Telur adalah salah satu makanan sehat yang sering menjadi pilihan sarapan. Bahkan beberapa orang mengonsumsi telur untuk menambah berat badan atau yang dikenal bulking.
Namun, banyak orang juga yang ragu untuk mengonsumsi telur setiap hari karena khawatir tentang efeknya, termasuk pada kesehatan jantung. Hal ini penting untuk diketahui karena telur tidak hanya mengandung kolesterol yang tinggi, tetapi juga mengandung protein, vitamin, dan mineral yang baik untuk tubuh.
Lalu, apakah makan telur setiap hari baik untuk kesehatan jantung? Berikut detikSumut jelaskan yang dikutip dari laman Kemenkes. Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Pedoman manajemen gaya hidup yang dibuat oleh American Heart Association (AHA) dan American College of Cardiology (ACC) termasuk adalah diet rendah kolesterol, yang ditujukan terutama pada pasien dengan penyakit jantung dan pembuluh darah serta populasi yang berpotensi mengalami penyakit kardiovaskular. Sampai saat ini, bahkan para ahli masih berdebat tentang keamanan mengonsumsi telur.
Dalam beberapa penelitian yang dilakukan untuk mengevaluasi hubungan antara mengonsumsi telur dan kasus penyakit kardiovaskular, ditemukan bahwa orang yang mengonsumsi telur memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi. Kandungan kolesterol tinggi dalam telur dianggap sebagai penyebab penyakit kardiovaskular.
Lalu apakah mengonsumsi telur setiap hari berbahaya?
Satu butir telur mengandung 75 kalori, 5 gram lemak, 6 gram protein, 0 karbohidrat, 67 miligram kalium, 70 miligram natrium, dan 160 hingga 210 miligram kolesterol, menurut nilai gizinya. Telur juga mengandung kolin, vitamin A, D, dan B12, serta nutrisi lainnya yang diperlukan untuk banyak tahap metabolisme. Xanthophyll, carotenoid alami yang telah ditunjukkan untuk mengurangi peradangan dan inflamasi, dapat ditemukan dalam telur.
Namun, karena telur adalah makanan yang tinggi kolesterol, orang yang berisiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah disarankan untuk mengurangi jumlah telur yang mereka makan setiap hari. Namun, penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan tanpa kolesterol sebagai pengganti telur tidak menurunkan risiko terkena penyakit kardiovaskular.
Dalam pedoman AHA/ACC 2012, orang yang berisiko terkena penyakit kardiovaskular disarankan untuk menghindari konsumsi telur karena kandungan kolesterolnya yang tinggi. Namun, saat ini, pedoman AHA/ACC merekomendasikan pola diet yang mengutamakan asupan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, produk susu rendah lemak, unggas, kacang-kacangan, dan produk susu unggas.
Selain itu, pedoman diet Amerika 2015-2020 telah menghapus saran untuk membatasi konsumsi kolesterol hingga 300 mg per hari. Namun, pedoman ini tetap menyarankan agar orang mengikuti pola diet yang menurunkan jumlah makanan yang mengandung kolesterol dan meningkatkan jumlah makanan sehat.
Menurut penelitian, jika dibandingkan dengan sumber kolesterol lainnya, kolesterol dalam telur tidak berdampak negatif pada tubuh manusia. Sebagai contoh, bacon, keju, dan mentega adalah contoh makanan lain yang tinggi garam, lemak jenuh, dan kolesterol yang biasanya dikombinasikan dengan telur.
Dikenal bahwa makanan ini meningkatkan risiko penyakit jantung, dan sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah kecil. Kesehatan jantung seseorang tidak akan terpengaruh jika mereka mengonsumsi lebih dari 7 butir telur seminggu. Beberapa orang memilih untuk hanya mengonsumsi putih telurnya daripada kuning telurnya, karena kuning telur masih mengandung kolesterol.
Baca selengkapnya di halaman berikut...
Simak Video "Video: #Tanyadetikfood Bagaimana Cara Mengetahui Telur yang Sudah Tak Layak Konsumsi?"
(afb/afb)