Naik Motor 2 Hari, Bagong Semringah Bisa Mudik dari NTB ke Jember

Naik Motor 2 Hari, Bagong Semringah Bisa Mudik dari NTB ke Jember

Ahmad Viqi - detikBali
Sabtu, 30 Apr 2022 10:30 WIB
Kisah pemudik asal Jember berangkat dari Sumbawa pakai sepeda Motor, Jumat (29/4/2022).
Kisah pemudik asal Jember berangkat dari Sumbawa pakai sepeda Motor, Jumat (29/4/2022). Foto: Ahmad Viqi/detikBali
Lombok Barat -

Selama 3 tahun Pandemi COVID-19 melanda, Bagong (47) yang tinggal di Sumbawa NTB bersama keluarga, belum bisa pulang ke kampung halamannya di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Beruntung, setelah sekian lama kini Bagong akhirnya bisa pulang menggunakan sepeda motor bersama istri tercinta.

Berangkat dari Kecamatan Sekongkang Kabupaten Sumbawa Besar, Bagong nekat mudik dengan mengendarai sepeda motor matiknya melalui pelabuhan Lembar Lombok Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lebih enak pakai motor. Bisa nyalip sana sini dan bisa terhindar dari macet," kata Bagong saat dijumpai detikBali, Jumat (29/4/2022) di Lembar.

Ia pun menceritakan sudah hampir 4 tahun tidak pernah pulang ke Kabupaten Jember.

ADVERTISEMENT

Di Sekongkang Sumbawa NTB, dia menetap di sebuah gubuk kecil sambil menanam semangka.

Selama menetap di Sumbawa, Bagong menanam semangka bersama keluarganya di lahan sewa seluas 4 hektar milik warga lokal setempat.

"Jadi memang suka bercocok tanam. Karena keterbatasan lahan di Jember, makanya cari lahan sewa di Sumbawa," cerita Bagong.

Dia menuturkan, dalam sekali panen, semangka yang ditanam Bagong juga kerap dijual ke Pulau Lombok hingga Pulau Jawa. Satu hektar lahan yang disewa untuk tempat bercocok tanam senilai Rp 2,5 - 3 juta.

"Kalau di Jawa kan boro-boro dapat sewa segitu. Pasti di atas Rp 20 juta per-hektar. Karena di Sumbawa itu kan jarang-jarang warga lokal mau bercocok tanam," katanya.

Selama satu tahun bercocok tanam, keuntungan yang didapat Bagong bersama sang Istri cukup untuk membiayai anak sekolah di Jember. Bahkan, sekali panen semangka yang dia tanam di lahan seluas Rp 4 hektar diperkirakan dapat keuntungan capai Rp 20 hingga Rp 30 juta.

"Ya lumayan. Tapi itu kotornya. Belum bayar ini itu. Tapi Alhamdulillah cukup untuk kebutuhan," ujar Bagong.

Bagong termasuk petani yang cukup ulet. Bahkan hampir separuh hidupnya dihabiskan untuk bertani. Dia sudah melakoni profesi menanam semangka di Sumbawa sudah hampir 7 tahun.

"Tiap tahun harga sewa naik. Dari yang sejuta sehektar sampai 3 juta. Tapi sewa itu masih wajar. Sesuai kondisi ekonomi kan," ujarnya.

Bersama sang Istri, kini Bagong akhirnya bisa bertemu keluarga di Kabupaten Jember. Berangkat dari Pelabuhan Poto Tano Sumbawa Barat pada hari Kamis (28/4/2022) Bagong hanya membayar tiket motor senilai Rp 55 ribu.

Setiba di Pelabuhan Lembar kini Bagong harus berlayar menggunakan kapal Ferry menuju pelabuhan Padangbai, Karangasem, Bali.

"Kita sudah beli tiketnya sampai Bali itu seharga Rp 145 ribu permotor," katanya.

Dari Pulau Sumbawa Bagong pun tidak membawa barang-barang berharga. Dia hanya membawa diri dan hasil penjualan semangka yang dia tanam di Pulau Sumbawa.

Dari Pulau Sumbawa, Bagong akan mengendarai sepeda motor selama dua hari dua malam sampai Jember.

"Kami santai aja. Karena keselamatan adalah nomor satu. Kalau capek kami istirahat sambil menunggu berbuka puasa," katanya.

Bagong pun bertutur mudik tahun 2022 kali ini menjadi momen berarti bagi dia dan sang istri.

Dia mengaku mudik kali ini tidak menghadapi kendala berarti. Seluruh perlengkapan surat kendaraan dan vaksin sudah dikantongi Bagong dan istri.

Lanjut Bagong, dirinya akan kembali menanam semangka di Sekongkang selepas perayaan Idul Adha 1443 hijriah nanti.




(kws/kws)

Hide Ads