Tradisi umat islam yang senantiasa dilakukan setiap tahun di banyak negara. Tradisi tersebut terjadi pada 12 Rabiul Awal yang kita kenal dengan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam rangka memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW.
Dilansir dalam jurnal Perayaan Maulid Nabi Dalam Pandangan KH. Hasyim Asy'ari karya Ulin Niam Masruri. Di Indonesia memperingati Maulid Nabi SAW sudah menjadi darah daging hingga sekarang. Bahkan pemerintah telah menjadikan peringatan ini salah satu agenda rutin dan acara kenegaraan tiap tahunnya.
Peringatan Maulid Nabi diperingati dalam rangka mengingat kembali sejarah kehidupan Rasulullah SAW, mengingat kepribadiannya yang agung dan mengingat misinya yang Rahmatan lil' alamin. Tahukah detikers sejarah maulid Nabi Muhammad SAW? Berikut sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Munculnya Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW
Bentuk memperingati Maulid Nabi seperti yang terjadi di belahan dunia islam. Pada masa Nabi Muhammad SAW perayaan Maulid Nabi belum pernah terjadi, bahkan ketika beliau sudah wafat.
Peringatan Maulid bagian tradisi dari keagamaan secara historitis baru terjadi pada masa dinasti Bani Fatimiah, tepatnya pada masa Raja Al- Muiz li Dinillah ( 341 - 365 H). Beliau merupakan orang pertama yang menyelenggarakan perayaan kelahiran Nabi yang tercatat dalam sejarah. Kemudian dalam kurun waktu, tradisi yang semula dirayakan hanya oleh kelompok Syiah ini juga dilakukan oleh kaum sunn, dimana khalifah Nuruddin, penguasa Syiria (511 - 569 H) adalah penguasa pertama yang tercatat merayakan Maulid Nabi.
Ibn Katsir dalam kitabnya juga mengatakan: " Malik Muzhaffaruddin mengadakan peringatan Maulid Nabi pada bulan Rabiul Awwal. Beliau merayakannya secara besar-besaran". Pada abad ke-4 sampai 16 M di berbagai belahan dunia, Islam berada pada puncak penyebaran tradisi maulid. Kegiatan ini mencapai puncak popularitasnya, sehingga pemerintah mengakomodasi sebagai kegiatan resmi Negara, seperti yang dijelaskan dalam buku Anas, 2002, hlm. 88)
Sedangkan di Indonesia, tradisi maulid Nabi SAW yang sudah melekat di lingkungan masyarakat ini dijadikan media dakwah dan pengajaran Islam. Dalam tradisi ini juga untuk melakukan amal-amal kebaikan seperti bakti sosial, santunan kepada fakir miskin, pameran produk islam, pentas seni dan kegiatan lain yang lebih menyentuh persoalan masyarakat, dijelaskan dalam buku Khanafi, 2015.
Dalil Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW
Banyak dalil yang bisa menjadi dasar diperbolehkannya memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, meskipun di zaman nabi tidak pernah dilakukan. Dalam prinsip muamalah, apapun boleh dilakukan selama tidak melanggar hal hal yang memang secara tegas dilarang. Maka dari itu, tidak bisa dikatakan bahwa kegiatan itu adalah bid'ah. Di antara dalil-dalil yang memperbolehkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah:
1. Peringatan Maulid Nabi SAW mendorong orang untuk selalu membaca shalawat, dan shalawat itu diperintahkan oleh Allah Ta'ala, Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-Ahzab: 56.
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat atas Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam sejahtera kepadanya".
2. Rasulullah sendiri mensyukuri atas kelahirannya dan merayakannya dengan cara berpuasa setiap hari kelahirannya, yaitu setiap hari Senin.
عَنْ اَبِيْ قَتَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ اْلِاثْنَيْنِ ؟ فَقاَلَ ذَلِكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ اَوْ اٌنْزلَ عَلَيَّ فِيْه
Artinya: Dari Abi Qatadah al-Anshori RA sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa hari senin. Rasulullah SAW menjawab: Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku (H.R. Muslim).
3. Peringatan Maulid nabi, meskipun tidak ada di zaman Rasulullah Saw, sehingga merupakan bid'ah, ini merupakan bid'ah hasanah (Bid'ah Yang baik). Karena itu cukup di dalam dalil-dalil yang syaraa' dan kaidah-kaidah kulliyyah.
Jadi, peringatan Maulid itu bid'ah jika kita hanya memandang bentuknya, bukan amalan yang terdapat di dalamnya, karena amalan-amalan itu juga ada di masa Nabi SAW.
Itulah, sejarah singkat munculnya peringatan atau perayaan Maulid Nabi SAW yang sudah menjadi tradisi di kalangan umat Islam, semoga bermanfaat detikers!
Artikel ini ditulis Muthi' Nur Hanifah, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detik.com.
(afb/afb)