Peristiwa G30S/PKI: Sejarah, Kronologi, Dampak dan Nilai yang Dipelajari

Peristiwa G30S/PKI: Sejarah, Kronologi, Dampak dan Nilai yang Dipelajari

Melati Putri Arsika - detikSumbagsel
Rabu, 25 Sep 2024 04:00 WIB
Ilustrasi Jenderal pada 1965
Ilustrasi peristiwa g30s/pki (Foto: Ilustrasi: Edi Wahyono)
Palembang -

Gerakan 30S/PKI atau G30S/PKI merupakan peristiwa berdarah yang dikenang setiap tanggal 30 September. Aksi pemberontakan dilancarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk merebut kekuasaan pemerintahan Republik Indonesia (RI).

Pemberontakan kekuasan secara sah terjadi pada tanggal 30 September 1965 dan dianggap sebagai tragedi nasional yang kelam. Terjadi pembunuhan enam perwira tinggi militer Indonesia dan beberapa orang lainnya pada saat percobaan kudeta.

Nah, untuk mengenang kembali peristiwa G30S/PKI yang tercatat dalam sejarah Indonesia, berikut ini rangkuman kronologi hingga dampak dan nilai yang bisa dipelajari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah G30S/PKI

Dikutip buku sejarah Indonesia dari Proklamasi Sampai Pemilu 2009 milik Kardiyat Wiharyanto, puncak penyelewengan terjadi pada tahun 1965 ketika kelompok berkepentingan saling berlomba untuk mencuri perhatian presiden dengan cara memfitnah. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya pembunuhan beberapa perwira TNI. Peristiwa itulah yang menjadi latar belakang munculnya G30S/PKI.

Landasan gerakan PKI adalah manifesto politik yang menyatakan rakyat Indonesia sedang menyelesaikan revolusi atau revolusi belum selesai. Berdasarkan dalih tersebut, PKI mengajak rakyat menyelesaikan revolusi sesuai tahapan yang telah ditentukan yakni nasional demokratis dan sosialisme.

ADVERTISEMENT

PKI berusaha mengganti dasar negara, Pancasila dengan komunisme. Mereka hanya menerima Pancasila sebagai alat pemersatu. Usaha itu disebarluaskan oleh ketua PKI, D.N Aidit bersama dengan kampanye Nasakom baik di kalangan sipil maupun perwira militer.

Kronologi Terjadinya G30S

Pada waktu memproklamasikan kemerdekaan RI, pendiri negara sepakat menerima Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila menjadi perjanjian luhur bangsa untuk bersatu dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ketika masa demokrasi terpimpin, kegiatan politik didominasi oleh PKI. Republik Indonesia (RI) mengalami penyimpangan ideologi maupun konstitusi.
Penyimpangan ideologi berupa penyamaan konsep politik Nasakom (nasionalisme, agama dan komunisme) dengan Pancasila. Sementarala penyimpangan konstitusi berupa pengangkatan presiden seumur hidup.

Momen meletusnya pergerakan 30 September 1965 bertepatan dengan kondisi Presiden Soekarno yang dikabarkan sakit. Gerakan tersebut dipimpin Letkol Untung, yang merupakan komandan Cakrabirawa (pasukan pengawal presiden). Hal tersebut dianggap sebagai bentuk pengkhianatan terhadap perjuangan bangsa Indonesia dan Pancasila.

Mereka berdalih ingin menyelamatkan presiden dari perebutan kekuasaan dewan jenderal sehingga terjadi penangkapan pimpinan militer hingga menguasai obyek vital lainnya. Tujuan PKI satu yakni mengganti dasar negara Pancasila dengan komunisme.

Untuk mencapai cita-cita itu, PKI melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap enam orang perwira tinggi angkatan darat (TNI AD). Mereka mengumumkan melalui siaran RRI pada Jumat, 1 Oktober 1965 bahwa perebutan kekuasaan terhadap pemerintah RI sudah sah dilakukan PKI. Hal itu membuat masyarakat resah.

Pada hari yang sama, Panglima Kostrad, Mayor Jenderal Soeharto menyatakan bahwa G30S adalah gerakan kontra revolusi yang telah menculik beberapa perwira tinggi dan mengambil alih kekuasaan negara. Adapun nama-nama perwira yang diculik dan gugur dalam G30S yakni Letjen A. Yani, Mayjen Suprapto, Mayjen S. Parman, Mayjen Haryono, Brigjen D.I. Panjaitan, dan Brigjen Soetojo Siswomihardjo.

