Pemerintah akhirnya menutup total akses jembatan Junjung, Sumbergempol, Tulungagung karena nekat dilewati warga meskipun kondisi rusak. Rencananya pembuangan baru akan dilakukan tahun 2026.
Dari pantauan detikjatim, pada dua ujung jembatan yang menghubungkan Kecamatan Sumbergempol dan Boyolangu terpasang besi pembatas yang dilas dengan konstruksi jembatan. Bahkan di sisi Kecamatan Boyolangu juga ditutup dengan anyaman bambu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Tulungagung Dwi Hari Subagyo mengatakan penutupan akses ini adalah hasil kesepakatan di tingkat Forkopimcam. Sebab jika dibiarkan dilewati bisa membahayakan masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penutupannya kemarin. Sebelum ditutup itu dilakukan rapat koordinasi, sebetulnya ada 2 opsi, ditutup atau dibuatkan jembatan bambu di sebelahnya. Kesepakatannya ternyata ditutup total," kata Dwi Hari, Selasa (22/4/2025).
Menurutnya, konstruksi jembatan itu telah mengalami kerusakan dan ambles di penyangga tengah. Jika terus menerus dilalui kendaraan maka akan berpotensi semakin parah.
"Kalau sampai terjadi apa-apa siapa yang bertanggung jawab? Makanya demi keselamatan bersama ditutup total," jelasnya.
Hari menjelaskan bahwa sesuai dengan rencana awal pembangunan, jembatan antarkecamatan itu akan dibangun kembali tahun ini. Namun karena waktu yang tidak mencukupi akhirnya diundur pada 2026.
![]() |
Sebelumnya, PUPR sempat mengajukan bantuan pembangunan ke Provinsi Jawa Timur melalui alokasi Belanja Tidak Terduga (BTT) namun batal terwujud akibat efisiensi anggaran secara besar-besaran.
"Insyaallah akan kami bangun di awal tahun depan menggunakan APBD Tulungagung. Awalnya memang tahun ini, tapi untuk pembangunan konstruksi itu butuh 8 bulan, sehingga tidak cukup waktunya. Belum lagi perencanaannya," jelasnya.
Tahun ini Dinas PUPR Tulungagung akan fokus untuk tahap perencanaan pembangunan jembatan. Harapannya pada awal 2026 proyek tersebut sudah bisa dilelang dan segera dikerjakan.
"Anggaran pastinya belum tahu, tapi estimasinya sekitar Rp 7,5 miliar. Nah, proyek konstruksi dari APBD tidak boleh dilakukan multiyears (tahun jamak), tapi harus selesai 1 tahun anggaran," imbuhnya.
Sementara itu, salah seorang warga setempat Junjung Suryanto berharap pembuatan jembatan baru itu bisa segera dilaksanakan karena infrastruktur itu merupakan akses penting bagi masyarakat di kedua wilayah.
"Kalau bisa segera dibangun, biar bisa dilewati kembali. Ini merupakan akses terdekat, kalau lewat jalur utama harus memutar agak jauh. Makanya ketika ini ditutup banyak pengguna jalan yang memutar jauh," kata Suryanto.
Menurutnya, rusaknya Jembatan Junjung juga berdampak langsung pada perekonomian para pedagang yang ada di sekitarnya. Ia mengaku omzet penjualan warung kopi miliknya merosot jauh setelah rusaknya jembatan.
"Jadi sangat berpengaruh, biasanya orang yang lewat banyak yang mampir, sekarang sepi," ujarnya.
(dpe/iwd)