Setiap tanggal 28 Oktober akan diperingati Hari Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda lahir dari tiga orang, mereka merumuskan dan mengikrarkannya pada Kongres Pemuda II yang digelar 27-28 Oktober 2022.
Dilansir detikEdu Rabu (26/10/2022) ada tiga kali rapat di dalamnya dan diadakan pada tiga lokasi berbeda. Pada rapat ketiga itulah Sumpah Pemuda diikrarkan.
Kronologi Lahirnya Ikrar Sumpah Pemuda
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di dalam Buku Siswa Sejarah Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI karya Abdurakhman dan Arif Pradono, Sumpah Pemuda diucapkan usai istirahat rapat ketiga Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. Tokoh yang merumuskan Sumpah Pemuda adalah Muhammad Yamin.
Kemudian, Muhammad Yamin memberikan rumusan itu kepada Soegondo Djojopoespito saat Soenario Sastrowardoyo berpidato. Soegondo pun menyetujuinya, sehingga Sumpah Pemuda menjadi keputusan Kongres Pemuda II.
Pada rapat ketiga ini, ada beberapa pembicara yang berperan. Selain Soenario Sastrowardoyo, di samping itu ada pula Ramelan.
Ramelan menyampaikan gagasannya tentang gerakan kepanduan yang tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Sementara, Soenario menyampaikan gagasan pentingnya nasionalisme dan demokrasi.
Selain ikrar Sumpah Pemuda, rapat ketiga Kongres Pemuda II juga memuat peristiwa penting di mana lagu Indonesia Raya ditampilkan. Wage Rudolf Supratman menampilkan lagu ini secara instrumental dengan memakai biola.
Alasan Indonesia Raya ditampilkan secara instrumental adalah supaya tidak dilarang pihak penjajah Belanda yang hadir dalam rapat. Selain itu, dalam momen ini diperkenalkan juga bendera Merah Putih yang dipandang sebagai bendera pusaka bangsa Indonesia.
Isi Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda mengandung tiga butir kalimat, yaitu:
Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Kedua: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda menjadi simbol semangat nasionalisme dan persatuan bangsa Indonesia berdasarkan identitas nasionalnya menghadapi kolonialisme.
(astj/astj)