Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat provinsi Jawa Timur mengalami deflasi sebesar 0,54% secara m-to-m periode Januari 2025. Ini dipicu diskon tarif listrik. Namun sejumlah komoditas justru mengalami kenaikan signifikan.
"Komoditas utama yang menjadi pemicu deflasi adalah tarif listrik deflasi 29,93%. Namun beberapa komoditas mengalami kenaikan signifikan seperti cabai rawit, cabai merah, emas perhiasan, hingga BBM," ujar Zulkipli kepada wartawan di kantornya Jalan Kendangsari, Senin (3/2/2025).
Jika dibandingkan dengan periode Desember 2024, Zulkipli merinci komoditas cabai rawit mengalami inflasi sebesar 81,52%, lalu cabai merah 72,29%, dan emas perhiasan 2,65%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zulkipli mengatakan kenaikan harga cabai rawit maupun cabai merah itu terjadi karena faktor cuaca. Kemudian Bahan Bakar Minyak (BBM) naik sebesar 3,30%, minyak goreng, 2,38%, serta bensin inflasi 0,48%.
"Produktivitas komoditas cabai menurun dan mudah busuk saat musim hujan," katanya.
Sementara beberapa kebijakan, termasuk yang ditetapkan pemerintah juga turut mempengaruhi kenaikan harga beberapa komoditas tersebut.
"Berbagai kebijakan turut mempengaruhi perkembangan harga, termasuk di Jatim. Seperti harga emas dunia mendorong terjadinya perubahan harga emas, penyesuaian tarif BBM non subsidi, hingga penyesuaian HET elpiji 3kg di Jatim," pungkasnya.
(dpe/fat)