Cerita Pedagang Alpukat Raup Cuan dari Wisatawan yang Berkunjung ke Pagar Alam

Sumatera Selatan

Cerita Pedagang Alpukat Raup Cuan dari Wisatawan yang Berkunjung ke Pagar Alam

Rio Roma Dhoni - detikSumbagsel
Minggu, 17 Nov 2024 21:30 WIB
Salah satu lapak penjual buah alpukat di Pagar Alam
Salah satu lapak penjual buah alpukat di Pagar Alam (Foto: Rio Roma Dhoni)
Pagar Alam -

Pedagang buah alpukat di Pagar Alam, Sumatera Selatan (Sumsel), meraup cuan ratusan ribu per hari dari wisatawan yang datang. Alpukat sendiri menjadi oleh-oleh wajib saat berkunjung kota ini.

Para pedagang biasanya menjual alpukat Pagar Alam dengan cara digantung menggunakan jaring. Tak hanya alpukat, pedagang juga menjual beraneka ragam buah-buahan lainnya seperti jeruk, apel, salak, dan semangka.

Seperti di Jalan Pesirah Yohan, Kelurahan Ulu Rurah, Kecamatan Pagar Alam Selatan, Pagar Alam, Sumsel. Terdapat beberapa lapak para pedagang yang berjejer di pinggir jalan dihiasi buah alpukat yang digantung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu pedang alpukat Pagar Alam bernama Erik mengatakan sudah menjadi pedang alpukat selama lima tahun. Kata dia, pembeli kebanyakan berasal dari wisatawan yang berkunjung ke Pagar Alam.

"Iya kebanyakan yang beli itu wisatawan, mungkin jadi oleh-oleh. Ada juga yang beli untuk dijual kembali," katanya Minggu (17/11/2024).

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan terdapat beberapa jenis alpukat yang dijualnya, mulai dari jenis mentega, aligator dan kendil (buah yang disetek).

"Kalau aligator 600 gram per buah, kalau kendil bisa 1 kilogram lebih per buah. Tapi yang paling banyak dicari itu yang berukuran sedang," jelasnya.


Erik mengaku omzet per hari yang didapat dari menjual alpukat tidak menentu. Namun, saat weekend bisa meraup cuan ratusan ribu bahkan jutaan.

Kata dia, pada hari biasa hanya terjual satu kantong dengan berat 10 kilogram. Sedangkan weekend bisa terjual lima hingga sepuluh kantong dengan barat per kantongnya 10 kilogram.

"Kalau weekend bisa 50 kilogram terjual atau lebih, hari normal tidak tentu. Kalau harganya tergantung ukuran, yang kecil Rp 15 ribu isi 7 sampai 8 buah per kg, ukuran sedang Rp 25 ribu hingga Rp 35 ribu. Sedangkan yang super Rp 45 ribu," ungkapnya.

Erik mengatakan, alasan menjual alpukat dengan cara digantung agar menarik perhatian para pembeli. Alpukat yang ia jual berasal dari para petani langsung.

Hal senada dikatakan pedagang alpukat lainnya bernama Wahyu. Dia mengatakan, dalam satu hari bisa menjual 10 kilogram alpukat dengan berbagai ukuran. Namun, di-weekend bisa lebih dari itu.

"Satu hari 10 kilogram, tapi kalau hari libur bisa lebih," katanya dihubungi detikSumbagsel, Minggu.

Budi mengatakan dalam satu hari omzetnya bisa mencapai ratusan ribu, namun jika weekend bisa jutaan. Alpukat yang banyak dibeli wisatawan di tempatnya berukuran besar.

"Wisatawan yang beli biasanya yang ukuran besar. Pembelinya bukan hanya dari Sumsel, tapi juga dari luar Sumsel seperti Lampung dan Jakarta," ujarnya.




(csb/csb)


Hide Ads