Video singkat alat kontrasepsi yang ditunjukkan salah seorang pemuda diduga di Pura Samuan Tiga, Desa Bedulu, Gianyar, telah tersebar di sejumlah akun media sosial.
Dalam sekejap, video berkonten tak pantas itu langsung mendapat kecaman dari masyarakat luas.
Tak sedikit netizen yang mem-bully unggahan video di akun Tiktok @Pejuang Ayang
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa jam setelah videonya heboh, seorang pemuda terduga si pembuat video tersebut, akhirnya memohon maaf. Pernyataan maaf itu ia sampaikan pada video yang juga tersebar di medsos.
Dalam video tersebut, pemuda laki-laki dengan memakai kaus hitam, terus menyebut telah menyesali perbuatannya.
Itu dia lakukan di depan kamera sambil menangis. Ia tak menyangka bahwa videonya akan heboh dan menuai kritik tajam dari masyarakat.
Pemuda itu mengaku tak ada niat untuk berbuat aneh-aneh atau tak senonoh di pura. Bahkan ia menyebut kondom itu dibawa temannya seraya mengatakan memohon maaf sebesar-besarnya.
"Saya mau klarifikasi tentang video saya itu. Itu bukan bermaksud saya berbuat yang aneh-aneh dan saya gak niat bikin konten gitu," kata pemuda itu dalam video.
"Itu (kondom) soalnya temen saya yang bawa, bener. Saya tidak tahu (tindakan) akan seperti ini. Saya tahu saya salah.
Tapi saya mohon maaf sebesar-besarnya. Saya gak tahu (video) akan seperti ini," tukasnya.
Kabar adanya video viral itu pun diketahui pihak Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Perbekel Bedulu, I Putu Ariawan bahkan mengaku kaget mendengar kabar itu dari laporan masyarakatnya, dan sudah tersebar di media sosial.
Ariawan menyayangkan tindakan itu dilakukan oknum masyarakat di sebuah pura. Terlebih diduga aksi itu direkam saat berlangsungnya Calonarang serangkaian upacara besar di Pura Samuan Tiga, Gianyar.
Dengan adanya ulah oknum masyarakat itu, dinilai sudah melecehkan adat-budaya. Sebab apa yang dilakukan orang dalam video itu sudah keluar dari norma.
Pihaknya berharap ada itikad baik dari yang bersangkutan dengan memberi penjelasan langsung.
"Kami kaget dan menyayangkan masalah ini. Kami ingin siapapun hal seperti ini tidak dijadikan main-main. Ini sudah membuat gaduh di masyarakat, tukasnya. (*)
(dpra/dpra)