
3 Curhat Eks Anak Buah Sambo, Dulu Gemetar Kini Nangis dan Takut
AKBP Arif Rachman Arifin menangis di sidang kasus dugaan perusakan CCTV hingga menyebabkan terhambatnya penyidikan pembunuhan Brigadir N Yosua Hutabarat.
AKBP Arif Rachman Arifin menangis di sidang kasus dugaan perusakan CCTV hingga menyebabkan terhambatnya penyidikan pembunuhan Brigadir N Yosua Hutabarat.
Eks Wakaden B Biro Paminal Propam Polri, Arif Rachman Arifin mengaku menyesal karena Ferdy Sambo tidak bertanggung jawab atas kasus tewasnya Brigadir Yosua.
"Jadi kalau di sini pinter ngomong, di sana nggak ada artinya, lebih baik ngomong sekarang apa adanya," ujar hakim Djuyamto.
AKBP Arif Rachman Arifin mengaku bersepakat dengan Kompol Baiquni untuk buka-bukaan setelah mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo dipatsuskan.
Jaksa Penuntut Umum mempertanyakan apakah eks Wakaden B Biro Paminal Propam Polri, Arif Rachman Arifin menyesali perbuatannya terseret ke perkara Ferdy Sambo.
"Nggak bisa berdiri karena gemetar jadi sambil jongkok nelepon Pak Hendra," kata AKBP Arif Rachman di sidang, menceritakan momen lihat CCTV Yosua masih hidup
AKBP Arif Rachman Arifin menangis di sidang. Mantan anak buah Sambo ini mengaku takut bernasib sama dengan Yosua jika tidak menuruti perintah Sambo saat itu.
Saat itu Arif juga melaporkan ke Hendra soal olah TKP oleh tim khusus (timsus) yang dipimpin oleh Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto.
AKBP Arif Rachman Arifin menceritakan ulang momen timsus Polri melakukan olah TKP pembunuhan Brigadir Yosua di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jaksel.
Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo akhirnya membuka dan membacakan isi buku hitam yang selalu dibawanya ke persidangan.