Penemuan Mengejutkan, Tikus Tanah Emas yang Dikira Punah Ditemukan Kembali!

Penemuan Mengejutkan, Tikus Tanah Emas yang Dikira Punah Ditemukan Kembali!

Rachmatunnisa - detikBali
Kamis, 13 Feb 2025 15:13 WIB
De Wintons golden mole atau tikus tanah De Winton
Tikus tanah De Winton diyakini telah punah selama hampir 90 tahun. Namun tiba-tiba saja hewan ini terdeteksi lagi keberadaannya di Afrika Selatan. (Foto: NPR)
Denpasar -

De Winton's golden mole atau tikus tanah emas De Winton, yang telah lama dianggap punah, kembali terdeteksi di Afrika Selatan. Tikus ini dianggap sudah punah sejak 90 tahun lalu.

Penemuan ini mengguncang dunia konservasi dan membuka peluang baru dalam pelestarian spesies langka.

Habitat dan Ancaman

Tikus tanah emas De Winton (Cryptochloris wintoni) adalah mamalia endemik Afrika Selatan yang hidup di semak kering subtropis, vegetasi semak tipe Mediterania, dan pantai berpasir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, spesies ini menghadapi ancaman serius akibat kerusakan habitat, yang membuatnya masuk dalam kategori 'sangat terancam punah'.

Perburuan ilmiah untuk menemukan kembali tikus tanah emas De Winton melibatkan para peneliti dari Endangered Wildlife Trust (EWT) dan University of Pretoria. Mengutip detikInet, tim penelitian menjelajahi hingga 18 kilometer bukit pasir setiap hari, dibantu oleh anjing pelacak Border Collie bernama Jessie, yang terlatih untuk mendeteksi bau khas dari terowongan tikus tanah.

ADVERTISEMENT

Teknik pencarian juga mencakup metode inovatif berupa analisis DNA lingkungan (eDNA), yang mengandalkan sampel biologis seperti kulit, rambut, dan ekskresi yang tertinggal di tanah. Teknologi ini memungkinkan para peneliti memastikan keberadaan spesies tanpa perlu melihatnya secara langsung.

Harapan Baru dalam Konservasi

Penemuan kembali tikus tanah emas De Winton memberikan harapan besar bagi dunia konservasi. Spesies ini yang sebelumnya dianggap telah punah, kini menjadi bukti bahwa metode pencarian yang lebih canggih dapat membantu menemukan kembali satwa yang hilang.

Ahli konservasi Christina Biggs menekankan pentingnya perlindungan habitat alami tikus tanah ini. Ancaman terhadap ekosistem bukit pasir, termasuk akibat aktivitas pertambangan dan pembangunan perumahan, masih menjadi tantangan besar. Oleh karena itu, langkah-langkah konservasi yang lebih ketat sangat dibutuhkan untuk memastikan kelangsungan hidup spesies ini.

Implikasi Lebih Luas bagi Konservasi Satwa

Keberhasilan penggunaan eDNA dalam pencarian ini membuka jalan bagi penerapan teknologi serupa untuk menemukan spesies lain yang dianggap telah punah. Peristiwa ini tidak hanya menyoroti ketahanan alam, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya inovasi dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati.

Saat dunia merayakan penemuan ini, para ilmuwan dan pemerhati lingkungan diingatkan akan perlunya upaya berkelanjutan untuk melindungi spesies langka dan habitatnya dari ancaman yang terus berkembang.

Artikel ini telah tayang di detikInet. Baca selengkapnya di sini!




(dpw/dpw)

Hide Ads