Desa Taro Raih Penghargaan ASEAN Community-Based Tourism di Malaysia

Internasional

Desa Taro Raih Penghargaan ASEAN Community-Based Tourism di Malaysia

Sui Suadnyana - detikBali
Selasa, 21 Jan 2025 19:18 WIB
Kepala Desa Taro, I Wayan Warka, bersama Ketua Pokdarwis, I Wayan Gede Ardika, menerima penghargaan ASEAN Community-Based Tourism di Johor Bahru, Malaysia, Senin (20/1/2024). (Dok. Pemkab Gianyar)
Foto: Kepala Desa Taro, I Wayan Warka, bersama Ketua Pokdarwis, I Wayan Gede Ardika, menerima penghargaan ASEAN Community-Based Tourism di Johor Bahru, Malaysia, Senin (20/1/2024). (Dok. Pemkab Gianyar)
Johor Bahru -

Desa Wisata Taro, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Bali, meraih penghargaan The 4th ASEAN Community-Based Tourism (CBT) Award di Persada Johor Convention Centre, Johor Bahru, Malaysia, Senin (20/1/2024). Penghargaan ini diberikan dalam rangkaian acara ASEAN Tourism Award (ATA) 2025.

Penghargaan diterima Perbekel Desa Taro, I Wayan Warka, didampingi Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Taro, I Wayan Gede Ardika. Pengakuan ini merupakan hasil dari kontribusi dan dedikasi Desa Taro dalam mengelola pariwisata berbasis masyarakat di tingkat ASEAN.

"Keberhasilan ini adalah bukti kerja keras masyarakat Desa Taro yang terus berinovasi dalam pengelolaan pariwisata berbasis lingkungan, budaya, dan kearifan lokal," ujar Warka dalam siaran pers, Selasa (21/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warka menekankan keberhasilan ini merupakan hasil perjalanan panjang Desa Taro dalam mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat. "Kemenangan ini adalah hasil kerja keras semua pihak. Kami berharap Desa Taro dapat menjadi inspirasi bagi desa lain dalam pelestarian budaya dan pengelolaan wisata yang berkelanjutan," jelasnya.

Penilaian untuk penghargaan ini didasarkan pada inovasi wisata, pemberdayaan masyarakat, pelestarian budaya, dan kontribusi desa terhadap Sustainable Development Goals (SDGs). Desa Taro dinilai unggul dalam mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan, pengelolaan lingkungan, dan tata kelola desa yang solid.

Desa Wisata Taro dikenal dengan ikon lembu putih, warisan bersejarah yang hanya ditemukan di desa ini. Lembu putih menjadi simbol kebudayaan yang dilestarikan masyarakat setempat dan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan.

Selain itu, Desa Taro menawarkan berbagai atraksi wisata unik, seperti wisata kunang-kunang dan cooking class masakan khas Bali di Banjar Patas. Program-program ini menarik perhatian wisatawan mancanegara yang ingin merasakan pengalaman autentik. Hampir setiap banjar di Desa Wisata Taro memiliki fasilitas penginapan berbasis pemberdayaan masyarakat yang dikelola rumah tangga setempat.

Melalui program ekowisata dan wisata budaya, Desa Taro berhasil meningkatkan pendapatan desa dan kesejahteraan masyarakat. Sebanyak 14 banjar di desa ini terus mengembangkan program wisata baru guna menarik lebih banyak wisatawan lokal maupun mancanegara.

Prestasi ini memperkuat posisi Desa Wisata Taro sebagai destinasi unggulan yang unik dan eksklusif di Bali. Penghargaan dari ASEAN ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi masyarakat Desa Taro, tetapi juga menunjukkan potensi besar desa-desa di Indonesia dalam mendukung pariwisata berbasis masyarakat di tingkat internasional.




(hsa/hsa)

Hide Ads