Ini Alasan Brigadir Yoshua Dimakamkan Tanpa Tradisi Polri

Ini Alasan Brigadir Yoshua Dimakamkan Tanpa Tradisi Polri

Tim detikSumut - detikSumut
Sabtu, 23 Jul 2022 02:33 WIB
Momen saat penyerahan jenazah Brigadir Yoshua kepada keluarga (dok. Istimewa)
Foto: Momen saat penyerahan jenazah Brigadir Yoshua kepada keluarga (dok. Istimewa)
Jambi -

Duka keluarga Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat melepas kepergian bintara Polri tersebut tidak kunjung usai. Terlebih jika mengingat banyak kejanggalan atas kematian anak kedua dari empat bersaudara tersebut.

Bukan hanya kejanggalan terhadap kondisi jasad Brigadir Yoshua yang dipenuhi banyak luka. Penyebab kematian yang belum terungkap dengan jelas menjadi bagian dari penantian keluarga.

Selain itu, pihak keluarga juga heran dengan perlakuan oknum pejabat Kepolisian Republik Indonesia (Polri) saat mengantarkan jenazah Brigadir Yoshua kepada pihak keluarga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengakuan keluarga ada perlakuan yang tidak sepatutnya mereka terima. Larangan pembukaan peti mati membuat duka keluarga semakin besar.

Bukan hanya itu saja, saat proses pemakaman pihak keluarga berharap Brigadir Yoshua dimakamkan sesuai dengan tradisi Polri. Namun harapan itu pupus, karena tidak ada personel Polri yang datang memberikan penghormatan kepada Yoshua.

ADVERTISEMENT

Rohani Simanjutak salah satu anggota keluarga Brigadir Yoshua menuturkan bahwa awalnya setelah mayat diserah terima, datang bernama Leonardo.

"Dia (Leonardo) ngomong sama kami, kapan dimakamkan, kapan dikebumikan, datang abang ini bilang runding sama keluarga. Sudah runding, dibilang hari Senin. Disampaikan hari Senin," terang Rohani.

Rohani pun menceritakan bahwa rencana pemakaman itu diinformasikan kepada Leonardo.

"Ditanya pak Leonardo, kami bilang jam 12 ke bawah. Nanti kepolisian, datang bapak itu bilang permintaan keluarga gimana? Datang si Yuni (salah satu saudari dari Brigadir Yoshus) bilang, karena adek saya lahir di Brimob, dari Brimob lah, secara Brimob, datang pak Leo ngomong, siap kami lakukan, fasilitas kami siapkan," terang Rohani.

Pihak keluarga juga menjelaskan bahwa rangkain acara pemakaman akan dilakukan ibadah.

"Sesudah mau upacara, ibadah dulu, waktu ibadah kami bingung tidak ada polisi. Tidak lama datang dari Mabes ngomong sama abang kami kalau administrasi tidak lengkap, ya sudahlah bilang abang kami, diserahkan akhirnya ke gereja," jelasnya.

Rohani mengatakan keluarga tidak terima, sakit hati karena awalnya sudah dipersiapkan untuk dimakamkan sesuai tradisi Polri.

Setelah dimakamkan, Kombes Leonardo Simatupang datang ke rumah Brigadir Yoshua, ada apa? Baca selanjutnya...

Keluarga melihat tidak ada perlakuan baik, bahkan malam hari setelah Brigadir Yoshua di makamkan mereka kedatangan Pemeriksa Utama Divpropam Polri Kombes Leonardo Simatupang yang membuat keluarga kesal. Sebab, saat datang Leonardo dan rombongan tidak menampilkan tata krama atau sopan santun.

Rohani Simanjuntak, tante Brigadir J, mengatakan Kombes Leonardo datang ke rumah duka pada Senin (11/7) sekitar pukul 8 malam. Hari itu, Rohani bilang jenazah Brigadir J baru saja dikebumikan.

"Mereka datang waktu kami lagi istirahat sekitar jam 8 (malam), kakak mau kami kasi makan, tiba-tiba mereka datang ke rumah," ujarnya.

Kedatangan Kombes Leonardo dan rombongan, diceritakannya untuk menyampaikan kronologi kejadian kematian Brigadir Yoshua kepada keluarga.

"Kami dengar mereka bicara kronologi, pelecehan gitu kami dengar, sudah disampaikan abang (ayah Brigadir J) itu berontak, kalau ada diberitakan seperti beritakan di TV, nggak mungkin itu. sempat berdebat mereka agak lama," jelasnya.

"(Saat di rumah) gorden ditutup, pintu ditutup, terus aku marah-marah sama mereka, alasannya juga nggak tahu kenapa. Terus aku marah-marah ke Pak Leonardo, kok bisa kayak gini, bapak masuk rumah sopan sedikit, bikinlah aturan, nggak sopan. Bilang dulu kek Assalamualaikum, shalom, horas, banyak kok pak, terus dia minta maaf, maaf-maaf katanya,"ujarnya.

Sementara itu, dikuti dari detikNews, Rabu (20/7/2022) pemeriksa utama Divpropam Polri Kombes Leonardo Simatupang menjelaskan perihal kehadiran Karo Paminal Divpropam Polri Brigjen Hendra Kurniawan di Jambi.

Leo menyebut Hendra datang ke Jambi atas permintaan keluarga Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat.

"Itupun karena permintaan dari keluarga untuk menjelaskan kronologi," ujarnya

Leo menegaskan bahwa Brigjen Hendra baru datang ke kediaman Brigadir Yoshua usai pemakaman.

"Karo Paminal datang itu setelah jenazah dikebumikan," tegasnya.

Adapun yang mengantarkan jenazah Brigadir J ke Jambi, kata Leo, adalah dirinya, bukan Brigjen Hendra seperti yang dituduhkan.

Selain itu, kata Leonardo, kedatangan Hendra saat itu juga untuk melakukan upacara pemakaman Brigadir Yoshua. Kemudian juga untuk membantu proses mutasi adik Brigadir Yoshua yakni Bripda LL Hutabarat ke Polda Jambi.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "11 Anggota Keluarga Brigadir J Diperiksa Bareskrim di Polda Jambi"
[Gambas:Video 20detik]
(bpa/bpa)


Hide Ads