9 Kue Khas Palembang: Makna, Sejarah hingga Resep

9 Kue Khas Palembang: Makna, Sejarah hingga Resep

Annisaa Syafriani - detikSumbagsel
Rabu, 24 Sep 2025 23:00 WIB
Kue Gandus khas Palembang yang gurih dan mudah dibuat.
Ilustrasi kue gandus khas Palembang (Foto: Dok. Instagram/yanscookingdiary)
Palembang -

Kuliner Palembang tidak melulu yang terbuat dari olahan ikan. Ada banyak kue khas Palembang yang mempunyai makna filosofis dan menjadi primadona warga lokal.

Dilansir dari website PPID Kota Palembang, setidaknya usia Kota Palembang 1.342 tahun pada 2025 ini. Dengan usia itu, Palembang sudah menjadi tempat berbagai etnis yang mempengaruhi budaya, termasuk dalam hal kue manisnya.

Berikut detikSumbagsel berikan ulasan 10 kue khas Palembang mulai dari makna, sejarah, hingga resep lengkapnya. Yuk, simak rangkuman di bawah ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

10 Kue Khas Palembang

1. Kue Bongkol

Kue bongkol adalah salah satu kue tradisional Palembang yang sangat populer, terutama saat bulan Ramadan. Nama "bongkol" berasal dari bentuk bungkusnya yang menggunakan daun pisang yang dibentuk seperti bongkol atau bantal kecil. Secara filosofis, kue ini melambangkan kesederhanaan dan rasa syukur.

Dikutip dari laman Indonesia Kaya, penggunaan bahan-bahan alami seperti tepung beras, santan, dan daun pisang menunjukkan kedekatan masyarakat Palembang dengan alam. Kue ini telah ada secara turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi kuliner rumahan di Palembang.

ADVERTISEMENT

Kue Bongkol sebagai takjil atau makanan pembuka saat berbuka puasa. Selain di bulan Ramadan, kue ini juga terkadang disajikan dalam acara arisan atau kumpul keluarga sebagai camilan ringan di sore hari.

Bahan Adonan Hijau

  • 150 gram tepung beras,
  • 700 ml santan sedang
  • 100 ml jus pandan suji
  • 1 sdt garam
  • 50 gram gula pasir.

Bahan Saus Gula Merah (Kinca)

  • 200 gram gula merah
  • 100 ml air
  • 1 lembar daun pandan

Bahan Pelengkap

  • Daun pisang
  • lidi.

Cara Membuat Kue Bongkol

  • Saus Kinca: Masak semua bahan kinca hingga larut dan sedikit mengental.
  • Adonan: Campurkan semua bahan adonan hijau, aduk hingga tidak bergerindil, lalu masak di api kecil hingga mengental dan meletup-letup.
  • Pembungkusan: Bentuk daun pisang seperti mangkuk (takir), tuang 1 sdm saus kinca, lalu tutup dengan adonan hijau.
  • Kukus selama 20-25 menit hingga matang

2. Kue Gandus

Dikutip dari Budaya-Indonesia, kue ini merupakan kudapan rakyat yang populer dan mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional Palembang. Maknanya adalah representasi kekayaan rasa kuliner Palembang yang tidak hanya manis, tetapi juga gurih dan kaya rempah.

Kue Gandus berfungsi sebagai sarapan pagi atau camilan sore. Seperti Kue Mentu, kue ini juga sering ditemukan dalam nampan jajanan pasar atau sebagai sajian pembuka dalam sebuah acara sebelum hidangan utama disajikan.

Bahan-bahan Adonan Kue Gandus

  • 150 gram tepung beras
  • 50 gram tepung tapioka
  • 700 ml santan
  • 1 sdt garam

Bahan Taburan Kue Gandus

  • Ebi sangrai halus
  • Bawang goreng
  • Daun seledri
  • Irisan cabai merah

Cara Membuat Kue Gandus

  • Campur semua bahan adonan hingga licin, lalu masak sebentar hingga sedikit mengental
  • Tuang adonan ke dalam cetakan kecil yang sudah diolesi minyak
  • Beri bahan taburan di atasnya.
  • Kukus selama 20 menit hingga matang

3. Kue Delapan Jam

Berdasarkan buku Ensiklopedi Makanan Tradisional Indonesia oleh Harun Nur Rasyid, kue delapan Jam termasuk jenis makanan yang bernilai budaya, tercermin dari fungsinya sebagai hidangan upacara keagamaan dan perkawinan.

Selain itu, kue delapan jam juga bernilai sosial sebagai makanan antaran pada bulan Ramadhan. Nama kue ini secara harfiah berasal dari proses pembuatan yang memakan waktu minimal delapan jam dengan cara dikukus.

Menurut laman Warisan Budaya Takbenda Indonesia dari Kemdikbud, proses yang lama ini melambangkan kesabaran, ketekunan, dan ketelitian. kue ini dulunya adalah hidangan para bangsawan di lingkungan Kesultanan Palembang Darussalam.

Karena bahan premium dan prosesnya rumit, kue ini hanya disajikan untuk tamu kehormatan. Selain itu, kuei ini dijadikan sebagai hidangan wajib saat hari raya besar seperti Idul Fitri, serta menjadi hantaran utama dalam prosesi lamaran.

Menghidangkan kue delapan jam kepada tamu dianggap sebagai bentuk penghormatan tertinggi. Karena itu, kue ini menjadi salah satu yang ditunggu-tunggu saat Lebaran tiba.

Bahan-bahan Kue Delapan Jam

  • 20 butir telur ayam
  • 400 gram gula pasir
  • 1 kaleng susu kental manis
  • 100 gram margarin leleh.

Cara Membuat Kue Delapan Jam

  • Kocok gula dan telur menggunakan garpu hingga gula benar-benar larut (jangan pakai mixer).
  • Masukkan susu kental manis dan margarin leleh, aduk rata lalu saring.
  • Tuang ke loyang 20x20 cm yang sudah diolesi margarin tebal dan dialasi kertas roti.
  • Kukus dengan api sangat kecil selama 8 jam. Pastikan tutup dandang dilapisi kain.

4. Kue Mentu

Kue Mentu adalah salah satu dari sedikit kue basah Palembang yang bercita rasa gurih. Bentuknya menyerupai kue talam namun berisi daging atau udang cincang.

Dikutip dari detikFood, kue ini mencerminkan akulturasi budaya, di mana pengaruh kuliner Melayu bertemu dengan sentuhan Tionghoa serta Arab dalam penggunaan isian daging yang gurih.

Kue mentu berfungsi sebagai kudapan gurih untuk sajian dalam snack box pada berbagai acara seperti arisan dan pengajian. Cita rasa kue ini termasuk unik, ada gurih dari isian dan santan, serta sedikit manis dari adonan tepung. Perpaduan ini meninggalkan kesan nikmat di lidah.

Bahan-bahan Isian Kue Mentu

  • 200 gram daging ikan/ayam/udang giling
  • bumbu halus (bawang putih, merica, garam, gula).

Bahan-bahan Adonan

  • 150 gram tepung terigu
  • 50 gram tepung sagu
  • 500 ml santan
  • 1 butir telur
  • Garam secukupnya

Bahan Topping

  • 200 ml santan kental
  • 1 sdm tepung beras
  • Garam secukupnya

Cara Membuat Kue Mentu

  • Masak bahan isian hingga matang dan kering
  • Campur bahan adonan hingga licin, dan masak bahan topping hingga mengental
  • Tuang setengah adonan ke cetakan, kukus 10 menit
  • Beri isian, tuang sisa adonan, kukus lagi 15 menit
  • Terakhir, tuang topping dan kukus 5 menit

5. Bolu Kojo

Bolu kojo adalah salah satu bolu tradisional paling terkenal dari Palembang. Nama kojo berarti kemojo atau bunga kamboja karena bentuk loyang yang digunakan zaman dahulu menyerupai kelopak bunga tersebut.

Warna hijaunya yang khas berasal dari perasan daun pandan dan suji. Makna kue ini adalah keharuman dan keindahan yang alami, serta menjadi simbol keramahan.

Bolu Kojo berfungsi sebagai kue untuk jamuan sehari-hari maupun untuk perayaan. Kue ini sering disajikan saat Lebaran, acara keluarga, atau sebagai oleh-oleh khas Palembang.

Bahan-bahan Bolu Kojo

  • 5 butir telur
  • 250 gram gula pasir
  • 500 ml santan kental
  • 150 ml jus pandan suji
  • 300 gram tepung terigu
  • 100 gram margarin leleh

Cara Membuat Bolu Kojo

  • Rebus santan dan jus pandan, lalu dinginkan.
  • Kocok telur dan gula hingga larut. Masukkan terigu, aduk rata.
  • Tuang campuran santan pandan dan margarin leleh, aduk homogen
  • Panggang dalam loyang tulban pada suhu 170Β°C selama 45-50 menit

6. Engkak Ketan

Engkak ketan adalah kue lapis yang terbuat dari tepung ketan dan santan. Secara filosofis, lapisan-lapisan pada engkak ketan melambangkan keeratan hubungan keluarga dan persaudaraan, sejalan dengan sifat lengket dari tepung ketan.

Serupa kue mewah lainnya, engkak ketan dipercaya berasal dari lingkungan keraton dan menjadi hidangan kaum bangsawan pada masanya. Kue ini wajib ada saat hari raya dan upacara adat penting.

Proses pembuatannya yang juga memakan waktu lama, dengan memanggang adonan selapis demi selapis, menjadikannya kue yang sangat dihargai sebagai tanda penghormatan.

Bahan-bahan Engkak Ketan

  • 500 gram tepung ketan
  • 1 liter santan kental
  • 500 gram gula pasir
  • 10 butir telur
  • 1 kaleng susu kental manis
  • 100 gram margarin leleh
  • Garam

Cara Membuat Engkak Ketan

  • Masak santan, gula, dan garam hingga berminyak, lalu dinginkan
  • Kocok lepas telur, campurkan dengan santan, tepung ketan, susu kental manis, dan margarin hingga licin
  • Panggang selapis demi selapis di loyang 20x20 cm
  • Lapisan pertama gunakan api bawah, lapisan selanjutnya gunakan api atas hingga adonan habis

7. Kue Maksuba

Dilansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, nama maksuba berasal dari sebuah ungkapan yang berarti pemberian terkasih. Itu menunjukkan bahwa kue ini dibuat dengan penuh cinta untuk orang-orang tersayang.

Kue Maksuba sering disebut mirip kue delapan jam karena bahan utamanya yang mirip. Perbedaannya, Maksuba dipanggang selapis demi selapis.

Fungsi maksuba sama dengan kue delapan jam, yaitu sebagai kue mewah untuk perayaan Idul Fitri dan hantaran pernikahan. Karena rasanya yang sangat manis dan legit, kue ini melambangkan harapan akan kehidupan yang manis dan penuh kebahagiaan.

Bahan-bahan Kue Maksuba

  • 25 butir telur bebek
  • 1 kaleng susu kental manis
  • 200 gram mentega wisman leleh
  • 250 gram gula pasir, vanila

Cara Membuat Kue Maksuba

  • Kocok telur dan gula hingga gula larut. - Masukkan susu kental manis dan mentega leleh, aduk rata
  • Proses pemanggangan sama persis dengan Engkak Ketan, yaitu selapis demi selapis hingga adonan habis

8. Kue Kumbu

Kue kumbu adalah kue khas Palembang yang bahan utamanya adalah kacang merah atau kacang hijau. Nama kumbu berarti penuh atau padat, merujuk pada isinya.

Kue kumbu menunjukkan adanya pengaruh kuliner Tionghoa di Palembang. Mirip dengan isian pada kue pia atau kue bulan. Kue ini melambangkan harapan akan kehidupan yang berisi atau sejahtera.

Kue kumbu lebih bersifat sebagai jajanan pasar atau camilan sehari-hari. Berbeda dengan kue lapis yang rumit, Kumbu lebih mudah dibuat dan ditemukan. Kue ini sering menjadi isian kotak jajan untuk berbagai acara dan dinikmati sebagai teman minum teh.

Bahan-bahan Kue Kumbu

  • 250 gram kacang merah kering (rendam semalaman)
  • 150 gram gula pasir
  • 200 ml santan kental
  • Garam
  • Daun pandan

Cara Membuat Kue Kumbu

  • Rebus kacang merah hingga sangat empuk, lalu haluskan
  • Masak adonan kacang bersama santan, gula, garam, dan pandan hingga kalis dan bisa dibentuk
  • Setelah dingin, bentuk adonan menjadi bulat pipih atau oval

9. Kue Lepet

Meskipun lepet dikenal di berbagai daerah Melayu, ;epet Palembang memiliki kekhasannya. Secara filosofi yang berkembang di masyarakat Melayu, Lepet melambangkan persatuan dan keeratan, disimbolkan oleh ketan yang lengket dan ikatan janur yang kuat.

Salah satu hidangan pelengkap saat Hari Raya Idul Fitri, seringkali disantap bersama rendang atau opor. Lepet juga menjadi simbol ungkapan terima kasih atau permohonan maaf saat bersilaturahmi, sejalan dengan tradisi Lebaran.

Bahan-bahan Kue Lepet

  • 500 gram beras ketan (rendam 2 jam)
  • 1 butir kelapa setengah tua parut
  • 1 sdt garam
  • Janur
  • Tali

Cara Membuat Kue Lepet

  • Campurkan ketan, kelapa parut, dan garam
  • Isi janur yang sudah dibentuk selongsong dengan campuran ketan, lalu padatkan dan ikat kencang
  • Rebus dalam air mendidih selama 3-4 jam hingga matang sempurna

Itulah 10 kue khas Palembang yang dapat kamu coba di rumah. Semoga memberi informasi dan wawasan baru mengenai kuliner khas Palembang. Selamat mencoba!

Artikel ini ditulis oleh Annisaa Syafriani, mahasiswa magang Prima PTKI Kementerian Agama RI.

Halaman 2 dari 9


Simak Video "Mencicipi Mie Celor Khas Palembang yang Legendaris di Melawai"
[Gambas:Video 20detik]
(mep/mep)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads