Produksi budidaya udang vaname di Provinsi Bangka Belitung (Babel) meningkat sejak satu tahun terakhir. Namun harga udang vaname di Babel malah turun.
"Produksi udang vaname mengalami peningkatan. Dibarengi jumlah tambak juga bertambah," kata Pengawas Perikanan Bidang pembudidayaan Ikan Ahli Madya Babel, Suti Maryati kepada detikSumbagsel, Selasa (30/5/2023).
Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bangka Belitung (Babel) di tahun 2021 jumlah produksi mencapai 7.165 Ton atau senilai Rp 510.513.847.574. Sedangkan di tahun 2022 akhir total produksi mengalami peningkatan yakni 8.929 ton dengan nilai Rp 633.403.115.000.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk kenaikan mencapai kisaran 18 persen. Naik 1.246 ton untuk produksi udang vaname," ujar Suti Maryati.
Menurutnya, untuk wilayah Bangka Belitung tidak memiliki target produksi udang vaname. Dia menyebut hanya ada target produksi perikanan budaya secara keseluruhan.
"Khusus target udang vaname tidak ada. Tapi untuk semua hasil perikanan budidaya (campur) seperti ikan darat, laut dan udang mencapai 13 ribu ton dalam satu tahun," ungkapnya.
Namun kenaikan jumlah produksi budidaya udang vaname di Bangka Belitung, kata Suti, tidak selaras dengan harga jual. Harga udang vaname sendiri justru menurun. Hal itu terjadi karena permintaan ekspor udang nasional menurun.
"Ada penurunan harga udang nasional. Udang vaname size 30 yang dulunya di atas Rp 95 ribu turun menjadi Rp 80 ribu. Ditambah ada kejadian penyakit (udang) sehingga ada tambak sebagian off," bebernya.
Dijelaskan Suti, saat harga udang vaname size 30 turun, justru untuk udang dengan ukuran kecil harganya masih tetap stabil yakni di size 40, 50, 60. Misal size 100 harga sekitar Rp 45 ribu per kilogram.
"Adanya penurunan harga ditambah penyakit, di akhir 2022 petambak juga mengurangi operasionalnya," jelasnya.
Lanjutnya, di awal 2023 harga udang sudah ada peningkatan meskipun tidak signifikan. Namun dengan begitu harga udang masih belum stabil, mengingat setiap pengepul (kolektor) memiliki standar harga masing-maning.
"Harga size 20, 30 itu masih tergolong rendah, makanya sekarang jarang petani memelihara sampai size 20, 30 karena harga belum bagus," tegasnya.
Mengingat harga yang masih rendah, petani udang di Bangka Beliting pun membuat siasat agar harga jual bisa menutup biaya produksi. Hal itu dilakukan agar para petani tidak mengalami kerugian dan bisa menutup biaya produksi seperti listrik lebih sedikit dan pakan lebih sedikit.
"Operasional tambak di Babel lumayan tinggi karena sapras dari luar seperti benur, pakan, kincir dan sebagainya. Cost produksi lebih tinggi," sebutnya.
"Parsel 1 pertama dipanen total. Jadi cuma 65 hingga 70 hari udah dipanen. Tidak lagi 100 hari," katanya usai melakukan pengecekan di lapangan belum lama ini.
Data terakhir Maret 2023, harga udang berdasarkan ukurannya yakni ukuran 20 Rp 99,500, 30 (Rp 79,500), 40 (Rp 76 ribu), 50 (Rp 66 ribu), 60 (Rp 62 ribu), 70 (Rp 60 ribu), 80 (Rp 58,500), 90 (Rp 55 ribu) dan 100 (Rp 52 ribu).
Sementara itu, untuk jumlah tambak yang terdaftar ada 185 tambak. Sekitar 70 persen sudah beroperasion. Sebagian ada yang masih proses perizinan dan konstruksi.
(nkm/nkm)