Jadwal Malam Ganjil 10 Hari Terakhir Ramadhan 2024, Cek di Sini!

Jadwal Malam Ganjil 10 Hari Terakhir Ramadhan 2024, Cek di Sini!

Fria Sumitro - detikSumut
Minggu, 31 Mar 2024 17:31 WIB
lailatul qadar
Jadwal 10 Malam Terakhir Ramadhan 2024 (Foto: Getty Images/iStockphoto/Zeferli)
Medan -

Meski telah memasuki malam-malam terakhir Ramadan, bukan berarti semangat beribadah lantas padam. Malahan, umat Islam harus semakin giat agar mampu meraih Lailatulqadar.

Lailatulqadar adalah malam mulia yang penuh dengan keberkahan. Tidak ada yang tahu pasti kapan malam tersebut tiba, tetapi Rasulullah mengisyaratkan untuk mencarinya di 10 hari terakhir Ramadan, khususnya di malam-malam ganjil.

Di bawah ini, detikSumut telah merangkum informasi tentang jadwal malam ganjil 10 hari terakhir Ramadan 2024. Simak, yuk!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jadwal 10 Hari Terakhir Ramadan 2024

Kalender Ramadan 2024Kalender Ramadan 2024 (Desain: Fria Sumitro/detikSumut)

Yang mengetahui pasti waktu terjadinya malam Lailatulqadar hanyalah Allah SWT. Namun, merujuk hadis Nabi SAW, Lailatulqadar terjadi pada salah satu malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadan.

Jika disesuaikan dengan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2024 dari Kemenag RI, maka malam Lailatul Qadar 2024 diprediksi jatuh pada salah satu tanggal-tanggal berikut:

ADVERTISEMENT
  • Malam 21 Ramadan 1445 H: mulai magrib 31 Maret-1 April 2024
  • Malam 22 Ramadan 1445 H: mulai magrib 1-2 April 2024
  • Malam 23 Ramadan 1445 H: mulai magrib 2-3 April 2024
  • Malam 24 Ramadan 1445 H: mulai magrib 3-4 April 2024
  • Malam 25 Ramadan 1445 H: mulai magrib 4-5 April 2024
  • Malam 26 Ramadan 1445 H: mulai magrib 5-6 April 2024
  • Malam 27 Ramadan 1445 H: mulai magrib 6-7 April 2024
  • Malam 28 Ramadan 1445 H: mulai magrib 7-8 April 2024
  • Malam 29 Ramadan 1445 H: mulai magrib 8-9 April 2024

Hadis tentang Waktu Terjadinya Malam Lailatul Qadar

Dikutip dari laman Almanhaj, Rumaysho, dan sumber lainnya, di bawah ini adalah dalil-dalil yang menjadi sandaran perkiraan tanggal malam Lailatulqadar:

1. Lailatul Qadar Jatuh pada Malam ke-21 Ramadan

"Rasulullah melakukan iktikaf pada sepuluh hari pertama di bulan Ramadan, dan kami pun beriktikaf bersamanya. Lalu Jibril datang dan berkata, 'Sesungguhnya apa yang kamu minta (ada) di depanmu.' Lalu Rasulullah berkhutbah pada pagi hari yang ke-20 di bulan Ramadan dan bersabda, 'Barangsiapa yang iktikaf bersama Nabi, pulanglah. Karena sesungguhnya aku telah diperlihatkan Lailatulqadar, dan aku sudah lupa. Lailatulqadar akan terjadi pada sepuluh hari terakhir pada (malam) ganjilnya, dan aku sudah bermimpi bahwa aku bersujud di atas tanah dan air.' Saat itu atap masjid (terbuat dari) pelepah daun pohon kurma, dan kami tidak melihat sesuatu pun di langit. Lalu tiba-tiba muncul awan, dan kami pun dihujani. Lalu Rasulullah salat bersama kami, sampai-sampai aku melihat bekas tanah dan air yang melekat di dahi dan ujung hidungnya sebagai pembenaran mimpinya." (HR. Bukhari dan Muslim, sahih menurut Asy Syafi'i)

2. Lailatul Qadar Jatuh pada Malam ke-23 Ramadan

"Sesungguhnya Rasulullah bersabda, 'Aku telah diperlihatkan Lailatulqadar, kemudian aku dibuat lupa, dan aku bermimpi bahwa aku bersujud di atas tanah dan air.' Maka, kami dihujani pada malam yang ke-23. Rasulullah salat bersama kami, kemudian beliau pergi, sedangkan bekas air dan tanah (masih melekat) di dahi dan hidungnya." (HR. Muslim no. 1167)

3. Lailatul Qadar Jatuh pada Malam ke-24 Ramadan

Abu Sa'id Al Khudri RA berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Lailatulqadar malam yang ke-24.'" (Musnad Ath Thayalisi [1/288])

4. Lailatul Qadar Jatuh pada Malam ke-25 Ramadan

"Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Carilah Lailatulqadar di bulan Ramadan, pada sembilan malam yang tersisa, tujuh malam yang tersisa, lima malam yang tersisa" (HR. Bukhari no. 1917)

