.webp)
Siswi SMP berinisial SFA dipolisikan usai mengkritik Wali Kota Jambi, Syarif Fasha. Menkopolhukam Mahfud Md meminta agar SFA dilindungi.
Awalnya mantan hakim MK itu mengucapkan terima kasih atas informasi terkait yang menjerat SFA telah disampaikan padanya. Dia mengaku akan berkoordinasi terlebih dahulu ke pihak terkait.
"Terima kasih atas infonya, Polhukam akan berkoordinasi dengan Kementerian PPA, Kompolnas, dan Komisi Perlindungan Anak untuk bisa ke Jambi membantu mendampingi anak ini," ujar Mahfud di akun Twiter dilansir detikSumbagsel, Senin (5/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian Mahfud meminta agar SFA dapat dilindungi, dan didampingi terkait masalah hukum yang dihadapinya. Selanjutnya dia berpesan agar SFA mendapat perlakuan hukum yang berlaku untuk anak.
"Dampingi, lindungi, jernihkan masalahnya, perlakukan anak-anak sesuai hukum yang berlaku bagi anak-anak," lanjut Mahfud.
Seorang siswi SMP di Jambi dilaporkan ke polisi karena mengkritik Wali Kota Jambi, Syarif Fasha di media sosial. Video unggahan siswi berinisial SFA itu viral di media sosial, lalu diadukan Pemkot Jambi ke polisi atas dugaan pelanggaran UU ITE.
"Benar adanya laporan pengaduan itu bahwa si adik SFA dilaporkan oleh atas nama Gempa, yang bersangkutan itu adalah Kabag Hukum Pemkot di Jambi," kata Kasubdit 5 Direskrimsus Polda Jambi, Kompol Andi Purwanto.
Siswi SMP itu dilaporkan ke polisi pada 4 Mei lalu oleh Kabag Hukum Pemkot Jambi, Gempa. SFA dilaporkan ke polisi atas dugaan pelanggaran Pasal 28 ayat 2 UU ITE, atau ujaran kebencian di media sosial.
"Jadi kenapa dilaporkan? karena dalam postingan saudara adik SFA itu ada menyebutkan bahwa Wali Kota Jambi itu menyengsarakan seorang veteran kemudian ada juga surat dari kerajaan fir'aun Pemkot Jambi," ujar Andi.
Artikel ini sudah terbit di detikSumbagsel.
(astj/astj)
