Kuliner Palembang tidak melulu yang terbuat dari olahan ikan. Ada banyak kue khas Palembang yang mempunyai makna filosofis dan menjadi primadona warga lokal.
Dilansir dari website PPID Kota Palembang, setidaknya usia Kota Palembang 1.342 tahun pada 2025 ini. Dengan usia itu, Palembang sudah menjadi tempat berbagai etnis yang mempengaruhi budaya, termasuk dalam hal kue manisnya.
Berikut detikSumbagsel berikan ulasan 10 kue khas Palembang mulai dari makna, sejarah, hingga resep lengkapnya. Yuk, simak rangkuman di bawah ini.
10 Kue Khas Palembang
1. Kue Bongkol
Kue bongkol adalah salah satu kue tradisional Palembang yang sangat populer, terutama saat bulan Ramadan. Nama "bongkol" berasal dari bentuk bungkusnya yang menggunakan daun pisang yang dibentuk seperti bongkol atau bantal kecil. Secara filosofis, kue ini melambangkan kesederhanaan dan rasa syukur.
Dikutip dari laman Indonesia Kaya, penggunaan bahan-bahan alami seperti tepung beras, santan, dan daun pisang menunjukkan kedekatan masyarakat Palembang dengan alam. Kue ini telah ada secara turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi kuliner rumahan di Palembang.
Kue Bongkol sebagai takjil atau makanan pembuka saat berbuka puasa. Selain di bulan Ramadan, kue ini juga terkadang disajikan dalam acara arisan atau kumpul keluarga sebagai camilan ringan di sore hari.
Bahan Adonan Hijau
- 150 gram tepung beras,
- 700 ml santan sedang
- 100 ml jus pandan suji
- 1 sdt garam
- 50 gram gula pasir.
Bahan Saus Gula Merah (Kinca)
- 200 gram gula merah
- 100 ml air
- 1 lembar daun pandan
Bahan Pelengkap
- Daun pisang
- lidi.
Cara Membuat Kue Bongkol
- Saus Kinca: Masak semua bahan kinca hingga larut dan sedikit mengental.
- Adonan: Campurkan semua bahan adonan hijau, aduk hingga tidak bergerindil, lalu masak di api kecil hingga mengental dan meletup-letup.
- Pembungkusan: Bentuk daun pisang seperti mangkuk (takir), tuang 1 sdm saus kinca, lalu tutup dengan adonan hijau.
- Kukus selama 20-25 menit hingga matang
Simak Video "Mencicipi Mie Celor Khas Palembang yang Legendaris di Melawai"
(mep/mep)