Ristiana menyebutkan bahwa pihaknya menjadwalkan 20 kali kunjungan dengan berkeliling ke desa-desa di Kepulauan Nias. Kegiatan ini biasanya dilakukan mulai pukul 09.00-12.00 WIB di tiap desa.
"Untuk kunjungan biasanya kita infokan dahulu kepada pihak desa apakah mereka bersedia. Biasanya pihak desa sangat terbuka untuk kegiatan ini dan mereka juga mendukung untuk fasilitas tempat dan juga jaringan internet jika mereka punya," tuturnya.
Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan Kantor Gunungsitoli, BPJS Keliling memperoleh 1.064 transaksi pada periode Januari-Juni 2024. Lebih rinci, data pengaduan sebanyak 961 transaksi, mutasi data sebanyak 81 transaksi, dan data pendaftaran peserta sebanyak 17 transaksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ristiana menyebutkan bahwa banyak warga desa yang mendatangi BPJS Keliling untuk mengecek status kepesertaan dan sistematika alur pengobatan apabila sudah terdaftar sebagai peserta JKN aktif.
"Pertama kami tanya kebutuhan, rata-rata mereka ingin melihat status kepesertaannya aktif atau tidak aktif. Dan kemudian kedua, mereka ingin melihat apakah sudah terdaftar atau belum. Banyak masyarakat yang sudah terdaftar bisa jadi belum terinformasi, banyak juga yang sudah diusulkan dari SIKS-NG tapi enggak tahu kartunya dimana. Kemudian banyak mereka bertanya alur untuk berobat itu seperti apa," lanjutnya.
Berkeliling dari desa ke desa, Ristiana bercerita banyak tantangan yang ia dan tim alami saat melakukan pelayanan BPJS Keliling. Di antaranya keterbatasan pemahaman bahasa dan ketergantungan terhadap jaringan internet yang harus diwanti, terutama di desa yang masih sulit terhadap jaringan.
"Kendala BPJS Keliling ini ada dua yaitu kearifan lokal seperti bahasa. Kadang kalau kita mau sosialisasi, kita tanya dulu berapa persen yang bisa bahasa daerah dengan Bahasa Indonesia. kalau kita mau ngomong Bahasa Indonesia tapi mereka tidak mengerti kan enggak mudah tersampaikan nanti. Makanya kita juga punya tim dari kantor yang paham bahasa lokal dan juga pihak desa biasanya akan membantu," kata Ristiana.
"Tantangan lainnya ada juga terkendala jaringan apabila mati lampu, tidak semua desa punya genset. kalau mati lampu, selesai lah (tidak berlanjut). Biasanya kami tunggu. Cuma kalau lihat masyarakat yang ramai harus kita selesaikan karena mereka juga butuh harapan," sambungnya.
Baca selengkapnya di halaman berikut...
Simak Video "Video: Soal Narasi BPJS Kesehatan Bangkrut dan Gagal Bayar di 2025"
[Gambas:Video 20detik]