Polda Sumatera Selatan menggelar rekonstruksi tewasnya adik Bupati Musi Rawas Utara (Muratara), M Abadi (44) yang dibunuh kakak-adik. Dari rekonstruksi itu terungkap bahwa Abadi tewas dengan luka bacok di tangan, perut, leher, dan wajah.
Pantauan detikSumbagsel pada Selasa (10/10/2023) di Subdit Jatanras Polda Sumsel sekitar pukul 15.30 WIB, rekonstruksi tersebut digelar dengan dihadiri sejumlah anggota Unit II Jatanras, petugas Kejaksaan, Tim Inafis, kedua tersangka, serta kuasa hukum korban dan tersangka.
Adapun sejumlah saksi yang melihat langsung kejadian itu serta korban M Abadi dan Deki Iskandar (39), nampak diperankan oleh beberapa anggota Unit II Jatanras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di adegan pertama, awalnya korban Deki bersama saksi Dedek yang lebih dulu tiba di lokasi. Deki langsung bertemu dan bersalaman dengan saksi Lim Weng Kin (investor). Keduanya kemudian duduk di kursi yang berada dekat pintu masuk rumah tempat digelarnya rapat.
Tak lama setelah itu, tersangka Arwandi (28) pun datang dan bersalaman dengan saksi Lim. Selanjutnya Arwandi duduk di teras tak jauh dari Deki dan Lim.
Kemudian datang korban Abadi. Sama dengan Deki dan Arwandi, Abadi pun langsung bersalaman dengan saksi Lim.
Usai bersalaman Abadi masuk ke dalam rumah saksi Pandet. Tak lama setelah itu, Pandet pun kemudian memanggil semua peserta acara yang berada di luar untuk segera masuk ke dalam rumahnya.
Mendengar panggilan itu, Lim dan Deki pun berjalan masuk ke dalam rumah. Dilanjutkan dengan saksi-saksi lainnya berjumlah empat orang berikut Arwandi.
Saat berada di dalam dan acara berlangsung, Abadi tiba-tiba mengusir Arwandi untuk keluar rumah. Sempat terjadi cekcok antara Arwandi dan Abadi saat itu hingga Deki menarik rambut Arwandi. Deki kemudian menerbabnya (mendorong) dari belakang hingga Arwandi terduduk di kursi.
Selanjutnya, Arwandi meninggalkan rumah dan melawan dengan cara mendorong dan menendang Deki seraya mengumpat ke Deki dan Abadi. "Tunggulah kamu ya!" kata Arwandi.
Setelah itu, Arwandi pulang...
Setelah itu, Arwandi pulang dan menemui kakaknya, tersangka Ariansyah (35) di kebun sawit naik motor. Arwandi pun bercerita kepada Ariansyah soal kejadian di rumah Pandet tadi.
"Kak, saya dikeroyok Abadi dan Deki," ucak Arwandi ke Ariansyah.
Mendengar itu, Ariansyah pun emosi dan mengajak Arwandi naik ke mobilnya untuk mendatangi Abadi dan Deki. Sesampainya di sana, Ariansyah turun dari mobil dan langsung berteriak memanggil Abadi dan Deki.
"Woi, Deki! Mengapa kamu mengeroyok adik aku?!" teriak Ariansyah lantang sembari berjalan menuju ke rumah itu.
Mendengar teriakan itu, Deki dan Abadi pun keluar dari rumah lewat pintu berbeda. Di hadapan keduanya, Ariansyah menendang kursi plastik dengan murka.
Ariansyah langsung berbalik menuju ke mobilnya dan mengambil parang. Arwandi ikut turun dari mobil. Ariansyah kemudian mengayunkan parang ke Deki. Di saat bersamaan, Deki mengambil kursi yang jatuh dan hendak melemparkannya ke Ariansyah.
Deki pun berlari dan meminta tolong ke Abadi. Abadi mendekati Ariansyah dengan membawa kursi lalu Ariansyah membacok tangan Abadi.
Abadi lari ke arah rumah Pandet sembari dikejar Ariansyah. Ariansyah kembali membacok Abadi dan Abadi juga masih berusahan kabur ke arah rumah tetangga bernama Amir.
Dalam keadaan terluka, Abadi berusaha memeluk Ariansyah supaya tidak dibacok lagi. Namun, Ariansyah menusukkan parang itu ke bagian perut Abadi. Abadi juga masih berusaha lari untuk menyelamatkan diri hingga dikejar Ariansyah dan dibacok di bagian leher belakang. Abadi pun terkapar berlumuran darah dan parang Ariansyah terlepas dari gagangnya.
Saksi Toni yang melihat itu lalu mendekati Ariansyah...
Saksi Toni yang melihat itu lalu mendekati Ariansyah dan memegang tangan Ariansyah dengan tujuan menenangkannya. Ariansyah yang kaget lalu berteriak meminta pertolongan Arwandi.
Arwandi pun lalu mengambil parang di bawah jok mobil dan langsung membawanya menuju ke Ariansyah. Di sana Arwandi pun langsung membacok bagian wajah Abadi lebih dari dua kali.
Setelah itu, Ariansyah dan Arwandi langsung kabur naik mobil. Sementara korban yang terkapar berdarah berusaha diselamatkan saksi-saksi dengan dilarikan ke Puskesmas terdekat guna diberikan tindakan medis.
Kanit II Jatanras Polda Sumsel AKP Novel Siswadi menyebut ada 29 adegan rekonstruksi yang digelar guna mengungkap tindakan apa saja yang sebenarnya dilakukan kedua tersangka.
"Jadi untuk adegan hari ini itu ada 29 adegan. Tujuannya untuk melengkapi berkas penyidikan dan selanjutnya untuk mengetahui penyesuaian dari keterangan-keterangam saksi," kata Novel ditemui detikSumbagsel usai jalannya proses rekonstruksi.
Sebelumnya diberitakan, adik dari Bupati Muratara Devi Suhartoni, M Abadi (44) tewas usai dibacok dua pelaku. Pelaku kakak beradik itu merupakan warga Desa Belani, Kecamatan Waras Ilir, Muratara.
Pembacokan bermula pada pertemuan warga di salah satu rumah pada Selasa (5/9) malam. Abadi dan satu rekannya, Deki, menghadiri pertemuan itu. Turut hadir pula Pjs kepala desa, Camat Rawas Ilir, dan dua orang investor. Mereka membahas rencana proyek di desa tersebut.