Hanya 3 Bulan, 215 Orang jadi Korban Perdagangan Manusia di Sumut

Hanya 3 Bulan, 215 Orang jadi Korban Perdagangan Manusia di Sumut

Perdana Ramadhan - detikSumut
Kamis, 21 Jul 2022 17:04 WIB
Kegiatan nonton bareng film dokumenter Before You Eat di Asahan.
Kegiatan nonton bareng film dokumenter Before You Eat di Asahan. (Foto: Perdana Ramadhan/detikSumut)
Asahan -

Panjangnya garis pantai di wilayah Kabupaten Asahan, Tanjungbalai dan Batu Bara di Sumatera Utara (Sumut) yang menghadap langsung ke Selat Malaka menjadi peluang sekaligus ancaman penyelundupan dan perdagangan manusia ke luar negeri, terutama ke Malaysia.

Berdasarkan catatan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI), dalam tiga bulan terakhir ada sebanyak 215 orang yang menjadi korban penyelundupan manusia berkedok penyaluran pekerja migran di wilayah Sumut.

"Inilah yang disebut dengan perbudakan modern. Salah satu lokasi rawannya ada di Asahan. SBMI mencatat rentan tiga bulan terakhir ada 215 orang yang menjadi korban perdagangan manusia di wilayah Sumut," kata Sekjen SBMI, Bobi Anwar Maarif di tengah acara nonton bareng film dokumenter berjudul Before You Eat di Asahan, Kamis (21/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bobi menuturkan, Asahan menjadi lokasi yang paling strategis di Indonesia dalam tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Indonesia melalui jalur laut dengan modus penyaluran PMI. Karenanya, peran dan kerja sama stakeholder merupakan tugas bersama yang harus dikerjakan.

"Karenanya dalam film dokumenter ini disampaikan pesan dan kemarahan kejahatan manusia di tengah laut. Sumut selain lokasi transit juga banyak menyumbang buruh migran utamanya mereka yang berangkat dari jalur tak resmi," kata dia.

ADVERTISEMENT

Film documenter Before You Eat, berdurasi 90 menit tersebut menayangkan kisah gelap buruh migran yang bekerja di kapal penangkap ikan. Di dalamnya juga terdapat banyak ragam polemik, mulai dari sistem administrasi perusahaan, keluarga yang tidak mengetahui nasib anaknya dan lemahnya peran negara dalam menjamin hak hidup warganya.

Ia menambahkan, Asahan dipilih sebagai salah satu lokasi nonton bareng karena diwilayah ini banyak dijumpai kasus TPPO melalui modus penyaluran PMI. Misalnya, kasus kapal tenggelam yang mengangkut 86 PMI illegal tujuan Malaysia, di Asahan pada 19 Maret 2022, kasus penyelundupan 23 calon pekerja migran Indonesia (CPMI) illegal pada 15 Maret 2022 di perairan Silo Baru, Kabupaten Asahan, yang kemudian digagalkan oleh TNI-AL, kejadian 106 CPMI tanpa dokumen keimigrasian dengan tujuan menuju Malaysia melalui jalur laut di perairan Asahan Sumut, pada 2 Februari 2022, yang berada di tempat penampuangan sementara, kemudian pemberangkatannya digagalkan.

Mewakili Polres Asahan Iptu Arbin Rambe, yang turut hadir dalam kesempatan itu menjabarkan tantangan pihaknya dalam mengungkap TPPO melalui jalur laut ini. Sepanjang tahun ini pihaknya telah menangani 4 perkara penyelundupan berkedok PMI, 2 kasus diantaranya telah menjalani putusan.

"Tantangan bagi kami luasnya wilayah pantai dan banyaknya pelabuhan tikus disepanjang perairan Asahan ini membuat kita dibantu teman teman dari TNI agak kesulitan dalam mengawasinya. Ditambah banyaknya pelabuhan tikus, mereka bisa berangkat dari mana saja," kata Arbin.




(dpw/dpw)


Hide Ads