Perkenalkan Bernadete Koten, Profesor Perempuan Pertama dari Flores Timur

Kabar Kampus

Perkenalkan Bernadete Koten, Profesor Perempuan Pertama dari Flores Timur

I Wayan Sui Suadnyana, Arnoldus Yurgo Purab - detikBali
Minggu, 14 Apr 2024 16:50 WIB
uru besar perempuan pertama dari Flores Timur, NTT, Prof. Dr. Bernadete Barek Koten, S.Pt., MP. (Dok. pribadi Prof Bernadete Koten)
Foto: Guru besar perempuan pertama dari Flores Timur, NTT, Prof. Dr. Bernadete Barek Koten, S.Pt., MP. (Dok. pribadi Prof Bernadete Koten)
Flores Timur -

Staf dosen di Jurusan Peternakan Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Bernadete Barek Koten, menjadi guru besar perempuan pertama asal Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia kini menyandang gelar profesor dengan nama lengkap Prof. Dr. Bernadete Barek Koten, S.Pt., MP.

Bernadete Koten dikukuhkan menjadi guru besar bidang tanaman pakan dan pastura. Ia dikukuhkan sebagai guru besar oleh Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana) Maxs UE Sanam di Aula Student Center Politeknik Pertanian Negeri Kupang, NTT, Jumat (22/12/2023).

Perempuan yang menjadi staf dosen di Jurusan Peternakan Politeknik Pertanian Negeri Kupang sejak 1 Mei 1995 itu membawakan orasi ilmiah tentang arbila (Phaseolus lunatus L) saat pengukuhannya sebagai guru besar. Arbila adalah tanaman pakan ternak potensial yang tumbuh di lahan kering.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengukuhan Prof. Dr. Bernadete Barek Koten, S.Pt., MP sebagai guru besar. Bernadete Koten adalah profesor perempuan pertama asal Flores Timur, NTT. (Dok. pribadi Prof Bernadete Koten)Foto: Pengukuhan Prof. Dr. Bernadete Barek Koten, S.Pt., MP sebagai guru besar. Bernadete Koten adalah profesor perempuan pertama asal Flores Timur, NTT. (Dok. pribadi Prof Bernadete Koten)

Bernadete mengatakan NTT sebagai provinsi gudang ternak. Hal itu terbukti dari banyaknya ternak yang dikembangkan dan diperdagangkan antarpulau.

Kualitas tenak ditentukan oleh pakan. Oleh sebab itu, peningkatan kualitas ternak juga harus memerhatikan kualitas pada pakan. Menurutnya, NTT memiliki banyak padang penggembalaan alam yang cukup luas untuk mendukung pengembangan kualitas ternak.

ADVERTISEMENT

"Saya melihat satu tanaman pakan dan pastura (padang penggembalaan) yaitu legum. Legum berpotensi jadi pakan berkualitas," ujarnya kepada detikBali di Larantuka, Minggu (14/4/2024).

Selain itu, Bernadete melihat tanaman tumpang sari arbila dan sorgum merupakan salah dua tanaman yang mampu tumbuh di iklim NTT. Kedua tanaman itu mampu memenuhi kebutuhan energi dan protein pada ternak.

Bernadete telah melakukan penelitian tentang arbila selama 13 tahun dan menemukan sebanyak 49 jenis arbila. Tanaman arbila, terangnya, cocok untuk pakan peternakan di NTT.

Bernadete berharap orang NTT mampu melihat peluang keberadaan arbila dan bersedia untuk mengembangkannya. "Ini kalau tidak bisa dikembangkan bisa punah," terang perempuan kelahiran Waiklibang, Flores Timur, pada 12 April 1970 itu.

Riwayat Hidup


Bernadete merupakan anak dari Dominikus Doro Koten dan Katarina Niron Maran. Ia dibesarkan oleh Musa Mella dan Maria Magdalena Mella Koten serta diadopsi oleh Yuliana Koten.

Bernadete mengawali masa pendidikannya di sekolah dasar dengan berpindah-pindah. Ia awalnya mengenyam pendidikan di Sekolah Dasar (SD Inpres Ratulodong, Kecamatan Tanjung Bunga, Flores Timur, pada 1976.

Namun, Bernadete kemudian pindah ke SD Inpres Oenasi, Kecamatan Kota Soe, Timor Tengah Selatan. Ia mengenyam pendidikan di SD Inpres Oenasi dari 1977 hingga 1981.

Bernadete tak menamatkan pendidikan dasarnya di SD Inpres Oenasi. Sebab, pada 1982 pindah ke SDK Larantuka V , Flores Timur. Di sanalah ia mendapatkan ijazah SD-nya.

Tak seperti masa pendidikan dasar yang berpindah-pindah, Bernadete menamatkan sekolah menengah pertamanya di SMP Negeri Larantuka, Flores Timur. Ia menempuh pendidikan di sana selama tiga tahun sejak 1.982 hingga 1.985.

Bernadete kemudian melanjutkan ke sekolah menengah atas di SMA Negeri 468 Larantuka, Flores Timur pada 1.985 hingga 1.988. Selepas itu, ia melanjutkan kuliah Strata 1 (S-1) di Universitas Nusa Cendana Kupang pada tahun yang sama dan lulus pada 1993.

Tak berhenti sampai S-1, Bernadete lalu terbang ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk melajutkan S-2 di Universitas Gajah Mada pada 2002. Ia menempuh pendidikan S-2 selama dua tahun dan lulus pada 2004.

Bernadete juga melanjutkan kuliah S-3 di universitas yang sama pada 2010 dan meraih gelar doktor pada 2013. Bernadete Koten membidangi ilmu terkait nutrisi dan makanan ternak, hijauan makanan ternak, dan manajemen pastura.

Bernadete kerap membawakan hasil risetnya dalam seminar, simposium, dan konferensi. Berbagai riset itu dibawakan baik online dan offline, dari Bali dan NTT. Ia juga aktif menulis puluhan karya ilmiah dan buku.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads