Palembang -
Polrestabes Palembang terus mengusut kasus penodongan bersenjata tajam terhadap tour guide dan wisatawan di Jembatan Ampera. Polisi mengklaim telah mengantongi identitas pelaku dan sedang melakukan pengejaran.
Kasat Reskrim Polrestabes Palembang AKBP Haris Dinzah mengatakan peristiwa penodongan tersebut terjadi di sana pada Sabtu (13/1/2024) pagi menjelang siang.
"Setelah kita selidiki ternyata kejadiannya memang benar di sana," kata AKBP Haris dikonfirmasi detikSumbagsel, Minggu (14/1).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanya apakah pria bersajam yang mengenakan topi dan jaket itu apakah sudah ditangkap, Haris mengklaim jika saat ini pihaknya telah mengantongi identitas pelaku.
"Belum (tertangkap), kalau untuk identitas pelaku sudah kita kantongi ya," katanya.
Menurut Haris, pihak juga sudah berkomunikasi dengan salah satu tour guide yang menjadi korban pemalakan di video tersebut.
Korban katanya, rencananya hari ini, Minggu (14/1) akan mendatangi Polrestabes Palembang untuk membuat laporan polisi secara resmi dan memberikan Keterangan.
"Iya, kita sudah berkomunikasi dengan korban. Hari ini (14/1) rencananya korban mau membuat laporan," katanya.
Hingga kini, sambungnya, tim opsnal Satreskrim Polrestabes Palembang masih di lapangan melakukan pengejaran untuk menangkap pelaku tersebut.
"Tim masih di lapangan melakukan pengejaran. Hasilnya akan secepatnya kita sampaikan," jelas Kasat.
Kronologi kejadian di halaman selanjutnya...
Diberitakan sebelumnya, sebuah video yang merekam aksi pemalakan seorang pria di Jembatan Ampera, Palembang terhadap wisatawan beredar di sosial media. Pria tersebut memaksa meminta sejumlah uang dengan menodongkan senjata tajam.
Peristiwa tersebut terjadi saat kurang lebih 40 wisatawan asal Lampung hendak pulang dari Jembatan Ampera menuju busnya di dekat Masjid Agung Palembang.
Salah satu pemandu wisata dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Palembang Hafizah buka suara usai pemalakan tersebut terjadi. Dirinya menjelaskan bahwa kejadian tersebut bermula usai rekan sejawatnya alias korban sedang menemani sejumlah wisatawan hendak berjalan-jalan dan berswafoto di Jembatan Ampera.
"Karena saat itu bus mereka diparkirkan dekat Masjid Agung, jadi mereka jalan kaki lah ke sana (Jembatan Ampera)," ungkapnya kepada detikSumbagsel.
Setelah selesai berwisata dan berswafoto, pemandu lalu mendampingi para wisatawan untuk turun kembali berjalan kaki menuju bus mereka.
"Saat mau turun itu, lalu ada lah bapak itu (pelaku) langsung dekat-dekat meminta uang ke para turis kita. Dia sendirian dan mintanya maksa," katanya.
Menurut Hafizah, perilaku pria tersebut telah meresahkan kliennya sehingga rekannya berusaha menegur pria tersebut. Namun, pelaku malah marah dan meminta untuk tidak mengganggunya.
Dia menjelaskan bahwa total sekitar 10 orang menjadi sasaran pelaku yang dipinta paksa agar memberikan uang. Saat diberikan Rp 1-2 ribu, pelaku menolak dan mengeluarkan sajam seakan hendak menusuk para wisatawan dan pemandu wisata tersebut. Pelaku juga disebut meminta lebih besar sekitar Rp 10 ribu.
"Untung saat itu ada polisi lewat, jadi pelaku ini tidak sempat menusuk mereka. Dari situ sambil di perjalanan rekan kita itu langsung melaporkan ke saya," bebernya.
Simak Video "Video Viral Perampokan di Depok, Celurit Menempel di Leher Korban"
[Gambas:Video 20detik]