Kilas Balik Kematian Brigadir J hingga Pengakuan Bharada E

Brigadir RR Tersangka Pembunuhan Berencana Kasus Brigadir J — Foto: Istimewa

Medan -

Kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J saat ini memasuki babak baru. Babak dimana sejumlah nama telah di tetapkan sebagai tersangka. Info terkini, Senin (8/8/2022) menyebutkan tersangka dibalik kematian bintara Polri tersebut menjadi 3 orang. Dua diantaranya adalah ajudan dan sopir istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Dalam keterangan pertama pihak kepolisian Brigadir J baku tembak dengan rekannya Bharada Richard Eliezer alias Bharada E di rumah Irjen ferdy Sambo sebelum dicopot dari jabatannya sebagai Kadiv Propam Polri.

Narasi polisi tembak polisi tersebut sempat menjadi pertanyaan banyak pihak. Pasalnya Bharada E disebut melakukan 5 penembakan yang mengakibatkan ada 7 luka di tubuh Brigadir J.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara Brigadir J melakukan penembakan 7 kali namun tidak satupun peluru mengenai Bharada E. Anehnya lagi, Brigadir J yang tewas ditembak Jumat (8/7/2022) tersebut baru dirilis pihak kepolisian Senin (10/7/2022). Mayat Brigadir J di autopsi, selanjutnya diantarkan ke Jambi untuk dimakamkan.

Saat penyerahan jenazah ada hal yang sangat janggal. Keluarga sempat tidak diizinkan untuk melihat jasad Brigadir J. Bahkan pengakuan keluarga sempat terjadi perdebatan dengan salah seorang perwira polisi yang mengantarkan jasad anak kedua Samuel Hutabarat tersebut.

Kondisi yang dialami oleh keluarga Hutabarat tersebut menyebar dikalangan masyarakat. Desakan publik terhadap pengungkapan dibalik kematian Brigadir J terus bergulir. Pihak keluarga Hutabarat memiliki dukungan dari sejumlah kuasa hukum. Seperti Jonshon Panjaitan dan Kamaruddin Simanjuntak.

Babak barupun dimulai, tim kuasa hukum dan keluarga mulai mengungkap sejumlah kejanggalan yang ditemukan dibalik kematian Brigadir J. Mulai dari kamera pengawas di rumah Kadiv Propam Polri yang rusak, sejumlah fakta komunikasi terakhir Brigadir J dan ancaman pembunuhan yang diungkapkan Brigadir J kepada kekasihnya Vera Simanjuntak.

Autopsi ulang Brigadir J dan temuan sejumlah luka tak wajar. Baca selanjutnya...

Autopsi ulang terhadap Brigadir J dilakukan, fakta tentang kondisi jasad Brigadir J ditemukan. Sejumlah organ tubuhnya dikabarkan hilang. Hal itu diungkapkan tim medis yang mewakili keluarga untuk menyaksikan jalannya autopsi.

Hingga akhirnya. Bharada E ditetapkan tersangka. Bharada E ditetapkan tersangka dengan pasal pemubunuhan. Fakta lain terungkap, Bharada E mulai berbicara kepada polisi tentang peristiwa sebenarnya.

Bharada mengatakan bahwa tidak ada baku tembak. Brigadir J ditembak atas perintah pimpinan. Bharada E mengaku bekas proyektil di Tempat Kejadian Perkara (TKP) hanya alibi.

Bharada E bekerja sebagai sopir Irjen Ferdy Sambo tersebut menuturkan bahwa pistol milik Brigadir J sengaja ditembakkan ke dinding agar memberikan kesan tembak menembak.

Bharada E mengaku tidak ada baku tembak dalam peristiwa yang menewaskan Brigadir J. Brigadir J ditembak atas perintan atasan. Hal itu diungkapkan Bharada E kepada pengacaranya Muhammad Boerhanuddin.

"Tidak ada memang, kalau informasi tidak ada baku tembak. Pengakuan dia tidak ada baku tembak. Yang itupun adapun proyektil atau apa yang di lokasi katanya alibi. Menembak itu dinding arah-arah itunya," kata Muhammad Boerhanuddin kepada wartawan.

Bharada E mengaku telah mengungkapkan sejumlah nama yang terlibat dalam kematian Brigadir J. Pengacara Bharada E, yakni Muhammad Boerhanuddin, menyebut Bharada E telah menyampaikan nama pihak yang terlibat dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

Bharada E ingin mengajukan Justice Collaborator (JC) terkait kematian Brigadir J. Atas keinginan itu, Bharada E meminta dukungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).