Penumpasan G30S/PKI

Mayor Jenderal Soeharto sebagai Panglima Kostrad dan pemimpin sementara TNI AD mengambil kesimpulan bahwa pelaku G30S adalah PKI sehingga harus ditumpas dengan segera.

Langkah pertama yang dilakukan yakni mengkonsolidasi dan menggerakkan pasukan Kostrad serta kesatuan yang tidak mendukung G30S seperti RPKAD (kini Kopassus) yang dipimpin oleh Kolonel Sarwo Edhie Wibowo. Ia dipercaya untuk merebut kembali stasiun RRI dan kantor telekomunikasi.

Setelah ibukota berhasil dikuasai, operasi penumpasan dilakukan di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Pimpinan pemberontak seperti Letkol Untung, Suherman, Wisnuraji, Mulyono, Usman dan lainnya berhasil ditangkap. Mereka diadili oleh Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub). Operasi penumpasan dilakukan secara merata hingga pulau Sumatra dan lainnya.

Dampak Peristiwa G30S/PKI

Dilansir laman Fakultas Hukum Umsu, ada sejumlah dampak yang muncul imbas G30S/PKI di antaranya yakni:

1. Krisis Ekonomi dan Politik

Peristiwa berdarah 30 September 1965 menciptakan krisi politik dan ekonomi yang mendalam bagi Indonesia. Pembunuhan enam perwira tinggi militer membuat struktur keamanan negara hancur dan tercipta ketidakstabilan politik secara berkepanjangan.

2. Pengaruh Militer Menguat

Tragedi pembunuhan tersebut membuat kekosongan kepemimpinan militer. Hal ini memperkuat peran militer dalam politik Indonesia dan memberikan pengaruh lebih besar dalam pengambilan keputusan.

3. Ideologi Politik Berubah

G30S/PKI memberikan dampak pada perubahan arah politik Indonesia. Dukungan terhadap Nasakom dan ideologi kiri melemah sementara paham anti komunis dan anti kiri semakin berkembang.

4. Represi Terhadap PKI dan Kelompok Kiri

Pasca peristiwa G30S/PKI terjadi represi besar-besaran terhadap anggota PKI dan kelompok kiri. Ribuan orang dianggap terlibat, dipenjarakan, bahkan dieksekusi tanpa pengadilan yang adil.

5. Hubungan Internasional yang Terpengaruh

Peristiwa ini pun berdampak besar pada hubungan Indonesia dengan negara-negara Barat. Banyaknya perusahaan asing yang nasionalisasi dan kebijakan anti komunis membuat Indonesia memasuki era isolasi internasional.

Nilai yang Bisa Dipelajari dari G30S/PKI

Berakhirnya penumpasan PKI setelah Gerakan 30 September 1965 membuat Indonesia banyak belajar. Beberapa nilai yang bisa dipelajari dari peristiwa ini yakni:

1. Pentingnya Stabilitas Politik

G30S/PKI mengajarkan bahwa stabilitas politik begitu penting dalam pembangunan suatu negara. Adanya ketidakstabilan politik membuat kerugian besar dalam segala aspek kehidupan masyarakat.

2. Mengetahui Pengaruh Ideologi Terhadap Politik

Sikap kritis terhadap pengaruh ideologi yang ekstrem dalam politik menjadi suatu pengajaran yang bisa diambil. Ideologi yang berlebihan dapat merugikan dan memecah belah masyarakat.

3. Perlunya Keterbukaan dan Dialog

Hal penting dari peristiwa ini adalah keterbukaan dan dialog dalam mengatasi ketegangan politik. Kurangnya dialog dapat mengakibatkan ketegangan yang berujung pada kekerasan.

4. Hormat Pada Harkat dan Martabat Manusia

Tragedi berdarah ini mengingatkan seluruh lapisan masyarakat bahwa harkat dan martabat manusia itu penting. Penindasan terhadap kelompok atau ideologi tertentu harus dihindari demi perdamaian dan keadilan.

5. Kekerasan Politik Berujung Bayaran Mahal

Dampak dari kekerasan politik pada tragedi G30S/PKI menunjukkan adanya bayaran mahal yang harus dilakukan oleh masyarakat. Perdamaian dan dialog yang konstruktif menjadi pilihan yang lebih efektif.

Demikian rangkuman peristiwa G30S/PKI mulai dari sejarah, kronologi, dampak hingga nilai-nilai yang bisa dipelajari. Semoga bermanfaat ya!




(csb/csb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads