Pemkab Dairi Mulai Bangun Kolam Konservasi Ihan Batak di Tao Silalahi

Kabupaten Dairi

Pemkab Dairi Mulai Bangun Kolam Konservasi Ihan Batak di Tao Silalahi

Yudistira Perdana Imandiar - detikSumut
Jumat, 29 Jul 2022 17:36 WIB
Peletakan Batu Pertama Kolam Konservasi Ihan Batak
Peletakan Batu Pertama Kolam Konservasi Ihan Batak (Foto: Pemkab Dairi)
Jakarta -

Pemerintah Kabupaten Dairi tengah membangun kolam konservasi ihan Batak di Desa Paropo II, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Peletakan batu pertama pembangunan dilakukan Bupati Dairi Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu pada Kamis (28/7).

Adapun pembangunan kolam konservasi tersebut merupakan inisiasi dari Yayasan AUR Dairi Menenggoi yang diketuai Dimitry Berutu. Mereka prihatin atas keberadaan populasi ihan Batak, sebagai ihan purba endemik Danau Toba.

Eddy menjelaskan ihan Batak atau dikenal sebagai ikan semah merupakan ikan air tawar yang punya nilai budaya tinggi dari zaman dahulu yang biasa dimanfaatkan orang Batak dalam kegiatan budayanya. Kini, kata Eddy, populasinya sudah semakin sedikit. Atas kondisi tersebut, Pemkab Dairi bersama Yayasan AUR Dairi Menenggoi dan masyarakat bermitra membuat tempat konservasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada 2 bagian lagi yang membuat program ini sukses. pertama Yayasan Aur Dairi Menenggoi yang menggagas dan menggulirkannya hingga hari ini dan masyarakat komunitas internasional yang peduli akan konservasi ini. Pemerintah concern, bersama mitra dan sepakat melestarikan dan mengembalikan populasi ihan ini. Ini akan lebih sukses karena masyarakat pun ingin terlibat, kami ada disini menandai awal dari upaya konservasi pelestarian ihan ini," ungkap Eddy dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat (29/7/2022).

Eddy menerangkan sebagai tahap awal pelestarian ihan Batak, sejumlah embrio akan ditempatkan di kolam konservasi.

ADVERTISEMENT

"Masih dalam tahap awal embrio, jumlahnya puluhan dan nanti kemudian akan menjadi ratusan. Nanti, kita akan kembangkan ihan-ihan ini dalam 3 kolam yang pembangunannya kita awali hari ini sebagai kolam budidayanya," tutur Eddy.

Eddy menambahkan dengan populasinya yang sudah sedikit, harga ihan Batak di pasaran sangatlah tinggi.

"Harga ini jauh di atas harga-harga ikan budidaya di Danau Toba. Rata-rata sekarang harganya Rp 150 ribu per ekor. Jadi selain mengkonservasi ihan, juga akan menunjang perekonomian masyarakat, sebagai bisnis baru nantinya," papar Eddy.

Menimpali hal itu, Ketua Yayasan Dairi Menenggoi Dimitry Berutu menyampaikan yayasan yang dipimpinnya ingin lebih memperkenalkan Dairi, sekaligus mengangkat ekonomi masyarakat setempat.

"Ada 2 hal yang menjadi concern kami bersama yayasan yakni kehidupan masyarakat Dairi, di mana kami ingin mengembangkan ekonominya dengan mengajak turis datang ke sini, namun kami juga melihat adanya keterancaman ekosistem ihan ini. Menurut kami ini adalah kesempatan besar untuk menggabungkan agrowisata dan wisata alam," terang Dimitry.

Dimitry menjelaskan pihaknya akan mengajak relawan dari negara lain untuk berbagi skill dan pengetahuan kepada masyarakat di sekitar Danau Toba secara khusus Silahisabungan mengenai budidaya ihan Batak.

"Kita akan ajak relawan luar untuk datang dan tinggal disini, merasakan sedikit banyak kehidupan masyarakat, serta berbagi ilmu dan skill pada masyarakat. Kita akan belajar dari mereka, begitu juga mereka akan belajar dari kita. Kami berharap konservasi ini bisa adopsi masyarakat daerah lain," ungkap Dimitry.

Salah seorang relawan, Arane Le Anne dari Australia mengatakan ia dan relawan lainnya sudah melakukan kegiatan budidaya di berbagai tempat dan berjalan sukses.

"Kami juga ingin melakukan hal serupa disini. Kami relawan yakin, apa yang kami lakukan, pengembangan masyarakat, pengembangan bahasa, tanpa menghilangkan integritas budaya dan adat isitiadat yang ada yang sudah sangat indah. Saya kira ini juga akan bermanfaat bagi kami saya, dan relawan-relawan lain nanti yang akan datang ke sini. Ini akan membantu satu sama lain," ujar Anne.




(ncm/ega)


Hide Ads