Festival Junjung Pusako bakal digelar oleh Pemerintah Kabupaten Sarolangun Jambi. Festival yang menonjolkan tradisi lokal dan adat budaya Jambi itu akan dilaksanakan di tengah rangkaian Kenduri Swarnabhumi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Festival Junjung Pusako rencananya dilaksanakan 26-27 September 2023. Pj Bupati Sarolangun Jambi, Bachril Bakri mengatakan bahwa Festival Junjung Pusako ini akan digelar sebagai bentuk penyebarluasan tradisi adat di daerah Kabupaten Sarolangun, Jambi. Ini juga bertujuan untuk mempertahankan tradisi lokal oleh generasi muda.
"Festival Junjung Pusako ini telah dilakukan secara turun-temurun sejak masa lampau untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebab karunia nikmat keberhasilan panen sekaligus persiapan untuk turun ke ladang di tahun mendatang," kata Bachril, Senin (18/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, junjung pusako merupakan tradisi membersihkan pusaka leluhur yang terdiri dari keris, tanduk kerbau sebelah, tabung air minum, kain bathin, giring-giring, batu induk padi, dan tempat rambut putri susu tunggal.
"Salah satunya adat junjung pusako ini banyak dilakukan oleh masyarakat Tanjung Gagak, Kecamatan Bathin VII, Sarolangun yang turun-temurun dijalankan. Dan ini akan terus dilestarikan dengan momentum Kenduri Swarnabhumi dari Kemendikbud Ristek," ujar Bachril.
"Intinya Pemerintah Kabupaten Sarolangun amat mendukung penuh penyelenggaraan Kenduri Swarnabhumi tahun ini, kita berharap, Pemerintah Kabupaten Sarolangun dapat membuat Kenduri Swarnabhumi 2023 lebih baik dan meriah ketimbang tahun sebelumnya," lanjutnya.
Sebelum agenda festival, Workhsop Tata Kelola Tradisi Junjung Pusako ini juga menghadirkan para pemateri yang berkompeten di bidangnya yaitu Panen Ahli Indonesiana Dede Pramayoza, pelaku teater dan drama Fitri Noveri, serta pegiat komunitas seni budaya lokal Rony Putra.
Sedangkan para peserta workshop terdiri dari kalangan seniman, budayawan, komunitas tradisi, akademisi, maupun pemerhati adat.
"Nantinya dalam festival ini juga menceritakan masyarakat lokal tentang wilayah tersebut membantu promosi potensi aktivitas budaya yang berdampak pada alokasi anggaran nagari dalam pengembangan kebudayaan," ucap Bachri
(des/des)