Stasiun Klimatologi (Staklim) BMKG Jembrana mengingatkan pemudik untuk selalu waspada, mengingat dalam sepuluh hari ke depan atau selama arus mudik akan lebih sering turun hujan terutama pada jam tertentu. Hal tersebut disampaikan Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jembrana Aminudin Al Roniri, kepada detikBali.
Menurutnya, saat ini kondisi cuaca di Provinsi Bali masih pada tahap peralihan (pancaroba) sehingga kondisi panas gerah dan hujan masih bisa hadir bergantian. Untuk beberapa hari ke depan, diprediksi potensi hujan masih berpeluang terjadi di wilayah Bali yang diakibatkan oleh gangguan sirkulasi angin di selatan Sumatera dan Jawa.
Sedangkan pada akhir April diprediksi kondisi kering akan kembali datang, seiring dengan menghilangnya gangguan sirkulasi angin tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi kering ini biasanya akan ditandai dengan suhu dingin di pagi hari," jelas Aminudin.
Secara umum, awal kemarau di Bali diprediksi agak basah karena pengaruh fenomena La Nina Moderat di Samudera Pasifik yang membawa uap air ke arah Indonesia dan potensi Dipole Mode Negatif di Samudera Hindia yang membawa uap air dari arah barat Indonesia.
Terkait jelang mudik, Aminudin berharap para pemudik agar bisa memanfaatkan waktu untuk dengan baik untuk melakukan perjalanan mudik pulang kampung.
"Karena melihat cuaca seperti ini, pemudik sebaiknya mengambil waktu sepagi mungkin. Biasanya kalau kemarau otomatis akan panas, cuaca Gilimanuk juga pasti panas," ungkapnya.
Aminudin juga menyarankan pemudik untuk bisa mempersiapkan diri, karena cuaca juga bisa berubah. Hujan juga masih bisa terjadi. Terutama ketika mengalami antrean saat perjalanan.
"Terutama yang membawa anak kecil. Yang terpenting persiapkan alat untuk melindungi diri selama perjalanan, seperti siapkan jas hujan dan payung," ujarnya.
(nke/nke)