Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih terjadi di wilayah Sumatera Selatan. Dalam beberapa hari terakhir, Satuan Tugas Udara (Satgas Udara) mengupayakan pemadaman di Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
"Karhutla di Sumsel tersisa di Tulung Selapan, upaya pemadaman dengan helikopter masih terus dilakukan hingga saat ini," ujar Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, Minggu (10/11/2024).
Dalam pemadaman Sabtu (9/11), dua helikopter dikerahkan untuk menyiram wilayah karhutla di Tulung Selapan. Dua helikopter melakukan 56 kali water bombing. Namun, asap masih terlihat hingga akhir pemadaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisinya masih berasap. Pemadaman lanjutan akan dilakukan hari ini, menunggu informasi pemantauan dari patroli udara," katanya.
Sudirman menjelaskan, intensitas Karhutla mulai menurun sejak awal November. Masuknya musim hujan membuat lahan mulai basah dan mengurangi potensi terbakar.
"Sudah masuk musim hujan sehingga lahan menjadi basah dan api tidak mudah menyebar atau meluas ke titik-titik lain," ungkap Sudirman.
Sudirman menyebut berdasarkan dari data Lapan (Hotspot BRIN) terpantau ada 9 titik panas yang tersebar di wilayah Muara Enim (5 titik), OKI (2 titik), Muba (1 titik), dan OI (1 titik).
"Satu hotspot terpantau di wilayah gambut yang ada di OKI. Wilayah OKI masih terpantau rawan karhutla, khususnya di bagian utara yang masih berstatus merah atau sangat mudah terbakar," terangnya.
Sepanjang 1-9 November, kata Sudirman, jumlah titik panas yang terpantau sebanyak 48 titik. Sementara di tahun ini, jumlah hotspot terbanyak terjadi pada musim kemarau. Yakni pada September yang mencapai 1.540 titik, Agustus 1.173 titik, Oktober 710 titik, dan Juli 530 titik. Sementara sepanjang 2024 (Januari-9 November) sebanyak 4.442 titik.
(dai/dai)