Kumpulan Materi Ceramah tentang Nuzulul Quran Singkat Beserta Dalilnya

Kumpulan Materi Ceramah tentang Nuzulul Quran Singkat Beserta Dalilnya

Fria Sumitro - detikSumut
Rabu, 27 Mar 2024 14:44 WIB
BOYOLALI, INDONESIA - MAY 02: A student prays after read the Quran by candlelight during ritual Nuzulul Quran and Laylat al-Qadr (Night of Destiny) which marks the night in which the holy Quran was first revealed to the Prophet Mohammed at the Nurul Hidayah Al-Mubarokah boarding school on May 2, 2021 in Boyolali, Central Java, Indonesia. Laylat al-Qadr is was one of the odd-numbered nights of the last ten days of Ramadan. Ramadan, the ninth month of the Islamic calendar is a month of fasting, prayers and recitation of the Quran. (Photo by Ulet Ifansasti/Getty Images)
Materi Ceramah tentang Nuzulul Quran (Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti)
Medan -

Al-Qur'an merupakan kitab suci bagi umat Islam. Kitab tersebut diturunkan di bulan Ramadan. Hal ini tercatat dalam Surah Al-Baqarah ayat 185. Allah SWT berfirman,

"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). ..." (QS. Al-Baqarah, [2]:185).

Peristiwa turunnya Al-Qur'an tersebut dikenal sebagai Nuzulul Qur'an. Pendapat masyhur mengatakan bahwa Nuzulul Qur'an diperingati tiap 17 Ramadan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait ini, para khatib, terutama salat tarawih, dapat menyampaikan ceramah tentang Nuzulul Quran. Nah, berikut kumpulan materi ceramah tentang Nuzulul Quran singkat beserta dalilnya. Simak, yuk!

Kumpulan Materi Ceramah tentang Nuzulul Quran

Merujuk laman resmi Nahdlatul Ulama hingga buku Syiar Ramadan Perekat Persaudaraan oleh Tim Layanan Syariah Kementerian Agama RI, berikut kumpulan materi ceramah tentang Nuzulul Quran.

ADVERTISEMENT

Ceramah 1: Memaknai Nuzulul Qur'an

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur'an sehingga Ramadhan juga disebut Bulan Al-Qur'an. Al-Qur'an diturunkan pertama kali di Gua Hiro oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. Yang berupa Surat al-Alaq dari ayat 1-5:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Al-Quran merupakan kitab petunjuk yang memiliki keistimewaan. Al-Qur'an merupakan kitab penyempurna daripada kitab-kitab Allah yang diturunkan sebelumnya. Selain itu, Al-Qur'an juga sebagai mukjizat Nabi Muhammad.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Tak heran banyak masyarakat yang memperingatinya dengan cara beragam. Mulai kegiatan bersama di masjid atau mushala, buka bersama, hingga menghatamkan Al-Qur'an.

Semua itu dilakukan dalam rangka menghormati turunnya Kalamullah berupa Al-Qur'an. Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk mengingat sejarah dan menanamkan nilai-nilai Islam, khususnya pada anak-anak sebagai generasi selanjutnya.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Banyak sekali keistimewaan yang bisa kita dapatkan dari Al-Qur'an. Apalagi seseorang mau membaca dan mengamalkannya di Ramadhan. Di antara empat keistimewaan Al-Qur'an yaitu:

Satu, menjadi Pedoman, petunjuk, dan rahmat bagi manusia.

Di dalam menjalani kehidupan, agar manusia berada dalam kebenaran, maka manusia butuh pedoman dan petunjuk. Al-Qur'an adalah petunjuk Allah, oleh karenanya manusia harus menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk kehidupannya agar bisa hidup dengan baik dan nyaman. Allah berfirman:

هَٰذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Artinya: "(Al-Qur'an) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini." (QS Al Jasiyah Ayat 20)

Kedua, menjadi obat bagi manusia

Bahwa dalam waktu tertentu, terkadang manusia merasa kurang nyaman dalam hidupnya. Baik secara dhahir maupun batin. Ketidaknyamanannya itu membutuhkan pengobatan sesuai dengan penyakitnya. Al-Qur'an diturunkan Allah untuk menjadi obat bagi manusia yang merasa dalam hidupnya mengalami ketidaknyamanan. Allah berfirman:

وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

Artinya: ''Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.'' (QS. A-Isra/17: 82)

Ketiga, menjadi pemelihara dan mempertahankan martabat kemanusiaan.

Al-Qur'an mengajarkan manusia bagaimana cara untuk mempertahankan martabat yang tinggi. Yakni, memelihara dan mempertahankannya dengan iman dan kebajikan. Hal ini diajarkan dalam ayat berikut:

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

Artinya: "Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya." (QS At-Tin Ayat 6)

Keempat, sebagai pelajaran dan penerangan.

Al-Qur'an juga menjadi kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai kitab untuk memberi penerangan bagi manusia. Berikut Surat Yasin Ayat 69:

وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ

Artinya: "Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur'an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang jelas," (QS. Yasiin/36: 69)

Kelima, sebagai solusi masalah masyarakat

Al-Qur'an juga diturunkan sebagai pemutus hukum dan pengangkat perselisihan serta pembeda antara yang hak dan batil. Mengingat banyaknya masalah yang muncul di kalangan masyarakat dari zaman Nabi sampai sekarang. Allah berfirman:

وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ ۙ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Artinya: "Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur'an) ini kepadamu (Muhammad), melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Surat An Nahl Ayat 64)

Demikianlah ceramah yang singkat ini, semoga kita selalu berusaha dekat dengan Al-Qur'an dan menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman seumur hidupnya sehingga Allah ridha dan menjadikan kita orang-orang yang mendapatkan keberkahan dari Al-Qur'an, di dunia dan akhirat, Aamiin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Sumber: NU Online)

Ceramah 2: Makna Nuzulul Quran

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Di antara kemulian bulan Ramadhan adalah diturunkannya Al-Quran. Kajian Al-Quran di bulan Ramadhan tentu lebih intens diselenggarakan. Di bulan inilah interaksi umat Islam dengan Al-Quran semakin terasa.

Mungkin di hari selain Ramadhan, kita tidak terlalu banyak membaca Al-Quran. Tapi untuk Ramadhan, malu rasanya jika kita tidak sempat menghkhatamkan bacaan Al-Quran.

Rasulullah SAW dan Jibril AS mengkhatamkan Al-Quran setiap malam Ramadhan. Hal ini sebagaimana riwayat berikut:

"Sesungguhnya Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata, 'Dan Jibril Alaihissalam datang menemui beliau pada setiap malam di bulan Ramadhan sampai selesai. Rasulullah SAW menyetorkan bacaan Al-Quran kepadanya'." (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad).

Ulama menjelaskan bahwa satu huruf dilipatgandakan menjadi 10 kebaikan atau pahala, merupakan pelipatgandaan paling kecil. Artinya satu huruf dari Al-Quran pahalanya bisa berlipat-lipat tak terhingga sebagaimana yang dijelaskan oleh dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi:

"Satu kebaikan dilipatgandakan dengan 10 atau 10 kelipatan. Hal ini merupakan pelipatgandaan paling sedikit yang dinajikan berdasarkan ayat (siapa yang mengerjakan satu
kebajikan maka dilipatgandakan untuknya sepuluh kali). Padahal ada ayat lainnya, (Dan Allah melipatgandakan pahala sesuai kehendak-Nya)."

Semoga kebiasaan kita membaca Al-Quran bahkan mengkhatamkan di bulan Ramadhan tetap membekas dan menjadi kebiasaan kita di luar bulan Ramadhan. Jika Imam Syafi'i mengkhatamkan Al-Quran dua kali setiap hari Ramadhan, maka paling kita mengkhatamkan Al-Quran di bulan Ramadhan sedikitnya satu kali. Sekian yang dapat saya sampaikan.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Sumber: Syiar Ramadan Perekat Persaudaraan)

Ceramah 3: Kemuliaan Nuzulul Quran

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT,

Dari 12 bulan yang ada dalam kalender agama Islam, Ramadhan merupakan bulan yang paling istimewa. Karena keistimewaannya, Ramadhan mendapat julukan sebagai sayyidus syuhur-raja atau pemimpin seluruh bulan.

Atas julukan ini, ada beberapa keistimewaan bulan Ramadhan yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lain, antara lain:

Pertama, karena Ramadhan dipilih sebagai bulan diturunkannya ayat pertama Al-Quran (QS. al-Baqarah: 185). Oleh karena itu, salah satu ibadah yang dianjurkan untuk dilaksanakan di bulan Ramadhan adalah memperbanyak membaca Al-Quran.

Kedua, dalam bulan Ramadhan, ada suatu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan yang disebut malam lailatul qadar. Nilai ibadah yang dilaksanakan di malam ini, lebih baik daripada nilai ibadah seribu bulan.

Ketiga, Ramadhan merupakan bulan istimewa, karena kebaikan-kebaikan yang dikerjakan bulan Ramadhan nilainya berlipat ganda.
Pada kesempatan ini penting bagi kita mengingat kembali peristiwa yang sangat bersejarah bagi umat Islam, yaitu malam pertama diturunkannya Al-Quran oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.

Pada saat itu, tepat pada malam Jum'at bertepatan dengan hari ke tujuh belas Ramadhan, dan akhirnya kita kenal dengan malam Nuzulul Quran.

Bila kita mengkaji kembali tentang peristiwa ini, pelajaran yang dapat dipetik adalah agar ketaqwaan semakin kuat dan keyakinan semakin mantap terhadap kitab suci Al-Quran yang isinya memberi petunjuk bagi umat manusia serta pembela di antara yang haq dan batil.

Sebagaimana Firman Allah dalam Surat al-Baqarah ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil).

Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.

Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

Adapun ayat Al-Quran yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah surah Al-'Alaq ayat 1 sampai 5.

Al-Quran diturunkan ke bumi tidak sekaligus tetapi berangsur angsur, sedikit demi sedikit, bertahap, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi Rasulullah SAW sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Israa, ayat 106:

وَقُرْآنًا فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَىٰ مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنْزِيلًا

Artinya: "Dan Al-Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian."

Dengan bertahap ini, maka Al-Quran lebih mudah diterima dan mudah dihafal. Dan waktu itu, faktanya, banyak dari para sahabat Nabi yang hafal Al-Quran.
Namun di fase berikutnya, terjadi pertempuran antara orang Islam dengan kaum kafir dan musyrik yang menentang serta menghalangi dakwah Nabi hingga akhirnya banyak para sahabat Nabi yang gugur di medan perang sebagai syuhada', tak terkecuali para penghafal Quran.

Oleh karena itu muncul sebuah gagasan untuk membukukan Al-Quran sebagai suatu kitab, hingga pada gilirannya dapat dinikmati sampai sekarang ini dan Allah senantiasa menjaga keasliannya.

Setelah mengetahui sekilas tentang proses turunnya Al-Quran, maka hendaknya kita mensyukuri kenikmatan luar biasa yang dilimpahkan oleh Allah kepada umat manusia melalui Rasulullah SAW berupa Al-Quran yang berisi petunjuk-petunjuk yang benar.

Dari itulah, kita sebagai umat nabi Muhammad, patut kiranya untuk syukur yang senantiasa tercurahkan kepada Allah SWT, karena hingga kini masih menikmati keimanan dan keislaman kita.

Wujud terima kasih dan rasa syukur atas turunnya Al-Quran ini harus direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan perlakuan yang sebaik-baiknya dan sungguh-sungguh.

Baik dalam membaca, memahami makna, mengamalkan isinya, mengajarkan dan mendakwahkan isi kandungan Al-Quran dengan harapan kelak di Hari Kiamat mendapat syafaat.

Sebagaimana hadits Nabi yang artinya:

"Bacalah Al-Quran karena ia pada Hari Kiamat nanti akan datang untuk memberikan syafaat kepada para pembacanya." (HR. Muslim).

Begitu besarnya fadhilah membaca Al-Quran bagi para pembacanya. Terlebih lagi pada bulan Ramadhan. Bulan yang dipilih oleh Allah menjadi bulan diturunkannya ayat pertama Al-Quran.

Ibadah yang sangat dianjurkan adalah memperbanyak membaca Al-Quran, di samping memperbanyak melakukan kebaikan yang lainnya. Dalam hadits yang lain Rasulullah menjelaskan, "Seorang mukmin yang membaca Al-Quran dan mengamalkan isinya ibarat buah jeruk manis, rasanya enak dan baunya harum.

Sedangkan, orang mukmin yang tidak membaca Al-Quran tetapi mengamalkan isinya, ibarat buah kurma, rasanya enak dan manis tetapi tidak ada baunya. Adapun perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Quran maka ibarat minyak wangi, baunya harum tapi rasanya pahit. Sedangkan, orang munafik yang tidak membaca Al-Quran ibarat buah kamarongan, rasanya pahit dan baunya busuk" (HR. Bukhari).

Allah sangat memuliakan orang-orang yang membaca Al-Quran dan Allah mengakuinya sebagai Ahlullah (keluarga Allah) di dunia. Dan Allah memberi kedudukan yang sangat mulia kepada para penghafal Al-Quran, sebagaimana hadis riwayat Abu Hurairah r.a:

"Barang siapa berharap bisa bertemu dengan Allah maka hendaknya menghormati keluarga Allah' Seseorang bertanya, 'Ya Rasul Allah, apakah Allah Azza wa Jalla Mempunyai keluarga?' Beliau menjawab, 'Keluarga Allah di dunia adalah mereka yang membaca Al-Quran. Ketahuilah, barang siapa menghormati mereka, maka dihormati Allah dan diberi surga. Dan barang siapa menghina mereka, maka dihinakan Allah dan dimasukkan dalam neraka.'

Hai Abi Hurairah, tidak ada seorang pun di sisi Allah yang lebih mulia daripada penghafal Al-Quran. Dan ketahuilah, sesungguhnya penghafal Al-Quran di sisi Allah adalah lebih mulia daripada siapa pun, selain para Nabi." (HR. Bukhari).

Dengan begitu, semangat Ramadhan dengan sekian kemuliaan di dalamnya, rasa-rasanya kita harus senantiasa berkhidmat atas diturunkannya Al-Qur'an ini. Momentum Ramadhan, sebagai bulan turunnya Al-Quran (Nuzulul Quran) pertama kali ke bumi, patut bersyukur, membaca, dan mengamalkan isi kandungannya.

Demikianlah ceramah tentang Nuzulul Quran, semoga bermanfaat bagi kita semua. Salah dan kurangnya mohon dimaafkan. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Sumber: Sriharini dalam buku Kumpulan Kultum Ramadhan: Mutiara Nasehat Seribu Bulan)

Ceramah 4: Amalan saat Nuzulul Quran

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hadirin yang berbahagia.

Apakah ada yang tahu, apa itu malam Nuzulul Qur'an? Itu adalah malam ketika al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. untuk pertama kalinya. Ketika itu, malaikat Jibril mendatangi baginda Nabi Muhammad saw. yang sedang bertahanuts di Gua Hira.

Setibanya di Gua Hira, malaikat Jibril langsung meminta Nabi saw. untuk membaca:

"Bacalah!" kata malaikat Jibril.

"Aku tak bisa membaca," sahut Nabi saw.

"Bacalah!" kembali malaikat Jibril mengulang.

Perintah membaca itu diucapkan malaikat Jibril sebanyak tiga kali. Namun, tak berubah, Nabi Muhammad saw. selalu mengatakan bahwa ia tak bisa membaca. Sampai pada satu titik, turunlah wahyu pertama Allah SWT. kepada Nabi Muhammad SAW:

إِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِى خَلَقَ. خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ. إِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُ الَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ.

Artinya: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan (perantaraan) pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-'Alaq/96: 1-5).

Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad selama 23 tahun tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. 23 tahun ini terdiri dari 13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah. Ayat-ayat al-Qur'an turun kepada Nabi Muhammad saw. secara berangsur-angsur. Allah SWT. menurunkan ayat-ayat tersebut dalam beberapa momentum.

Ada ayat yang turun ketika ada kejadian tertentu. Ada ayat yang turun ketika Nabi Muhammad saw. ditanya oleh umat Islam atau kaum musyrik. Namun, ada juga ayat yang turun tanpa adanya latar belakang apapun.

Hadirin yang berbahagia!

Lalu apa yang mesti kita lakukan dalam memaknai atau menyemarakkan malam Nuzulul Qur'an di zaman sekarang? Setidaknya ada dua amalan yang bisa dilakukan oleh umat Islam untuk memperingati malam Nuzulul Qur'an.

