Dalil dan Penjelasan Tentang Pahala Puasa Rajab 7 Hari

Dalil dan Penjelasan Tentang Pahala Puasa Rajab 7 Hari

Tim detikHikmah - detikSumut
Kamis, 18 Jan 2024 07:45 WIB
Ilustrasi Puasa
Ilustrasi (Foto: shutterstock)
Medan -

Berpuasa sunnah pada bulan haram atau suci sangat dianjurkan. Salah satu bulan haram yang dianjurkan untuk berpuasa adalah bulan Rajab.

Rasulullah SAW pernah bersabda dalam haditsnya, "Puasalah pada bulan-bulan haram." (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Kitab Latho-if Al Ma'arif dari Sufyan Ats Tsauri, menjelaskan bulan haram merupakan waktu terbaik untuk mengerjakan amal ketaatan. Amalan pada atau puasa pada bulan haram sangatlah disukai para salaf.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya," katanya yang diterjemahkan Tim PISS-KTB dalam buku Hasil Bahtsul Masail dan Tanya Jawab Agama Islam.

Rasulullah SAW juga memiliki kebiasaan berpuasa pada bulan Rajab. Berikut bunyi haditsnya,

ADVERTISEMENT

حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا عِيسَى، حَدَّثَنَا عُثْمَانُ، - يَعْنِي ابْنَ حَكِيمٍ - قَالَ سَأَلْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ عَنْ صِيَامِ رَجَبَ، فَقَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ عَبَّاسٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ

Artinya: Dinarasikan 'Uthman bin Hakim, "Saya bertanya apda Sa'id bin Jubair tentang puasa selama Rajab. Dia mengatakan: 'Ibnu 'Abbas berkata Rasulullah SAW biasa berpuasa selama beberapa hari hingga kami berpikir dia tidak akan berhenti, dan dia tidak berpuasa selama beberapa hari hingga kami berpikir dia tidak akan berpuasa." (HR Abu Daud)

Ada dalil yang menjelaskan tentang pahala pelaksanaan puasa Rajab. Termasuk pahala puasa Rajab 7 hari yang disebutkan akan mendapat jaminan ditutupnya pintu neraka Jahanam.

Berikut hadits dari Al Mu'jamul Kabir yang beredar berkenaan dengan keutamaan puasa Rajab tersebut,

"Barang siapa berpuasa sehari di bulan Rajab maka ia laksana berpuasa setahun. Barang siapa berpuasa tujuh hari maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka Jahanam. Barang siapa berpuasa delapan hari dibukakan untuknya delapan pintu surga. Barang siapa berpuasa sepuluh hari, Allah akan mengabulkan semua permintaannya." (HR At Thabrani)

Hadits lainnya menyebutkan isi serupa dengan redaksi sebagai berikut, "Dari Abdullah Ibnu Abbas RA, puasa hari pertama bulan Rajab itu merupakan kifarat (dosa) selama tiga tahun, dan puasa hari kedua merupakan kifarat dua tahun, dan puasa hari ketiga merupakan kifarat satu tahun, kemudian setiap hari untuk kifarat satu bulan." (HR Al Khalal)

Hadits tersebut disebut hadits bersanad dhaif yang tidak dapat dibenarkan sama sekali menurut As Sunan wa Al Mubtada'at yang diterjemahkan Wawam Shofwan Sholehuddin dalam buku Risalah Shaum. Wawam Shofwan Sholehuddin mengatakan, tidak ada satupun hadits yang berkenaan dengan keutamaan puasa Rajab berderajat shahih.

Disebutkan, jalur periwayatan dari hadits-hadits tersebut cukup banyak maka hal itulah yang memperparah kelemahan hadits tersebut. Salah satunya dinyatakan oleh Ibnu Rajab dalam Al Faiful Sadir Syarah al Jami'us Shagir yang berkata, "Tidak ada satu pun yang shahih tentang keutamaan puasa Rajab secara khusus baik dari Rasulullah SAW maupun para sahabatnya."

Dilansir Abdullah bin Abdul Aziz At-Tuwaijiry dalam buku Ritual Bid'ah dalam Setahun, Ibnu Taimiyah dalam Kitab Fath Al Baari mengatakan, tidak ada dasar dari sabda Rasulullah SAW, sahabat, dan para imam mengenai pengkhususan ibadah bulan Rajab dengan berpuasa.

Selain puasa Rajab 7 hari, Imam Ahmad memakruhkan berpuasa Rajab selama sebulan penuh kecuali orang yang berpuasa dhar (puasa terus menerus). Ia berkata seperti diceritakan Ibnu Umar dan Ibnu Abbas, "Sebaiknya berbuka sehari atau dua hari."

Meski demikian, muslim tetap dapat mengamalkan puasa sunnah yang sudah pasti penganjurannya setiap bulan seperti, puasa Ayyamul Bidh selama 3 hari dan puasa Senin Kamis setiap 2 kali dalam seminggu.




(astj/astj)


Hide Ads