Cara Mewujudkan Keluarga Sakinah, Lengkap Ciri-cirinya dalam Islam

Cara Mewujudkan Keluarga Sakinah, Lengkap Ciri-cirinya dalam Islam

Muhammad Febrianputra Jastin - detikSumbagsel
Sabtu, 28 Des 2024 23:00 WIB
Ilustrasi keluarga muslim.
Foto: Ilustrasi keluarga (Getty Images/Jacob Wackerhausen)
Palembang -

Dalam pernikahan dan membangun keluarga. Tentunya setiap orang menginginkan keluarga yang tentram dan awet hingga akhir hayat. Di dalam Islam, ada sebuah istilah sakinah.

Dilansir Buku Restu Orang Tua Menuju Keluarga Sakinah oleh Marsidi, M. Deradjat, dan Mohammad Amin, keluarga sakinah adalah keluarga yang dibina dan tentram. Selain itu keluarga sakinah juga berarti mampu mengamalkan, menghayati dan memperdalam nilai-nilai keimanan.

Keluarga Sakinah merupakan Impian bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya, berikut detikSumbagsel rangkum cara mewujudkan Keluarga Sakinah, lengkap ciri-cirinya dalam islam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa itu Keluarga Sakinah?

Sering mendengar ucapan "semoga menjadi keluarga sakinah." Namun tidak semua orang mengetahui apa itu keluarga sakinah. Dilansir Buku Pedoman Ilahiah Dalam Berumah Tangga, berikut pengertian keluarga sakinah.

Keluarga sakinah terdiri dari dua kata yaitu keluarga dan sakinah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keluarga berarti sebagai ibu dan bapak serta anak-anaknya. Sedangkan sakinah artinya kedamaian, ketentraman, ketenangan yang diambil asal kata sakana dari bahasa Arab yang berarti diam dari guncang dan gerak.

ADVERTISEMENT

Keluarga sakinah adalah keluarga yang berawal dari rasa cinta (mawaddah) yang dimiliki oleh kedua suami-istri, kemudian berkembang menjadi kasih sayang (rahmah). Selain itu, keluarga sakinah juga bermakna sebuah keluarga yang memiliki ketentraman dan ketenangan di dalamnya setelah mengalami guncangan atau sebuah permasalahan dan mampu mengatasi permasalahan tersebut.

Cara Mewujudkan Keluarga Sakinah

Dilansir dari sumber yang sama, ada beberapa cara untuk mewujudkan keluarga sakinah.

1. Kelurusan Niat

Yang pertama untuk mewujudkan keluarga sakinah adalah kelurusan niat. Menikah merupakan beribadah yang dilakukan seumur hidup. Dikarenakan hal itu, ketika seseorang menikah harus memiliki niat hanya untuk beribadah kepada Allah SWT agar mendapat keberkahan dalam pernikahan.

2. Keimanan dan Ketaqwaan

Dalam sebuah hubungan keluarga, diperlukan adanya keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Iman adalah pengetahuan tentang batiniyah terhadap apa yang diyakini. Sedangkan taqwa adalah wujud dari iman lewat perbuatan sehari-hari. Kedua hal ini harus ada untuk menciptakan keluarga sakinah.

3. Kasih Sayang

Keluarga sakinah terbentuk karena adanya rasa saling mencintai dan kasih sayang diantara keduanya. Apalagi ketika mempunyai seorang anak, rasa kasih sayang sangat penting bagi psikologis anak dalam tumbuh dan kembangnya.

Seperti disebutkan dalam Al-Qur'an Surah Ar-Rum ayat 21:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةًۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Arab Latin: wa min âyâtihî an khalaqa lakum min anfusikum azwâjal litaskunû ilaihâ wa ja'ala bainakum mawaddataw wa raḫmah, inna fî dzâlika la'âyâtil liqaumiy yatafakkarûn

Artinya: Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.

4. Saling Terbuka

Untuk mewujudkan keluarga yang tentram, harus saling terbuka antara suami dan istri. Keterbukaan diwujudkan dalam pemikiran, sikap, sifat dan tingkah laku suami dan istri sehingga adanya rasa kepercayaan dalam keluarga.

5. Komunikasi dan Musyawarah

Dalam sebuah keluarga, pastinya tidak lepas dari permasalahan. Pentingnya dalam menciptakan keluarga sakinah ketika ada permasalahan, diselesaikan dengan cara berkomunikasi dan bermusyawarah.

6. Tasamuh (Toleransi) dan Pemaaf

Pertikaian tidak mungkin terhindarkan dalam sebuah keluarga. Tak jarang ditemukan pertikaian dalam sebuah keluarga disebabkan karena masalah yang kecil hingga berujung perpisahan. Dikarenakan hal itu, perlunya rasa toleransi dan pemaaf di dalam keluarga.

Disebutkan juga di dalam Al-Qur'an dalam Surah Ali Imran ayat 134:

الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Arab Latin: Alladzîna yunfiqûna fis-sarrâ'i wadl-dlarrâ'i wal-kâdhimînal-ghaidha wal-'âfîna 'anin-nâs, wallâhu yuḫibbul-muḫsinîn

Artinya: (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

7. Adil

Sikap adil harus ada dan merupakan salah satu faktor agar bisa mewujudkan keluarga sakinah. Adil berarti bukan membagi sama rata, tetapi adanya keseimbangan sesuai kebutuhan masing-masing. Di dalam islam, diwajibkan untuk bersikap adil dalam berbagai hal termasuk kepada anak-anak.

Dilarang membedakan dan melebihkan salah satu diantara mereka ketika memiliki dua anak. Anak merupakan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepada sebuah keluarga. Sehingga anugerah ini harus dijaga dengan baik.

Ciri- ciri Keluarga Sakinah

Dilansir Buku Ketahanan Keluarga Dalam Perspektif Islam oleh Prof. Dr. Hj Amany Lubis, MA, dkk, ciri-ciri keluarga sakinah adalah:

1. Kehidupan berdasarkan Al-Qur'an dan sunnah

2. Tercukupinya kebutuhan hidup

3. Saling mencintai dan saling menghormati

4. Saling berkomunikasi dan saling memaafkan

5. Terjalin hubungan yang penuh pengertian dan saling menghormati

6. Terpeliharanya kesehatan setiap anggota keluarga

7. Setiap anggota keluarga dapat merasakan ketenangan dan kedamaian

8. Dapat menghadapi dan menyelesaikan masalah keluarga

Nah, itu tadi detikers cara mewujudkan keluarga sakinah lengkap ciri-cirinya dalam Islam. Semoga bermanfaat

Artikel ini ditulis oleh Muhammad Febrianputra Jastin, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(dai/dai)


Hide Ads