.webp)
Kasus COVID-19 di Indonesia naik dalam beberapa hari terakhir. Kenaikan itu diduga dipicu oleh Subvarian Omicron XBB yang terdeteksi di beberapa daerah. Subvarian Omicron XBB disebut lebih cepat menular dibanding subvarian Omicron lainnya.
"XBB termasuk XBB1 memang dia mutasi dari BA.2 maupun BA.2.75. Transmisinya memang lebih cepat dibandingkan BA.5," kata juru bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril dilansir dari detikHealth, Senin (14/11/2022).
Data pada Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hingga pekan lalu jumlah kasus subvarian XBB mencapai 48 kasus. Mereka tersebar di beberapa daerah di Indonesia. da pasien Omicron XBB yang sampai harus menjalani perawatan di rumah sakit, namun sebagian besarnya cukup menjalani isolasi mandiri di rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syahril menyebut, meski gejalanya lebih ringan dibanding subvarian Omicron BA.4 dan BA,5, Omicron XBB diketahui menular lebih cepat dibandingkan varian-varian Corona lainnya.
"Dia cepat, hanya saja seperti halnya BA.4 dan BA.5 sebelumnya, tingkat keparahannya lebih rendah," ungkap Syahril.
Gejala Omicron Subvarian XBB
Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Erlina Burhan, SpP(K) menyebut gejala pada pasien COVID-19 dengan subvarian Omicron XBB mirip dengan varian Corona lainnya. Meski gejalanya termasuk ringan, namun tingkat penularannya relatif lebih cepat.
Berikut gejala subvarian Omicron XBB:
- Demam
- Batuk
- Lemas
- Sesak
- Nyeri
- kepala
- Nyeri tenggorokan
- Pilek
- Mual
- Muntah
- Diare
(dpw/dpw)