5. Lailatul Qadar Jatuh pada Malam ke-27 Ramadan

"Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma, bahwa beberapa orang sahabat Nabi diperlihatkan (mimpi) Lailatulqadar pada tujuh malam terakhir, lalu Rasulullah bersabda, 'Aku kira mimpi kalian telah bersesuaian pada tujuh malam terakhir. Maka, barang siapa yang ingin mendapatkannya, carilah pada tujuh malam terakhir.'" (HR. Muslim no. 1165, sahih menurut Al-Albani)

"Dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam (masalah) Lailatulqadar bersabda, 'Lailatulqadar pada malam ke-27.'" (HR. Abu Dawud no. 1386, sahih menurut Al-Albani)

6. Lailatul Qadar Jatuh pada Malam ke-29 Ramadan

"Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda tentang Lailatulqadar, 'Sesungguhnya malam itu malam yang ke (dua puluh) tujuh atau ke dua puluh sembilan. Sesungguhnya, malaikat pada malam itu, lebih banyak dari jumlah butiran kerikil (pasir).'" (HR. Ahmad)

7. Lailatul Qadar Jatuh pada Malam-Malam Terakhir Ramadan

"Carilah Lailatulqadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan." (HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169)

"Bisa jadi Lailatulqadar ada pada sembilan hari yang tersisa, bisa jadi ada pada tujuh hari yang tersisa, bisa jadi pula pada lima hari yang tersisa, bisa juga pada tiga hari yang tersisa." (HR. Bukhari).

"Carilah di sepuluh hari terakhir. Jika tidak mampu, maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya." (HR. Bukhari 4/221 dan Muslim 1165)

8. Lailatul Qadar Jatuh pada Malam Ganjil 10 Hari Terakhir Ramadan

"Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan." (HR. Bukhari no. 2017)

Dari semua hadis di atas, buku Shalat Tarawih, Iktikaf dan Lailatul Qadar oleh Syekh Salim bin Ied al-Hilali dan Syekh Ali Hasan Ali Abdul Hamid menyebutkan, pendapat yang paling kuat adalah yang menyatakan bahwa Lailatulqadar jatuh pada 10 hari terakhir Ramadan.

Namun, riwayat paling utama adalah yang secara spesifik menyebutkan bahwa Lailatulqadar jatuh pada salah satu malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan.

Dilansir Rumaysho, Ubay bin Ka'ab dengan tegas menyatakan bahwa Lailatulqadar jatuh pada malam ke-27. Namun, beberapa ulama lebih percaya bahwa malam spesial tersebut berpindah-pindah setiap tahunnya.

Dinukil oleh Imam Nawawi, disebutkan bahwa, "Menurut para ulama yang meneliti, Lailatulqadar itu berpindah-pindah setiap tahunnya. Kadangkala di suatu tahun terjadi pada malam ke-27, kadang di malam ke-23, atau bisa jadi di malam ke-21, atau di malam lainnya. Inilah pendapat yang lebih tepat karena kompromi dari berbagai macam dalil yang ada."

Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar

Berdasarkan buku Shalat Tarawih, I'tikaf dan Lailatul Qadar oleh Syekh Salim bin Ied al-Hilali dan Syekh Ali Hasan Ali Abdul Hamid, berikut ciri-ciri malam lailatul qadar:

1. Pagi Harinya Tidak Panas atau Menyilaukan

Dari Ubay, Rasulullah bersabda, "Pagi hari (dari) malam Lailatulqadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi." (HR. Muslim 762)

2. Malam yang Cerah serta Tidak Panas maupun Dingin

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda, "Lailatulqadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan." (Tahayalisi 349, Ibnu Khuzaimah 3/231, Bazzar 1/486, sanadnya hasan)

3. Terjadi di Akhir Bulan

Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Kami menyebutkan malam Lailatulqadar di sisi Rasulullah SAW. Beliau bersabda, "Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti syiqi jafnah?" (HR. Muslim no. 1170)

Maksud dari syiqi jafnah adalah 'bejana setengah', di mana syiq berarti 'setengah' dan jafnah adalah 'bejana'. Terkait hal ini Al-Qadhi 'Iyadh menerangkan, hadis tersebut menjadi isyarat bahwa lailatul qadar terjadi pada akhir bulan. Ini karena rembulan baru muncul dalam kondisi seperti syiqi jafnah di penghujung bulan.

Doa Sahih Malam Lailatul Qadar: Arab, Latin, Terjemahan

Kaum muslimin disunahkan untuk membaca doa malam lailatul qadar. Ini pernah ditanyakan oleh Aisyah RA. Rasulullah mengatakan, berikut doa yang dapat dibacakan pada malam lailatul qadar:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu'anni

Artinya: "Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf (menghapus kesalahan), karenanya maafkanlah aku (hapuslah dosa-dosaku)." (HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850, sahih)




(mff/dhm)


Hide Ads