Bunuh diri yang dilakukan Komang Adi Ariana (21), mahasiswa asal Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung masih diperbincangkan banyak orang.
Jadi sorotan karena Ariana karena sebelum mengakhiri hidup, mendiang sempat menyewa kost harian.
Bahkan tak hanya menjadi buat bibir masyarakat, kepergian tak wajar Ariana juga menyisakan tanda tanya sekaligus duka bagi keluarganya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih bagi ibu mendiang Ariana, yakni Kadek Darmini dan adiknya Ketut Rian. Ditemui di rumahnya di Banjar Eha, Desa/Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, keduanya mengaku tak menyangka jika Ariana akan pergi dengan cara instan.
Di mata ibu kandung dan adiknya, Ariana semasa hidup dikenal sebagai sosok pendiam dan irit bicara dari sejak kecil. "Dia jarang bicara,"ujar Rian.
Bahkan kata Rian, kebiasaan kakaknya jarang bicara sudah diakui dari mendiang masih kecil.
"Kakak saya ini pendiam. Jarang mau terbuka kecuali sama (orang) yang memang sudah dekat sama dia. Jika ada yang perlu dibicarakan, barulah Komang mau berbicara," ucap Rian.
Sementara itu, sebelum ditemukan tewas bunuh diri, Rian menuturkan, Komang Adi memang tinggal sementara di Denpasar dengan menumpang di rumah pamannya.
Kata Rian, korban sudah lima bulan bekerja sebagai pengantar barang di salah satu toko oleh-oleh khas Bali.
"Dia (Mendiang Komang Adi Ariana) biasanya pulang kampung di Tampaksiring ketika ada upacara agama,"jelasnya.
Sementara itu, ibu korban, Kadek Darmini, mengaku masih sangat terpukul atas kejadian itu.
Dia tak menyangka putra ketiganya meninggal dengan cara tragis dengan cara gantung diri.
Sebelum kabar duka itu diterimanya, Darmini sudah curiga saat iparnya alias paman korban menelpon ke Tampaksiring.
Sang paman justru menanyakan kabar Komang Adi ke Darmini dan mengira korban pulang kampung.
Wanita yang sehari-hari bertani ini kaget karena Komang tak pernah cerita akan pulang. Ia berinisiatif menelpon Komang berulang kali, namun kerap tak mendapat respon.
"Waktu itu saat telepon (Komang) tidak diangkat. Saya suruh adiknya cek di HP dibilang on di WA. Jadi waktu itu tidak ada rasa curiga. Berpikir positif, mungkin (mendiang) sedang sibuk," ujar Darmini.
Sedangkan mengenai isi pesan surat yang ditulis Komang Adi, Darmini juga enggan memastikan.
Ia mengaku sudah pasrah dengan apa yang terjadi saat ini. Meski begitu, Darmini meyakini apa yang dilakukan putra ketiganya itu murni karena masalah pribadi.
Darmini mengakui, Komang anak yang sensitif, pendiam, namun bersikap ambisi untuk bisa menyelesaikan sesuatu.
"Anak saya ini memang selalu bercita-cita apapun harus terwujud. Saya cuma kecewa saja. Dia sempat bilang sayang keluarga, tapi kenapa dia malah meninggalkan," ungkap Darmini dengan mata berkaca.
Seperti diberitakan sebelumnya, Komang Adi Ariana ditemukan tewas gantung diri di sebuah kamar kost di kawasan Ungasan, Kuta selatan, Badung.
Sebelum tewas, korban sempat menyewa kamar kost khusus selama sehari di wilayah Desa Ungasan seharga Rp 100.000 perhari.
Komang mengaku saat itu akan mengunjungi keluarga di Desa Pecatu, Kuta Selatan, Badung.
Pemilik kost, Ketut Adhi Yoga menjelaskan kepada polisi, korban baru membayar kos selama satu hari pada Senin (25/4) dan seharusnya check out pada Selasa (26/4).
Namun bukannya check out, pemilik kost menemukan korban tewas tergantung di balik pintu yang tidak dikunci dengan meninggalkan surat wasiat. (*)
(dpra/dpra)