBali di pinggir pantai Pebuahan, Senin (16/5/2022).

Gelombang tinggi membuat sejumlah bangunan rumah warga rusak. Karena akibat abrasi, jarak antara rumah dan lautan semakin dekat. Bahkan sebagian rumah warga sudah berada di laut dengan kondisi hancur, sebagian lagi masih ditempati.

Gelombang tinggi laut dikhawatirkan warga semakin membuat daratan tergerus abrasi. Karena dalam beberapa tahun terkahir abrasi sudah mengikis ratusan meter daratan, akibatnya puluhan rumah hilang karena daratan yang dulunya rumah berganti menjadi lautan.

Saat ini masih ada puluhan rumah yang terancam hilang. Beberapa diantaranya sudah tersisa sebagian saja, namun tetap ditepati oleh pemiliknya.

Seperti rumah Erni, rumahnya tersisa hanya bagian teras dan ruang tamu. Kamar dan dapur sudah hilang. "Sekarang hanya tinggal bagian depan saja untuk sementara ditempati," ungkapnya.

Erni bersama lima anggota keluarganya harus tinggal berdesakan di ruang tamu yang sempit.

Ketika ombak besar mereka juga merasa was was rumahnya hilang. "Separuh hilang, kamar tiga gudang satu. Takut pasti ada, tapi kita mau ngungsi juga, ngungsi kemana," tuturnya.

Dampak abrasi yang dialami Erni, juga dialami puluhan warga lain. Karena dari sepanjang garis pantai Banjar Pebuahan sekitar 2 kilometer, berjejer rumah warga yang sebagian besar sudah rusak, tetapi masih tetap ditempati.

"Kalau rumah sudah banyak yang rusak, pemiliknya mengungsi ke lokasi yang jauh dari pantai," terangnya.

Tidak hanya tempat tinggal, tempat usaha kuliner ikan bakar yang menjadi salah satu ikon wisata kuliner Jembrana hancur.

Sebelum abrasi meluas, belasan usaha kuliner ikan bakar di pesisir pantai. Namun saat ini hanya sedikit yang bertahan.


(dpra/dpra)

Hide Ads