Duka keluarga Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat melepas kepergian bintara Polri tersebut tidak kunjung usai. Terlebih jika mengingat banyak kejanggalan atas kematian anak kedua dari empat bersaudara tersebut.
Bukan hanya kejanggalan terhadap kondisi jasad Brigadir Yoshua yang dipenuhi banyak luka. Penyebab kematian yang belum terungkap dengan jelas menjadi bagian dari penantian keluarga.
Selain itu, pihak keluarga juga heran dengan perlakuan oknum pejabat Kepolisian Republik Indonesia (Polri) saat mengantarkan jenazah Brigadir Yoshua kepada pihak keluarga.
Pengakuan keluarga ada perlakuan yang tidak sepatutnya mereka terima. Larangan pembukaan peti mati membuat duka keluarga semakin besar.
Bukan hanya itu saja, saat proses pemakaman pihak keluarga berharap Brigadir Yoshua dimakamkan sesuai dengan tradisi Polri. Namun harapan itu pupus, karena tidak ada personel Polri yang datang memberikan penghormatan kepada Yoshua.
Rohani Simanjutak salah satu anggota keluarga Brigadir Yoshua menuturkan bahwa awalnya setelah mayat diserah terima, datang bernama Leonardo.
"Dia (Leonardo) ngomong sama kami, kapan dimakamkan, kapan dikebumikan, datang abang ini bilang runding sama keluarga. Sudah runding, dibilang hari Senin. Disampaikan hari Senin," terang Rohani.
Rohani pun menceritakan bahwa rencana pemakaman itu diinformasikan kepada Leonardo.
"Ditanya pak Leonardo, kami bilang jam 12 ke bawah. Nanti kepolisian, datang bapak itu bilang permintaan keluarga gimana? Datang si Yuni (salah satu saudari dari Brigadir Yoshus) bilang, karena adek saya lahir di Brimob, dari Brimob lah, secara Brimob, datang pak Leo ngomong, siap kami lakukan, fasilitas kami siapkan," terang Rohani.
Pihak keluarga juga menjelaskan bahwa rangkain acara pemakaman akan dilakukan ibadah.
"Sesudah mau upacara, ibadah dulu, waktu ibadah kami bingung tidak ada polisi. Tidak lama datang dari Mabes ngomong sama abang kami kalau administrasi tidak lengkap, ya sudahlah bilang abang kami, diserahkan akhirnya ke gereja," jelasnya.
Rohani mengatakan keluarga tidak terima, sakit hati karena awalnya sudah dipersiapkan untuk dimakamkan sesuai tradisi Polri.
Setelah dimakamkan, Kombes Leonardo Simatupang datang ke rumah Brigadir Yoshua, ada apa? Baca selanjutnya...
Simak Video "Sakit Hati Putri Bikin Ferdy Sambo Hilang Jabatan dan Divonis Mati"
(bpa/bpa)