Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa Provinsi Jawa Timur kembali mengalami deflasi secara m-to-m pada periode Februari 2025. Tingkat deflasi yang terjadi sebesar 0,59%. Dan salah satu pemicunya adalah diskon tarif listrik yang masih berlangsung.
Diketahui bahwa diskon tarif listrik sebesar 50% tersebut berlaku dari 1 Januari sampai 28 Februari 2025. Diskon tarif listrik dari pemerintah ini bisa diperoleh untuk pelanggan rumah tangga prabayar maupun pascabayar dengan daya 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, hingga 2.200 VA.
"Telah terjadi dua kali deflasi pada bulan Januari dan Februari 2025. Diskon tarif listrik 50% dari PLN yang masih berlangsung menjadi salah satu pemicu," ujar Kepala BPS Jatim Dr Ir Zulkipli dalam konferensi pers, Senin (3/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zulkipli menjelaskan kondisi deflasi ini terjadi di seluruh 11 kabupaten/kota yang termasuk dalam IHK (Indeks Harga Konsumen) Jawa Timur.
"Dari kota-kota yang ada di Jatim, terlihat semua kota mengalami deflasi. Dimana deflasi terdalam terjadi di Kota Kediri sebesar 0,98 persen," jelasnya.
Selain diskon tarif listrik, beberapa komoditas lain yang memicu deflasi pada periode ini antara lain bawang merah yang mengalami deflasi 16,58%.
Lalu cabai rawit 5,92%, daging ayam ras 1,46%, tomat 12,82%, kacang panjang 14,96%, serta cabai merah sebesar 16,54%.
Zulkipli menyebut bahwa deflasi ini tidak terjadi di Jawa Timur saja, namun juga di provinsi-provinsi lainnya.
"Sebanyak 33 provinsi mengalami deflasi dan 5 provinsi mengalami inflasi. Diskon dari tarif listrik ini yang membuat hampir semua provinsi mengalami deflasi," pungkasnya.
(irb/fat)