Gugurnya Bupati Bangka 1963-1965 Mayor Syafrie Rachman di Tangan PKI

Bangka Belitung

Gugurnya Bupati Bangka 1963-1965 Mayor Syafrie Rachman di Tangan PKI

Deni Wahyono - detikSumbagsel
Minggu, 29 Sep 2024 08:01 WIB
Mayor Syafrie Rachman.
Mayor Syafrie Rachman. Foto: Dok. Keluarga Mayor Syafrie Rachman
Pangkalpinang -

Mayor Syafrie Rachman, Bupati Bangka tahun 1963-1965, gugur usai kapal yang ditumpanginya disabotase oleh PKI. Berikut kisah gugurnya sang Mayor.

Syafrie Rachman adalah putra asli Bangka. Ia lahir di Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Bangka Belitung (Babel) pada 15 November 1926. Syafrie anak kedua dari 10 bersaudara. Syafrie masuk daftar pahlawan asal Provinsi Bangka Belitung (Babel).

Gelar Mayor didapat Syafrie ketika bertugas di TNI Angkatan Darat (AD). Syafrie kemudian menjabat Bupati Bangka periode 17 Juli 1963 hingga 30 Juli 1965. Namun, dia gugur setelah Kapal Motor Bea Tjukai (KM BT) 32 disabotase orang-orang PKI di Selat Bangka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mayor Syafrie Rachman.Mayor Syafrie Rachman semasa muda. Foto: Dok. Keluarga Mayor Syafrie Rachman

Sejarawan dan Budayawan Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia Dato' Akhmad Elvian menceritakan gugurnya Mayor Syafrie Rachman di masa PKI. Syafrie gugur saat akan menuju Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) pada 1965 silam.

"Pada tanggal 30 Juli 1965, Bupati Bangka Syafrie Rachman mendapat undangan dari Gubernur Abujazid Bustomi di Palembang. Beliau berangkat menggunakan KM BT-32," ujar Dato' Akhmad Elvian mengawali cerita kepada detikSumbagsel, Sabtu (28/9/2024).

ADVERTISEMENT

Elvian menjelaskan, Mayor Syafrie berangkat bersama rombongan dan tim kesenian dari Pulau Bangka, termasuk istrinya Nik Kurniasih. Namun, dalam perjalanan tersebut kapalnya terbakar.

"Dalam perjalanan ke Palembang itu kapal motor yang ditumpangi Syafrie Rachman terbakar di Selat Bangka akibat disabotase PKI. Dalam peristiwa itu, Bupati Bangka Syafrie meninggal dunia," kata Elvian.

"Selanjutnya, Nyonya Saleh Zainuddin (istri Wali Kota Pangkalpinang), Nyonya Aisyah, Itjan Saleh (Jaksa), Surya Mahyudin, Indra Mahyudin (putra Kajari), Temmy Iskak, dan T Sarumpaet juga meninggal di peristiwa tersebut," sambungnya.

Dalam peristiwa kapal KM BT-32 yang disabotase PKI tersebut, istri Mayor Syafrie, Kurniasih, berhasil selamat bersama rombongan lainnya. Mereka diselamatkan oleh KM Sinar Musi yang melintas.

"Korban selamat adalah Komandan Kodim Bangka Tafsil Chotob dan istrinya, Nyonya Syafrie Rachman (Nik Kurniasih) serta sepuluh anggota rombongan. Mereka ditolong KM Sinar Musi yang kebetulan melewati jalur itu," ujarnya.

Elvian mengungkap siapa yang melakukan sabotase terhadap yang ditumpangi kapal Mayor Syafrie bersamaan rombongannya itu. Hal itu berdasarkan sidang di Pengadilan Negeri Pangkalpinang.

"Diketahui bahwa CC PKI Bangka menugaskan Ketua Sub Seksi PKI Mentok Nurzab Tanwin untuk melakukan sabotase. Jika tugas berhasil, CC PKI Bangka akan memberikan hadiah uang Rp 1,5 juta dan mobil sedan untuk pelaku sabotase," ungkap Elvian.

Sabotase itu, lanjut Elvian, adalah konspirasi politik PKI. Aksi tersebut juga diketahui oleh CC PKI di Jakarta. Kata dia, sebelumnya Sekretaris CC PKI Bangka Fung Liong Sen kembali dari Jakarta pada Juli 1965.

Selanjutnya, Fung Liong Sen menyampaikan kepada Anggota CC PKI Bangka Ngadiman tentang rencana meretool atau menjatuhkan Bupati Syafrie yang telah disetujui oleh CC PKI Jakarta.

"Syafrie Rachman gugur di Selat Bangka korban dari konspirasi politik PKI, beliau menjadi target PKI lantaran sikap, keputusan-keputusan, dan kebijakan sebagai kepala daerah yang tidak mengakomodir kepentingan dan keinginan PKI," tegasnya.

Menurutnya, sikap berlawanan PKI kepada Syafrie Rachman diperlihatkan secara terbuka. Bahkan dalam sejumlah pertemuan, PKI selalu melancarkan kritik untuk menjatuhkan Bupati.

"Bupati Bangka jadi target karena tidak memasukkan wakil PKI dalam keanggotaan Badan Pemerintah Harian (BPH) Kabupaten Bangka. Kemudian mengganjal Program-Program PKI, misalnya terkait kenaikan harga minyak tanah dan manipulasi beras," ucapnya.

Peristiwa gugurnya Mayor Safrie terjadi ketika subuh. Selang sehari, jenazahnya dikebumikan di Makam Pahlawan Pawitralaya Kota Pangkalpinang.

Mayor Syafrie jadi salah satu pahlawan asal Provinsi Bangka Belitung (Babel) yang gugur memperjuangkan kemerdekaan RI. Untuk mengenang jasanya, nama Mayor Syafrie diabadikan sebagai nama jalan di sejumlah wilayah di Bangka, serta nama rumah sakit di Kecamatan Kelapa, Kabupaten Bangka.




(des/des)


Hide Ads