Asnadi (40), nelayan di Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat (Babar), babak belur diduga dianiaya sejumlah orang. Pihak keluarga pun buka suara terkait kronologi sebelum Nadi dipulangkan ke rumah dengan kondisi babak belur.
Selvi, adik korban mengatakan, awalnya Nadi dicari oleh seorang pria berinisial AL. Pria tersebut sudah mencari kakaknya sejak Jumat (29/3) siang. Dua kali dia datang serta mondar-mandir di sekitar rumah.
Selvi pun memberanikan diri bertanya keperluan pria tersebut. Namun, yang bersangkutan tak menjawab dan langsung pergi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selang 10 menit datang lagi dua orang, orangnya sama, cuma bawa kawan (1 orang). Kemudian mereka bicara sama mama (ibu). (Mereka) hanya menjawab ibu tenang-tenang sajalah, nyari Nadi soalnya dia udah lama dicari, nanti ibu sedih dengarnya," ungkap Selvi ditemui di rumahnya, Senin (1/4/2024).
Lalu saat mendatangi rumah untuk kedua kalinya, teman pria itu mengambil foto lewat jendela. Setelah itu keduanya pun pergi. Karena saat itu Nadi tak berada di rumah karena sedang mencari ikan, ibunya menyuruh anak bungsunya memanggil Nadi.
Singkat cerita, Nadi kemudian pulang. Sang ibu menanyakan perihal masalah dengan pria yang mencarinya tersebut. Nadi menjelaskan, tak pernah berbuat berbuat masalah. Setelah ditunggu dan tak datang, Nadi kemudian mencari pria itu.
"Jadi bang Nadi merasa gak puas dan merasa tidak bersalah, didatangi pria itu (mencari kejelasan). Ibu sempat melarang disuruh ditunggu di rumah," katanya.
Namun belum sampai lokasi yang dituju yakni proyek pembangunan pagar, korban ternyata telah ditunggu di daerah tebing. Motor korban kemudian ditinggal, dan dia dibonceng bertiga.
"Ke sanalah dia tuh, yang pria ini telah menunggu di tebing. Ada yang lihat motor ditinggal di situ. Dari situlah gak tau kemana orangnya, Bang Nadi dibawa kemana tidak tahu. Jam-jam setengah 4," tegasnya.
Hingga malam tiba, keluarga mengaku bingung mau mencari Nadi kemana. Mereka hanya pasrah semoga Nadi dalam keadaan sehat.
"Kami mau nyari kemana, gak bisa nyari. Kami nunggu aja antara hidup dan mati gak tau," sebutnya.
Setelah ditunggu, Sabtu (30/3) pukul 01.30 WIB, korban diantarkan pulang dengan kondisi yang memprihatinkan. Muka korban sudah babak belur. Selvi menyebut, yang mengantar pulang adalah oknum pria berseragam dan satu rekannya, warga sipil atau berpakaian bebas.
"Kondisi abang saya tidak lagi kelihatan matanya, bengep (memar) semua, ada yang berdarah. Dia itu diantar di papah, dipegang oleh dia. Ada orang laki satu lagi tidak tau siapa itu, pakai hawai, megang helm," ujarnya.
"Nah AL duduklah di depan situ, depan teras kami. Kata dia, 'ini bu masalah kan dah selesai, Pak nadi juga lah damai, dah ngaku. Kenapa gak dari tadi ngaku, sekarang lah babak belur baru ngaku'," kata dia, mengulang ucapan pria tersebut kepadanya.
Kepada wartawan, Selvi menyebut pria yang mengantar kakaknya itu masih berpakaian seragam dinas.
"Ya Allah Pak, kenapa begini muka abang saya Pak, (apakah masih memakai seragam), masih (berseragam) lengkap. Masih pakai itu dia (seragam). Setelah itu mereka pulang," tambahnya.
Oknum tentara itu disebut-sebut berasal dari angkatan darat, inisilanya AL. Dia berasal dari Kompi Senapan A Yonif/147 Kesatria Garuda Jaya (KGJ).
Bantahan Komandan Batalyon Infanteri 147/KGJ
Komandan Batalyon 147 Ksatria Garuda Jaya (KGJ) Bangka, Letkol Inf Yokki Firmansyah membantah anggotanya terlibat kasus tersebut. Kata dia, setelah mendapat kabar ini pihaknya langsung turun ke lapangan dan menemui korban.
"Informasi itu tidak benar, kemarin saya terjun langsung ke lapangan dan ketemu korban, dan korban juga malahan terima kasih diantar oleh Ald (oknum yang diduga melakukan penganiayaan) sampai ke rumahnya," tegasnya dikonfirmasi detikSumbagsel, Selasa (2/4/2024).
Komandan Batalyon 147 KGJ ini irit bicara terkait dugaan penganiayaan terhadap Asnadi yang diduga dilakukan oleh oknum TNI AD bersama sejumlah pekerja proyek. Dia kembali menegaskan, selain kabar itu tidak benar, informasi itu hanya miskomunikasi.
"Dan saya juga sudah membuat berita klarifikasi kejadian yang sebenarnya, bahwa ada miskomunikasi di lapangan," kata Yokki singkat saat dikonfirmasi.
Akibat kejadian itu, korban telah melakukan visum ke RSUD Kabupaten Bangka Barat. Korban direncanakan akan membuat laporan ke Mapolres Bangka Barat.
(dai/dai)