Harga Cabai di Palembang Masih Tinggi, Disdag Palembang Beri Penjelasan

Harga Cabai di Palembang Masih Tinggi, Disdag Palembang Beri Penjelasan

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Rabu, 22 Jan 2025 19:40 WIB
Harga cabai rawit merah tembus Rp 130.000 per kilogram (kg), setara harga daging sapi. Harga cabai melonjak gara-gara gagal panen di berbagai sentra produksi.
Foto: Harga cabai (Grandyos Zafna)
Palembang -

Harga kebutuhan pokok di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) terus merangkak naik sejak awal 2025. Menjelang Imlek dan Ramadan diprediksi harga kebutuhan pokok diprediksi masih akan terus mengalami fluktuasi.

Pada Rabu (22/1/2025), harga kebutuhan pokok seperti cabai merah keriting Rp 66.000 per kilogram, cabai rawit merah Rp 80.000 per kilogram. Sementara harga bawang merah Rp 40.000 per kilogram dan bawang putih Rp 45.000 per kilogram,serta minyak goreng kemasan Rp 19.000 per liter.

Kepala Bidang Stabilisasi dan Sarana Distribusi Dinas Perdagangan Kota Palembang, Elsa Noviani mengatakan saat ini permintaan cabai cukup besar namun tak sejalan dengan stoknya. Karena itulah yang mengakibatkan harga cabai naik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Stok cabai sudah mulai berkurang karena musim panen sudah hampir berakhir, akibatnya produksi cabai juga menurun dan menyebabkan harga cabai di pasaran naik," ujarnya, Rabu (22/1/2025).

Selain itu, lanjut Elsa, musim hujan juga menjadi salah satu faktor naiknya harga cabai. Sebab, akibat curah hujan yang tinggi banyak membuat cabai rusak dan mudah busuk.

ADVERTISEMENT

"Sehingga banyak di pasaran terlihat cabainya basah dan tidak kering seperti musim panas. Ditambah lagi, harganya yang mahal," tuturnya.

Selain karena saat ini bukan musim panen dan karena faktor cuaca, kata dia, harga cabai di pasaran meningkat salah satunya stok cabai diambil dari Aceh, bukan dari Pulau Jawa. Ini mengakibatkan ongkos atau biaya lebih tinggi dari biasanya.

"Faktor-faktor ini juga sama halnya dengan bawang merah yang fluktuatif karena dampak cuaca dan stok dari daerah asal seperti Brebes juga berkurang karena bukan musim panen," ujarnya.

Sementara untuk harga minyak goreng kemasan mengalami kenaikan karena berdasarkan Permendag No.18 tahun 2024 yang mengatur HET MinyaKita dari 14.000 menjadi 15.700 per liter.

"Tadi kami sudah cek kalau dari distributor harga minyak kita Rp 15.700 per liter tapi di pedagang pengecer harga minyak di jual Rp 18.000 per liter hingga Rp 20.000 per liter. Ini permainan pedagang kalau distributor harga sudah sesuai dengan peraturan pemerintah," katanya.

Sementara itu, Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto mengatakan inflasi pada Desember mengalami penurunan. Meski begitu, komoditi yang menyumbang inflasi masih sama yakni cabai merah, bawang merah, bawang putih dan tomat.

"Diperkirakan inflasi akan terus terjadi hingga Maret karena Desember ada Natal dan Tahun Baru, lalu ada perayaan Imlek dan Februari banyak akan sedekah menyambut puasa dan menjelang Ramadan pasti harga sejumlah komoditi akan mengalami kenaikan," ujarnya.

Meski begitu, lanjut Wahyu, Pemerintah akan terus berupaya menekan inflasi dengan menggelar pasar murah.




(dai/dai)


Hide Ads