Penemuan sejumlah potongan tubuh manusia yang berserakan di Turi, Sleman, Yogjayakarta menunjukkan titik terang. Polisi menduga potongan tubuh itu adalah Redho Tri Agustian, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang berasal dari Pangkal Pinang, Bangka Belitung.
Keyakinan polisi itu mengacu pada sidik jari korban yang identik dengan sidik jari UMY Redho Tri Agustian yang dilaporkan hilang. Polda DIY menyebut bahwa pencocokan sidik jari itu cocok atau identik 99%.
Hasil tes sidik jari itu dilakukan polisi terhadap potongan tangan yang ditemukan di Sungai Bedog, Turi, Sleman. Dirreskrimum Polda DIY Kombes FX Endriadi mengatakan uji sidik jari itu dilakukan dengan membandingkan sidik jari pada potongan tangan di Turi dengan milik mahasiswa UMY yang hilang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun untuk hasil yang lebih akurat, pihak kepolisian telah mengambil sampel DNA orang tua dari Redho di Bangka Belitung untuk disesuaikan dengan temuan potongan tubuh tersebut.
Pihak keluarga mengaku pengambilan sampel DNA telah dilakukan di Polda Bangka Belitung. Pihak keluarga berharap secepat mungkin mengetahui hasil pasti tentang potongan tubuh tersebut.
Saat ini pihak keluarga Redho Tri Agustian telah melakukan doa bersama. Pihak keluarga juga menerima sejumlah karangan bunga dengan ucapan turut berduka cita.
Berdasarkan hasil penyelidikan polisi pelaku pembunuhan terhadap Redho adalah 2 orang pria. Dua pelaku itu yakni W (29) warga Magelang, dan RD (38) warga Jaksel, telah ditangkap pada Sabtu (15/7) di Bogor, Jawa Barat.
Polisi mengungkap sejumlah fakta atas kematian dan mutilasi yang dilakukan W dan RD. Dari pemaparan pihak kepolisian, W dan RD melakukan pembunuhan itu di salah satu tempat kost.
Dirreskrimum Polda DIY Kombes FX Endriadi mengatakan korban dan pelaku yakni W (29) dan RD (38) sudah saling kenal dari media sosial. Ketiganya juga tergabung dalam satu grup tertentu di media sosial.
"Jadi pelaku dan korban saling kenal, mereka kenal di grup yang ada di medsos. Hasil pemeriksaan kita sudah 3-4 bulan (kenal). Ketemu pertama," kata Endriadi, Selasa (18/7/2023).
Ada kekerasan tidak wajar yang membuat korban meninggal. Baca selanjutnya...
Simak Video "Video: Detik-detik Pria di Palembang Jadi Korban Penyiraman Air Keras"
[Gambas:Video 20detik]