Ceker ayam adalah salah satu makanan favorit di Indonesia. Hal ini terbukti dengan banyaknya variasi olahannya, dari ceker mercon hingga ceker goreng.
Di tengah kemasyhurannya, sebagian orang mulai meragukan keamanan ceker ayam untuk konsumsi jangka panjang. Beredar narasi bahwa ceker ayam mengandung kadar kolesterol dalam jumlah tinggi.
Pertanyaannya, benarkah ceker ayam mengandung kolesterol? Jika memang benar, apakah itu berarti ceker ayam harus dihentikan konsumsinya sama sekali? Mengingat, kolesterol tinggi berimplikasi dengan segudang penyakit serius, seperti jantung koroner dan stroke.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Poin Utamanya:
- Ceker ayam mengandung kolesterol. Per 100 gram berat, terdapat 84 miligram kolesterol.
- Ceker ayam juga mengandung nutrisi lain yang bagus untuk tubuh, seperti kolagen.
- Cara aman mengonsumsi ceker ayam adalah memasukkannya dalam sup atau menjadikannya kaldu. Jumlah asupannya juga harus dibatasi.
Benarkah Ceker Ayam Mengandung Kolesterol?
Berdasarkan keterangan dari United States Department of Agriculture (USDA), dalam 100 gram ceker ayam rebus, terdapat 84 miligram kolesterol. Batas harian kolesterol sendiri ada di angka 300 miligram, dilansir The Regents of the University of California.
Jumlah 300 miligram di atas diaplikasikan untuk orang tanpa faktor risiko penyakit jantung. Terkhusus orang dengan risiko sakit jantung, batasnya adalah 200 miligram. Di sisi lain, Healthline menyebut tidak ada batasan asupan kolesterol per hari.
Alih-alih, yang dibatasi adalah jumlah konsumsi lemak trans dan lemak jenuh sebanyak 10% atau kurang dari total asupan kalori. Pasalnya, lemak-lemak ini akan diubah tubuh menjadi kolesterol jahat alias Low-Density Lipoprotein (LDL). Kadar LDL yang terlalu tinggi bisa berbahaya karena dapat menyumbat saluran darah sehingga menyebabkan jantung bekerja keras.
Akhir kata, ceker ayam memang mengandung kolesterol sehingga asupannya harus dibatasi. Apabila berlebihan, bukan tidak mungkin penyakit-penyakit serius terjadi.
Hal ini dijelaskan langsung oleh Tri Kurniawati, ahli gizi Universitas Muhammadiyah Surabaya.
"Jadi kalau ceker ayam dikonsumsi dalam jumlah banyak atau sering, akan menyebabkan peningkatan kolesterol yang jika terjadi terus-menerus akan menyebabkan tubuh mudah lelah, dan akhirnya bisa berujung pada gagal ginjal atau stroke," terang Tri, dikutip dari laman UM Muhammadiyah pada Kamis (30/10/2025).
Cara Makan Ceker Ayam agar Aman
Pertama-tama, detikers harus menertibkan diri untuk makan ceker dalam jumlah aman agar kadar kolesterol tidak terus-menerus naik. Di samping itu, makanan-makanan yang mengandung nutrisi penting bagi tubuh juga mesti rutin dikonsumsi, seperti sayur dan buah.
Selain jumlah, metode pengolahannya perlu diperhatikan. Kembali dikutip dari Healthline, ceker ayam yang digoreng justru menyebabkan potensi manfaatnya hilang. Tidak berhenti sampai di sana, makanan gorengan mengandung lemak tidak sehat yang membahayakan jantung.
Lebih detailnya, makanan yang digoreng memiliki trans fatty acids (TFA) yang tinggi. Lemak ini dapat memperburuk peradangan, meningkatkan kolesterol jahat, dan menurunkan kolesterol baik. Hal ini menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah yang bisa berujung dengan serangan jantung.
Oleh karena itu, ceker paling baik dikonsumsi dalam bentuk hidangan berkuah, seperti sup. Bisa juga diolah menjadi kaldu. Alhasil, rasa lezat ceker tetap didapat, begitu pula dengan manfaat kesehatan yang dipunyainya.
Manfaat Kesehatan Ceker Ayam
Kendati tinggi kolesterol, tidak bisa dipungkiri bahwa ceker ayam memiliki kandungan nutrisi yang bagus. Dalam 70 gram berat ceker ayam, kira-kira 2 buah ceker ayam, terdapat kandungan berupa:
- 150 kalori
- 14 gram protein
- 10 gram lemak
- 0,14 gram karbohidrat
- 5% kebutuhan harian kalsium
- 5% kebutuhan harian fosfor
- 2% kebutuhan harian vitamin A
- 15% kebutuhan harian vitamin B9/folat
Menariknya, 70% dari total protein yang dimiliki ceker ayam adalah kolagen. Kolagen, sebagaimana mungkin sudah detikers pahami, adalah protein yang memberi banyak hal positif untuk kulit, seperti meningkatkan elastisitas dan hidrasi.
Kolagen ceker ayam juga dapat meredakan nyawa sendi melalui mekanisme regenerasi jaringan. Hal ini dibuktikan melalui studi kepada 191 orang dengan kondisi osteoartritis. Mereka mengonsumsi kolagen dari tulang rawan ayam dan hasilnya, nyeri, kekakuan, serta disfungsi fisik berkurang secara signifikan.
Manfaat lain dari kolagen adalah mencegah pengeroposan tulang. Para peneliti yakin, khasiat ini dimampukan karena kolagen merupakan penyusun utama massa tulang. Kolagen juga ditengarai mampu mencegah penyakit jantung karena ia merupakan komponen vital pembuluh darah arteri dan vena, bersama dengan elastin.
Demikian pembahasan lengkap mengenai benar tidaknya ceker ayam mengandung kolesterol. Telah dijelaskan pula cara aman untuk mengonsumsinya. Guna memastikan informasi, detikers dapat berdiskusi dengan dokter di fasilitas kesehatan terdekat.
(sto/ams)











































