Mengenal COP, Pasukan Garis Depan Penyelamat Orang Utan dari Perburuan

Nanda M Marbun - detikSumut
Kamis, 18 Des 2025 10:44 WIB
Foto: Centre for Orangutan Protection (COP) (Dok. Istimewa)
Medan -

Pelestarian orangutan membutuhkan kerja berkelanjutan dan respons cepat di lapangan. Ancaman terhadap orangutan masih terus terjadi, mulai dari perburuan hingga kerusakan habitat.

Di tengah kondisi tersebut, Centre for Orangutan Protection (COP) hadir sebagai organisasi yang bergerak di garis depan penyelamatan orangutan melalui aksi langsung di lapangan.

COP didirikan pada Mei 2007. Organisasi ini lahir dari keresahan para pendirinya yang menilai upaya konservasi orangutan saat itu berjalan terlalu lambat, birokratis, dan cenderung 'terlalu sopan'. Sementara di lapangan, pembantaian orangutan terjadi secara cepat dan brutal.

Dari situ, COP memosisikan diri sebagai frontliner konservasi, layaknya pasukan khusus yang siap bergerak cepat, berani berkonfrontasi, dan fokus pada aksi nyata.

Kini, tim COP tersebar di sejumlah wilayah Indonesia, mulai dari Kalimantan Timur, Sumatera Utara, hingga Sumatera Barat. COP juga menjadi mitra aktif Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di beberapa provinsi. Selain itu, COP memiliki basis relawan bernama Orangufriends yang tersebar di seluruh Indonesia dan siap turun membantu saat dibutuhkan.

Menjaga Orangutan Tetap Liar di Habitatnya

Bukhari, yang adalah bagian dari tim di Pusat Rehabilitasi Satwa (SRA) di Besitang mengatakan COP memiliki mimpi besar agar orangutan tetap hidup liar di habitat alaminya. Tidak ingin generasi mendatang hanya mengenal orangutan lewat foto, video, atau bahkan gambar buatan AI.

"Mimpi besar COP adalah orangutan tetap hidup liar di habitatnya, supaya generasi mendatang tidak hanya mengenal orangutan lewat poto, video atau hasil AI," ungkapnya pada detikSumut, Rabu (17/12/2025)

Khusus di Sumatera Utara, kerja COP terbagi di beberapa lokasi. Di Kota Medan, COP fokus pada edukasi, kampanye, urban rescue, serta penyusunan ruang edukasi di pusat konservasi gajah ANECC. Di Pakpak Bharat, tepatnya di SM Siranggas, COP tengah membangun pusat penelitian orangutan.

Sementara di Sipirok, COP melakukan patroli kawasan dan penyadartahuan masyarakat. Adapun di Besitang, COP mengelola pusat rehabilitasi satwa liar Sumatran Rescue Alliance (SRA) untuk merawat satwa hasil perdagangan ilegal dan perburuan sebelum dilepasliarkan kembali.



Simak Video "Video: Penjaga Hutan Soroti Populasi Orangutan yang Makin Terdesak di Tapsel"


(afb/afb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

detikNetwork