- Fakta-Fakta Hari Sumpah Pemuda 1. Awalnya Bukan Bernama \ 2. Diikrarkan di Rumah Orang Tionghoa 3. Diawasi oleh Polisi Belanda dan Tidak Boleh Ada Kata Merdeka 4. Gedung Kongres Pemuda II Dijadikan Museum 5. Kongres Dilaksanakan di Lapangan Banteng 6. Bahasa Indonesia Ditetapkan sebagai Bahasa Persatuan 7. Hasil Putusan Kongres Dirumuskan oleh Satu Orang 8. Hanya Ada 6 Perempuan yang Ikut Kongres Pemuda II 9. Lagu Indonesia Raya Pertama Kali Diperdengarkan 10. Dihadiri oleh Peserta dari Barat dan Timur Indonesia
Tanggal 28 Oktober diperingati masyarakat Indonesia sebagai Hari Sumpah Pemuda. Meski selalu diperingati setiap tahunnya, namun terdapat fakta-fakta Hari Sumpah Pemuda yang jarang diketahui banyak orang.
Pada peristiwa Sumpah Pemuda, seluruh pemuda dari barat dan timur Indonesia berkumpul untuk mengucap ikrar yang berisi bahwa para pemuda bersatu dalam satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa.
Ingin tahu apa saja fakta-fakta dari hari ini? Berikut detikSumbagsel sajikan 10 fakta Hari Sumpah Pemuda yang jarang diketahui.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fakta-Fakta Hari Sumpah Pemuda
Dikutip dari laman Museum Sumpah Pemuda Kemdikbud, berikut 10 fakta dari Hari Sumpah Pemuda.
1. Awalnya Bukan Bernama "Sumpah Pemuda"
Saat ditulis dan dibaca dalam Kongres Pemuda Kedua, rumusan putusan tersebut belum memiliki nama. Namun kemudian setelah dilaksanakan baru muncul istilah Sumpah Pemuda.
2. Diikrarkan di Rumah Orang Tionghoa
Ikrar Sumpah Pemuda diikrarkan di rumah milik seorang pelajar keturunan Tionghoa bernama Sie Kok Liang. Rumah tersebut beralamat di Jalan Kramat Raya, No. 16, Jakarta Pusat yang saat ini dijadikan sebagai cagar budaya dan Museum Sumpah Pemuda.
Sampai saat ini, museum tersebut bisa dikunjungi untuk mempelajari berbagai macam sejarah terkait Sumpah Pemuda.
3. Diawasi oleh Polisi Belanda dan Tidak Boleh Ada Kata Merdeka
Dalam Kongres Pemuda Kedua, kepolisian melarang penggunaan kata merdeka. Larangan ini menjadi alasan mengapa lagu Indonesia Raya diperdengarkan tanpa menyertakan liriknya.
4. Gedung Kongres Pemuda II Dijadikan Museum
Gedung Indonesische Clubgebouw adalah salah satu tempat pelaksanaan Kongres Pemuda Kedua yang ada di Jakarta Pusat. Pada tanggal 20 Mei 1973 setelah pemugaran selesai dilakukan oleh Pemda DKI Jakarta, gedung ini dijadikan museum dengan nama Museum Sumpah Pemuda.
5. Kongres Dilaksanakan di Lapangan Banteng
Pembukaan Kongres Pemuda Kedua dilaksanakan di Katholieke Jongenlingen Bond yang sekarang dikenal dengan Lapangan Banteng. Gedung tersebut saat ini dialihfungsikan menjadi gedung sekolah Santa Ursula dan Lapangannya sering digunakan untuk menyelenggarakan event nasional.
6. Bahasa Indonesia Ditetapkan sebagai Bahasa Persatuan
Salah satu ikrar atau rumusan kongres adalah menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan Indonesia. Sebelumnya pelaksanaan rapat selalu menggunakan bahasa Belanda. Sehingga setiap rapat diperlukan orang yang dapat menerjemahkan pidato kedalam bahasa Melayu. Dalam Kongres Pemuda Kedua, Mohammad Yamin menjadi sekretaris sekaligus penerjemah.
7. Hasil Putusan Kongres Dirumuskan oleh Satu Orang
Putusan Kongres serta ikrar yang dibacakan oleh Soegondo Djojopespitoditulis oleh Mohammad Yamin di atas sebuah kertas saat mendengar pidato dari Mr. Sunario di hari terakhir kongres. Rumusan tersebut kemudian menjadi ikrar Sumpah Pemuda.
8. Hanya Ada 6 Perempuan yang Ikut Kongres Pemuda II
Dari 700 peserta kongres, hanya 82 peserta yang tercatat hadir. Di antara 82 peserta tersebut, ada enam perempuan yang hadir, yakni Dien Pantow, Emma Poeradiredja, Jo Tumbuan, Nona Tumbel, Poernama Woelan, dan Siti Soendari.
9. Lagu Indonesia Raya Pertama Kali Diperdengarkan
Pada rapat ketiga Kongres Pemuda Kedua tanggal 28 Oktober 1928 di Gedung Indonesische Clubgebouw lagu Indonesia Raya pertama kali diperdengarkan dengan lantunan biola tanpa lirik.
10. Dihadiri oleh Peserta dari Barat dan Timur Indonesia
Fakta lain dari Sumpah Pemuda adalah para peserta yang hadir berasal dari barat dan timur Indonesia. Kongres Pemuda II ini dihadiri oleh para perwakilan organisasi pemuda dari Indonesia bagian barat sampai bagian timur dari berbagai macam latar belakang.
Seperti Mohammad Yamin yang merupakan perwakilan dari daerah Minangkabau, Sumatera Barat serta perwakilan dari belahan timur yakni Johannes Leimana asal Ambon, Maluku.
Itulah 10 fakta Hari Sumpah Pemuda yang jarang diketahui. Selamat menyambut Hari Sumpah Pemuda.
Artikel ini ditulis oleh Wulandari, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(des/des)