Arus mudik dari Bali menuju Pulau Jawa melalui Pelabuhan Gilimanuk sudah mulai meningkat sejak beberapa hari terakhir. Pada Kamis (21/4/2022) jumlah pemudik juga tampak meningkat Pelabuhan Gilimanuk. Meski demikian, belum ada antrean kendaraan memasuki pelabuhan. Semua kendaraan masih lancar memasuki area pelabuhan.
Para pemudik yang mencuri start mudik kebanyakan menggunakan sepeda motor. Namun banyak diantara pemudik yang ternyata belum tahu persis syarat perjalanan terbaru yang ditetapkan oleh pemerintah. Akibatnya, banyak pemudik yang harus putar balik dari pos validasi persyaratan perjalanan di pelabuhan akibat persyaratan yang belum dipenuhi.
Hariono, salah satu pemudik yang hendak ke Jawa Timur, harus rela putar balik dari pos validasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Gilimanuk karena baru mendapatkan vaksin baru dosis kedua dan tidak membawa surat keterangan hasil tes antigen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal berdasarkan ketentuan terbaru, hanya pemudik yang sudah mendapat vaksin booster saja yang bisa menyeberang tanpa hasil tes antigen. Mereka yang baru vaksin dua kali harus melengkapi diri dengan surat keterangan tes antigen dengan hasil negatif COVID-19.
"Saya kira bisa hanya vaksin kedua. tidak tahu ada harus vaksin ketiga," ungkap Hariono.
Akibatnya, ia terpaksa keluar dari pos validasi di Pelabuhan Gilimanuk untuk melakukan tes antigen. Kebetulan ada beberapa tempat layanan pos antigen yang buka di jalan menuju Pelabuhan Gilimanuk.
Menurut petugas validasi dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Gilimanuk Yunita Budiartati, masih banyak pemudik yang belum mengetahui syarat syarat mudik sesuai dengan SE Satgas COVID-19 Nomor 16 tahun 2022 yang mulai berlaku pada tanggal 2 April 2022. Akibatnya, banyak pemudik yang terpaksa diminta putar balik untuk melengkapi persyaratan.
"Masih banyak warga yang belum tahu syarat mudik. Bagi pemudik yang belum vaksin ketiga, diwajibkan menyertakan keterangan test rapid antigen yang menyatakan bebas COVID -19. Yang sudah vaksin ke tiga tidak perlu melengkapi test rapid antigen," ujar Yunita Budiartati.
(nke/nke)