Liputan Khusus Puputan Margarana (9)

Ingatan Prajurit 95 Tahun tentang Sosok I Gusti Ngurah Rai

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Minggu, 23 Nov 2025 07:00 WIB
Ketua LVRI Bali, I Gusti Bagus Saputera saat ditemui detikBali di Kantor LVRI Bali, Denpasar, Senin (17/11/2025). (Foto: Rizki Setyo/detikBali)
Denpasar -

Di antara ratusan kisah tentang perlawanan di Puputan Margarana, ada satu cerita yang tetap hidup dalam ingatan seorang prajurit muda bernama I Gusti Bagus Saputera. Usianya kini 95 tahun, tetapi memorinya tentang komandan pasukan Sunda Kecil, I Gusti Ngurah Rai, masih setajam dulu.

Peristiwa Puputan Margarana pada 20 November 1946 bukan hanya catatan sejarah, tetapi pengalaman yang membentuk hidup Saputera. Ia masih remaja 16 tahun ketika bergabung sebagai prajurit paling bawah di pasukan TKR Sunda Kecil. Ngurah Rai, yang saat itu berusia 29 tahun, menjadi sosok yang ia hormati dari kejauhan.

"Saya anggota juga tapi paling bawah prajurit paling bawah, kalau Pak Rai mayor saya prajurit paling rendah di bawah kopral, karena saya masih 16 tahun. Saya nggak pernah bicara langsung dengan beliau karena jaraknya terlalu jauh," ujar Saputera di Kantor LVRI Bali, Senin (17/11/2025).

Saputera ingat betul aura tegas Ngurah Rai. Pakaian militer rapi, sepatu yang selalu bersih, selempang yang melekat, serta senjata yang tak pernah jauh dari tubuhnya. Meski begitu, ketegasan itu tidak membuat sang komandan berjarak. Ia suka bercanda, merokok, dan menyapa siapa saja.

"Orang hormat sama beliau orang yang tinggi-tinggi (badannya), beliau cerdas orangnya, suka humor, suka menyapa orang, suka bertemu bertanya bagaimana (kabar)," kisahnya.

Pemimpin Bertubuh Kecil, Wibawa Besar

Satu hal yang membuat Saputera tak pernah lupa: postur Ngurah Rai ternyata kecil. Ia menggambarkan tinggi sang komandan sekitar 154 sentimeter, dengan berat kira-kira 45 kilogram.

"Pendek dia. Saya melihat dari jauh kagumlah melihat orang kecil kok bisa (memimpin). Berat kira-kira 45 kilogram, tapi berwibawa berkumis gitu," tuturnya.

Dan wibawa itu tidak lahir dari tubuh besar, melainkan keberanian yang tidak pernah redup. Saputera mengatakan, Ngurah Rai dihormati bukan karena pangkat saja, tapi karena prinsip-pemimpin yang menolak kompromi dengan Belanda dalam bentuk apa pun.

Simak Video "Video Dampak Listrik Bandara Ngurah Rai Bali Padam: 74 Penerbangan Delay"


(dpw/dpw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork