Deputi Kepala Perwakilan BI Sumatera Barat, Irfan Sukarna mengatakan, deflasi provinsi Sumatera Barat pada Januari 2024 dipengaruhi oleh makanan, minuman, dan tembakau.
"Berdasarkan berita resmi statistik yang dikeluarkan BPS, Indeks Harga Konsumen atau IHK Provinsi Sumatera Barat tercatat deflasi sebesar -0,32 persen pada Januari 2024, menurun dibandingkan Desember 2023 yang mengalami inflasi sebesar 0,28 persen. Deflasi dipengaruhi oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami deflasi sebesar -1,00 persen atau menyumbang -0,33 persen," kata Irfan dalam keterangan tertulis yang diterima detikSumut, Jumat (2/2/2024).
Menurut Irfan, beberapa komoditas dominan yang mendorong deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yaitu cabai merah, ikan cakalang/ikan sisik, dan cabai rawit, dengan andil deflasi masing-masing sebesar -0,61 persen, -0,05 persen dan -0,04 persen.
"Penurunan harga aneka cabai pada Januari 2024 antara lain disebabkan meningkatnya pasokan cabai dari luar daerah Sumatera Barat, terutama dari Aceh. Selain itu, harga ikan cakalang/ikan sisik juga turun seiring dengan meningkatnya jumlah tangkapan nelayan," jelasnya.
Kelompok penyumbang deflasi selanjutnya adalah kelompok transportasi yang mengalami deflasi sebesar -0,78%. Deflasi kelompok transportasi ini terutama bersumber dari penurunan tarif angkutan udara dengan andil deflasi sebesar -0,06 persen dan bensin dengan andil deflasi sebesar -0,04 persen. Penurunan tarif angkutan udara disebabkan oleh normalisasi permintaan pasca momentum Nataru, sedangkan harga bensin turun sesuai dengan penyesuaian harga BBM nonsubsidi.
"Deflasi yang lebih dalam tertahan oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang mengalami inflasi sebesar 0,17 persen. Komoditas yang dominan menyumbang Inflasi kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga adalah sewa rumah dengan andil inflasi sebesar 0,02% (mtm) dan kontrak rumah sebesar 0,01 persen," katanya lagi.
Irfan menjelaskan, terdapat tambahan dua kabupaten yang menjadi sampel perhitungan inflasi, yaitu Kabupaten Dharmasraya dan Kabupaten Pasaman Barat. Secara spasial, Kota Padang mengalami deflasi sebesar -0,09 persen, mengalami penurunan dibandingkan Desember 2023 yang mengalami inflasi sebesar 0,34 persen. Kota Bukittinggi tercatat mengalami deflasi sebesar -0,27 persen atau turun dibandingkan Desember 2023 sebesar -0,14 persen.
Meski mengalami deflasi, namun secara tahunan, Sumatera Barat tercatat mengalami inflasi sebesar 2,57 persen pada Januari 2024, dibandingkan periode sebelumnya yaitu Desember 2023 yang tercatat sebesar 2,47 persen.
(mjy/mjy)