Pertama, umat Islam bisa meniru apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad ketika pertama kali menerima wahyu dari Allah SWT. Amalan itu adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Jika dahulu Nabi Muhammad saw. menyendiri di Gua Hira dalam rangka bertahanuts, maka di zaman sekarang, umat Islam bisa melakukan pendekatan diri kepada Allah SWT. dengan beriktikaf di masjid pada malam hari.

Iktikaf sendiri dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw. pada bulan Ramadan. Nabi Muhammad saw. bersabda:

Artinya: "Dari Ibnu Umar (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw. selalu beri'tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan di bulan Ramadan."

Kedua, memperbanyak interaksi dengan al-Qur'an baik dalam bentuk membaca, mentadaburi, maupun menghafalnya. Dalam salah satu hadis, Nabi saw. mengatakan bahwa orang yang membaca al-Qur'an akan diberikan ganjaran 10 pahala untuk masing-masing hurufnya. Hal ini tentu akan semakin dilipatgandakan pada bulan Ramadan.

Para ulama juga menganjurkan umat Islam untuk senantiasa mengkhatamkan al-Qur'an selama bulan Ramadan. Umat Islam minimal mengkhatamkan al-Qur'an satu kali selama Ramadan.

Umat Islam mesti memiliki strategi dan rencana agar di akhir Ramadan dapat mengkhatamkan al-Qur'an. Hal ini bisa dilakukan secara berangsur-angsur sebagaimana Nabi Muhammad saw. menerima wahyu. Umat Islam mesti menargetkan satu hari minimal satu juz agar di akhir Ramadan selesai 30 juz. Wallahu a'lam.

Demikian kultum singkat yang bisa saya sampaikan dalam kesempatan ini. Wabillahi taufik wal hidayah, wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

(Sumber: PPPA Daarul Quran)

Ceramah 5: Antara Bermedia Sosial dan Membaca Alquran

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Maasyiral muslimin wal muslimat rahimakumullah

Kita sekarang berada dalam era digital. Semua serba canggih. Hampir semua aktivitas kita selalu berkawan dengan mesin. Mayoritas masyarakat yang hidup di atas tanah air bumi pertiwi ini setiap saat bisa mengakses informasi. Tidak harus menunggu tetangganya bercerita dari mulut ke mulut, atau menunggu media-media konvensional seperti televisi, radio, koran dan lain sebagainya melakukan siaran atau mengabarkan sesuatu. Kini informasi cukup didapat lewat telepon genggam melalui jaringan internet yang bisa diakses kapan pun dan di mana pun.

Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 10,12 persen pada April 2019. Persentase itu setara dengan 171 juta jiwa dari total penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 270 juta jiwa. Dengan telepon seluler, informasi setiap detik bisa diperbarui, diperbarui lagi, dan mengalami pembaruan secara terus-menerus.

Banyak di antara kita yang merasa sayang bila ketinggalan informasi dari ponsel-ponsel kita. Mengecek handphone (HP) sesering mungkin, hanya dalam rangka berbagi dan mengakses informasi. Atau bahkan sekadar bermain game atau media sosial. Saat antre di kendaraan umum, kita membuka HP. Istirahat belajar di kampus, kantor, rutinitas pekerjaan, yang dibuka HP. Mau tidur, bangun tidur, saat-saat senggang, kita juga membuka HP.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT

Dengan sedemikian besarnya akses informasi ini, mari kita muhasabah, introspeksi diri. Mari kita tanyakan kepada pribadi kita masing-masing, waktu kita untuk membuka HP di luar kebutuhan pokok keluarga dan kantor, apakah seimbang atau minimal sejajar dengan waktu yang kita luangkan untuk mengakses informasi dari Allah subhanahu wa ta'ala yang Maha Menciptakan kita?

Dalam sehari, berapa jam kita membuka HP, dan berapa jam kita membuka Al-Qur'an?

Jika informasi-informasi tidak penting, atau bahkan informasi buruk saja yang selalu kita akses sepanjang hari, tidak heran bila kita kian menjauh dari agama. Sebab, sikap yang kita ambil, teladan yang kita tiru, tidak bersumber dari Al-Qur'an.

Bagaimana orang akan mendapatkan keberkahan Al-Qur'an jika mengakses Al-Qur'an saja jarang-jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali? Apakah artis-artis yang selalu kita ikuti kabar aktivitasnya di dunia ini, kelak saat dia mati, akan peduli dengan kita? Apabila jawabannya adalah "tidak", maka selayaknya kita mengakses informasi yang kelak memberikan syafaatnya kepada kita di hari kiamat, yaitu Al-Qur'anul Karim.

Abu Umamah al-Bahili menceritakan, ia pernah mendengar dari Rasulullah ﷺ bersabda:

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ

Artinya: "Bacalah kalian Al-Qur'an. Sesungguhnya besok pada hari kiamat, ia akan menjadi pemberi syafaat (penolong) bagi pembacanya. (HR Muslim)

Hadirin yang dirahmati Allah SWt

Di dalam hadits, Rasulullah ﷺ, sangat banyak menyebutkan bagaimana keutamaan-keutamaan Al-Qur'an. Di antaranya adalah:

مَنْ قَرَأَ حَرْفاً مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ

"Barangsiapa yang membaca satu huruf saja dari kitabullah (Al-Qur'an), maka ia mendapatkan satu kebaikan."

وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا

"Padahal setiap satu kebaikan, akan dibalas oleh Allah sepuluh kebaikan."

لَا أَقُوْلُ الم حَرْفٌ

"Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu terdiri dari satu huruf."

وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلَامٌ حَرْفٌ، وَمِيْمٌ حَرْفٌ

"Tapi Alif dihitung satu huruf, Lam dihitung satu huruf, dan Mim dihitung satu huruf," (HR at-Tirmidzi).

Berarti, para hadirin, jika Alif Lam Mim dihitung tiga huruf, maka tiga huruf tersebut masing-masing dikalikan sepuluh menjadi 30 balasan pahala kebaikan yang akan diberikan Allah kepada orang yang membaca Al-Qur'an baru Alif Lam Mim saja. Tentu hal ini tidak akan sama dengan apa yang kita dapatkan saat kita membaca media sosial di HP selama apapun itu. Mengakses medsos boleh-boleh saja, tidak haram, selama tak ada maksiat di dalamnya. Tapi jangan sampai dengan mengakses medsos itu, kita lantas melupakan aktivitas membaca Al-Qur'an.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT

Siapa yang tidak bergembira apabila semua hidupnya diatur secara baik sedangkan yang mengatur itu adalah Allah subhanahu wa ta'ala? Hidup baik tidak mesti diartikan kaya dengan harta. Tidak. Ada orang yang kaya tapi hidupnya tidak harmonis. Ada orang kaya tapi meninggal justru dengan cara bunuh diri. Artinya kita jangan mempunyai anggapan bahwa diberi kebaikan oleh Allah pasti melalui jalan kekayaan harta. Dan jangan pula kita mesti suudzon bahwa orang kaya itu buruk. Karena orang kaya yang baik juga banyak, asalkan semua taat atas aturan Allah subhanahu wa ta'ala.

Dalam hadits dikatakan:

مَنْ شَغَلَهُ الْقُرْآنُ وَذِكْرِيْ عَنْ مَسْأَلَتِيْ أَعْطَيْتُهُ أَفْضَلَ مَا أُعْطِيْ السَّائِلِيْنَ،

"Barangsiapa yang selalu sibuk membaca Al-Qur'an dan berdzikir kepada-Ku (Allah) sampai-sampai ia tidak sempat meminta (berdoa) kepada-Ku, Aku-lah yang akan memberikan kepada dia dengan pemberian terbaik sebagaimana yang saya berikan kepada orang-orang yang pernah meminta."

فَفَضْلُ كَلَامِ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى سَائِرِ الْكَلَامِ كَفَضْلِ اللهِ تَعَالَى عَلَى خَلْقِهِ

"Keutamaan Al-Qur'an (kalamullah) dibandingkan dengan semua perkataan itu bagaikan keutamaan Allah dibandingkan dengan semua makhluknya," (HR a-Tirmidzi).

Dengan demikian, kita menjadi tahu, apabila kita ingin mendapatkan keutamaan yang setinggi-tingginya, maka kita perlu membaca Al-Qur'an. Keutamaan bacaan Al-Qur'an tak akan sebanding dengan bacaan manapun, termasuk yang tersebar di media sosial. Oleh karena itu, mari kita mulai membenahi diri kita. Jangan sampai kita merasa tidak punya waktu membaca Al-Qur'an, tapi nyatanya kita punya waktu lama untuk bermedia sosial.

Kita sekarang sudah tidak punya alasan untuk kerepotan membawa mushaf Al-Qur'an, karena di dalam HP, sekarang kita bisa memasang aplikasi mushaf Al-Qur'an.

Kata Rasulullah ﷺ:

إِنَّ الَّذِيْ لَيْسَ فِيْ جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ الْقُرْآنِ كَالْبَيْتِ الْخَرِبِ

"Orang yang di dalam tubuhnya tidak ada sama sekali Al-Qur'an, itu bagaikan rumah yang rusak," (HR at-Tirmidzi).

Hadirin yang dirahmati oleh Allah SWT

Lalu minimal berapa banyak idealnya kita membaca Al-Qur'an dalam sebulan?

Berikut penuturan Abdullah bin Umar yang mengisahkan percakapannya dengan Baginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam:

قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، فِي كَمْ أَخْتِمُ الْقُرْآنَ؟ قَالَ: «اخْتِمْهُ فِي كُلِّ شَهْرٍ» قُلْتُ: إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ قَالَ: «اخْتِمْهُ فِي خَمْسٍ وعشرين» قُلْتُ: إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ قَالَ: «اخْتِمْهُ فِي خمس عشرة» قُلْتُ: إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ قَالَ: «اخْتِمْهُ فِي عَشْرٍ» قُلْتُ: إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ قَالَ: «اخْتِمْهُ فِي خَمْسٍ» قَالَ: إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ قَالَ: «فَمَا رَخَّصَ لِي»

Artinya: "Saya bertanya kepada Rasulullah, 'Ya Rasulallah, sebaiknya dalam sebulan saya mengkhatamkan Al-Qur'an berapa kali?' Rasul menjawab, 'Khatamkan satu kali dalam sebulan!' Aku kembali bertanya, 'Saya kuat khatam melebihi itu, Ya Rasul.' Beliau menjawab, 'Khatamkan dalam 25 hari.' Saya masih kuat lebih dari itu. 'Khatamkan dalam 15 hari.' 'Saya masih mampu lebih dari itu.' 'Khatamkan dalam 10 hari.' 'Saya masih kuat lebih dari itu.' 'Khatamkan dalam 5 hari.' 'Saya masih kuat lebih dari itu, Ya Rasul.' Kemudian setelah aku menyatakan mampu mengkhatamkan Al-Qur'an kurang dari lima hari, Rasul tidak memberikan keringanan lebih lanjut," (As-Sunan Al-Kubra 8011).

Standarnya, orang membaca Al-Qur'an adalah sebulan sekali khatam. Dengan begitu berarti jika dibagi, maka setiap hari kita hendaknya membaca Al-Qur'an paling tidak satu juz. Satu juz ini terdapat sepuluh lembar. Kalau dibagi setiap kali ba'da shalat, maka kita perlu meluangkan waktu untuk membaca Al-Qur'an dua lembar atau empat halaman. Bagi orang yang sudah lancar, mungkin tidak sampai lima menit selesai. Bagi yang masih terbata-bata mungkin sekitar 10 menit.

Mari kita menabung untuk kepentingan pribadi kita sebagai bekal akhirat, dengan meluangkan waktu lima sampai sepuluh menit saja dari 24 jam sehari yang diberikan Allah sebagai fasilitas hidup kita.

Demikianlah ceramah singkat yang dapat saya sampaikan. Semoga kita dan keluarga kita termasuk orang yang diberi pertolongan oleh Allah subhanahu wa ta'ala untuk bisa menjalankan ibadah membaca Al-Qur'an dengan sesuai tuntunan syariat sehingga kita tergolong orang yang bertakwa, kelak kita semua meninggal dalam keadaan husnul khatimah, amin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

(Sumber: Nahdlatul Ulama Nganjuk)




(mff/astj)


Hide Ads