Makam Siswa SMP yang Meninggal Usai Squat Jump Dibongkar, Guru Diperiksa

Regional

Makam Siswa SMP yang Meninggal Usai Squat Jump Dibongkar, Guru Diperiksa

Finta Rahyuni - detikSumbagsel
Selasa, 01 Okt 2024 14:40 WIB
Kapolresta Deli Serdang Kombes Raphael saat diwawancarai di lokasi ekshumasi. (Finta Rahyuni/detikSumut)
Foto: Kapolresta Deli Serdang Kombes Raphael saat diwawancarai di lokasi ekshumasi. (Finta Rahyuni/detikSumut)
Deli Serdang -

Makam siswa SMP di Deli Serdang yang meninggal usai dihukum squat jump 100 kali dibongkar. Sementara itu, guru yang diduga menghukum korban juga diperiksa.

Dilansir detikSumut, ekshumasi dilakukan pada Selasa (1/10). Korban sendiri, Rindu Syahputra Sinaga (14), sebelumnya dimakamkan di Desa Negara Beringin, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang. Pantauan di lokasi, makam korban sudah dalam kondisi dibongkar dan ditutupi terpal.

Keluarga korban serta puluhan warga lain turut menyaksikan proses ekshumasi tersebut. Sejumlah personel TNI dan pemerintah desa setempat membantu pengamanan lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolresta Deli Serdang Kombes Raphael Sandhy Cahya Priambodo menjelaskan ekshumasi dilakukan untuk mendalami dugaan yang muncul sejak kasus ini mencuat. Salah satunya tentang penyebab kematian korban.

"Pada hari ini, kita melaksanakan ekshumasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan juga hal yang terjadi selama ini. Untuk ekshumasi, nanti dokter forensik yang secara detail menyampaikan bagaimana, seperti apa, sehingga ananda (korban) kita bisa meninggal dunia," jelas Raphael di lokasi.

ADVERTISEMENT

Guru Diperiksa

Raphael menambahkan bahwa guru SMPN 1 STM Hilir berinisial SW juga diperiksa. SW diduga memberi hukuman kepada korban untuk squat jump sebanyak 100 kali karena tidak memahami materi pelajaran.

"Kemarin gurunya sudah kita panggil, gurunya sudah datang, tetapi masih belum dimasukkan ke dalam pemeriksaan. Biar menjawab pertanyaan publik apa karena tindakannya itu yang menyebabkan meninggalnya ananda kita (korban)," lanjutnya.

Sejauh ini, kata Raphael, sudah ada 9 saksi yang dimintai keterangan. Saksi-saksi tersebut merupakan teman korban serta perwakilan sekolah.

"Untuk saksi, kita sudah memeriksa sembilan saksi, baik itu dari pihak rekan ananda kita, terus juga dari pihak sekolah," paparnya.




(des/des)


Hide Ads