Akal Bulus Pelatih Paskibra SMK Minta Disodomi 13 Anak Didiknya

Sumatera Selatan

Akal Bulus Pelatih Paskibra SMK Minta Disodomi 13 Anak Didiknya

Prima Syahbana - detikSumbagsel
Rabu, 12 Jul 2023 19:02 WIB
Polres Muara Enim menangkap kepala sekolah dasar negeri (SDN) di Banyuasin yang memaksa 13 pelajar-alumni SMK di Muara Enim untuk menyodomi dirinya.
Foto: Dok. Polres Muara Enim
Muara Enim -

Polisi mengungkap modus kepala SDN di Banyuasin yang memaksa 13 pelajar-alumni SMK di Muara Enim, Sumatera Selatan agar menyodominya. Hal itu dilakukan pelatih Paskibraka di SMK itu dengan membohongi para korban cara agar dapat diterima menjadi anggota TNI.

Pelaku bernama Martin Hadi Susanto (37). Kapolres Muara Enim AKBP Andi Supriadi mengatakan, sebelum menjadi kepala sekolah di Banyuasin, pelaku merupakan guru honorer di Gelumbang, Muara Enim.

"Jadi, pelaku ini di tahun 2014-2018 guru honor di SD di Gelumbang (Muara Enim), 2018 diangkat menjadi guru dan mengajar di SD Negeri di Tungkal Ilir (Banyuasin)," kata AKBP Andi kepada detikSumbagsel, Rabu (12/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun di sisi lain, kata Andi, pelaku juga merangkap sebagai pelatih paskibra di SMK tersebut. "Pelatih paskib di SMK negeri Gelumbang ketika ekstrakurikuler pada hari Sabtu dan Minggu," katanya.

Perbuatan bejat itu sudah dilakukan pelaku dari 2019 sampai awal 2022, bertempat di asrama di SMK tersebut secara bergantian. SMK itu sendiri berada di Gelumbang, Muara Enim.

ADVERTISEMENT

Pelaku memperdaya para korban dengan cara mengiming-imingi mereka cara supaya bisa masuk TNI. Pelaku berkata bahwa agar diterima di TNI, maka alat vital para korban harus dalam kondisi baik. Lantas pelaku meminta korban mengambil foto bugil masing-masing.

"Bermula ketika pelaku yang membujuk rayu para korban yang antusias ingin menjadi anggota TNI. Kemudian korban dirayu jika alat vitalnya mengalami gangguan tidak bisa menjadi TNI, selanjutnya pelaku meminta korban mengirimkan foto bugilnya. Dari situ pelaku akhirnya dengan leluasa melakukan perbuatan itu ke para korban," bebernya.

Dari hasil pemeriksaan intensif, pelaku mengakui saat beraksi ia berperan seperti perempuan terhadap para korban. Perbuatan itu ia lakukan lantaran saat masih di kelas 3 SD, pelaku juga kerap menjadi korban aksi serupa.

"Jadi yang bersangkutan ini memposisikan sebagai perempuan. Sebenarnya anak-anak ini pada takut cuma karena diancam akan memviralkan, terus dibohongi bisa terapi alat kelamin," kata Andi.

"Motifnya melakukan itu dari pengakuannya dia ini waktu masih kelas 3 SD pernah menjadi korban seperti itu juga," sambungnya.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads